KEBIJAKAN INVESTASI

Investasi Panas Bumi RI Ikut Ditawarkan Prabowo ke Pengusaha AS

Redaksi DDTCNews | Selasa, 12 November 2024 | 14:00 WIB
Investasi Panas Bumi RI Ikut Ditawarkan Prabowo ke Pengusaha AS

Petugas mengecek pipa pada Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Gunung Salak di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (5/11/2024). Pengembangan kapasitas PLTP nasional ditargetkan mencapai 10,5 GW pada 2025 mendatang. ANTARA FOTO/Arif Firmansyah/rwa.

WASHINGTON, D.C., DDTCNews - Industri pembangkit listrik tenaga panas bumi atau geotermal (PLTP) menjadi salah satu sektor yang ditawarkan Presiden Prabowo Subianto kepada para pengusaha Amerika Serikat (AS).

Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani menyampaikan para pengusaha yang hadir dalam pertemuan bersama presiden menyampaikan respons positifnya. Hingga kini, sudah ada beberapa investor asal AS yang sudah masuk ke sektor panas bumi.

"Geotermal juga spesifik disampaikan Pak Prabowo akan didorong secara cepat di Indonesia. Mereka merespons itu karena sudah ada beberapa yang berinvestasi di geotermal dan akan dipercepat. Dan terpenting mengurangi birokrasi yang berbelit," kata Rosan usai mendampingi Presiden Prabowo Subianto dalam pertemuan dengan The United States Indonesia Society (USINDO), termasuk 12 pimpinan perusahaan besar asal AS, Selasa (12/11/2024).

Baca Juga:
Kementerian Bertambah, Bappenas Ingin Tambah Jumlah Pegawai

Saat ini ada sejumlah skema insentif perpajakan yang ditawarkan pemerintah mendukung pengembangan energi panas bumi. Beberapa di antaranya yakni tax holiday, pembebasan bea masuk dan tidak dipungut pajak dalam rangka impor, serta pembebasan pajak bumi dan bangunan (PBB) selama masa eksplorasi.

Namun, insentif aja ternyata belum cukup. Ada faktor lain yang dinilai menjadi faktor cukup penting untuk menarik investasi, yakni penyederhanaan birokrasi.

Perkara birokrasi atau perizinan usaha yang berbelit ini pernah disampaikan Presiden ke-7 RI, yakni Joko Widodo (Jokowi).

Baca Juga:
Perbaiki Tax Ratio, Pemerintahan Prabowo Perlu Redesain Sistem Pajak

Jokowi mengungkapkan, proses perizinan yang cukup berbelit ternyata menjadi salah satu ganjalan terbesar bagi investor panas bumi di Indonesia. Hal ini diungkapkan langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat membuka Indonesia International Geothermal Convention and Exhibition ke-10 pada September 2024 lalu.

Indonesia disebut memiliki potensi pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) dengan kapasitas 24.000 megawatt (MW). Namun, potensi yang tergarap saat ini baru 11%. Jokowi mengatakan hal tersebut disebabkan tahapan persiapan produksi yang cukup memakan waktu, yakni hingga 6 tahun.

"Yang saya heran, ini peluangnya besar. Sudah kita kerjakan, tapi kok tidak berjalan secara cepat. Ternyata untuk memulai konstruksi dari awal, dari perizinan [hingga produksi] bisa sampai 5-6 tahun," kata Jokowi saat itu. (sap)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 12 November 2024 | 16:00 WIB KABINET MERAH PUTIH

Kementerian Bertambah, Bappenas Ingin Tambah Jumlah Pegawai

Selasa, 12 November 2024 | 12:23 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Perbaiki Tax Ratio, Pemerintahan Prabowo Perlu Redesain Sistem Pajak

Selasa, 12 November 2024 | 10:47 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Perbaiki Tax Ratio, RI Perlu Kerja Keras Perkuat Sistem Perpajakan

Selasa, 12 November 2024 | 09:47 WIB KEBIJAKAN INVESTASI

Temui 12 Pimpinan Top Investor AS, Prabowo Yakinkan RI Masih Dipercaya

BERITA PILIHAN
Kamis, 14 November 2024 | 18:00 WIB PMK 81/2024

Bayar PPh Dividen, WP Orang Pribadi Kini Wajib Laporkan SPT Masa

Kamis, 14 November 2024 | 17:32 WIB AGENDA PAJAK

Bahas Karier di Dunia Perpajakan, UI Adakan Seminar

Kamis, 14 November 2024 | 17:30 WIB KABUPATEN BULELENG

Banyak Reklame Terpasang, DPRD Minta Penerimaan Pajaknya Dimaksimalkan

Kamis, 14 November 2024 | 17:00 WIB PMK 81/2024

DIPA Kementerian 2025 Disusun Menggunakan Nomenklatur Lama

Kamis, 14 November 2024 | 16:30 WIB PENERIMAAN NEGARA

Demi Tambahan Penerimaan, Pemerintah Gali Ekonomi Informal-Bawah Tanah

Kamis, 14 November 2024 | 16:00 WIB KPP PRATAMA TAPAKTUAN

Patuh Pajak, Tiga Desa di Simeulue Raih Apresiasi dari KPP Tapaktuan

Kamis, 14 November 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Bayar PBB via Aplikasi MyBCA

Kamis, 14 November 2024 | 15:11 WIB PENGAWASAN BEA CUKAI

Bea Cukai Lakukan 31.275 Penindakan Penyelundupan, Didominasi Tekstil