PAJAK PERTAMBAHAN NILAI

Ingat, Beras Masih Masuk Barang Kena Pajak yang Dibebaskan dari PPN

Redaksi DDTCNews | Senin, 25 Maret 2024 | 11:08 WIB
Ingat, Beras Masih Masuk Barang Kena Pajak yang Dibebaskan dari PPN

Ilustrasi. Pekerja memikul karung beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, Rabu (13/3/2024). ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/nz

JAKARTA, DDTCNews - Ditjen Pajak (DJP) menegaskan beras merupakan jenis barang kena pajak (BKP) tertentu yang bersifat strategis.

Karena menjadi BKP tertentu yang bersifat strategis, beras dibebaskan dari pengenaan pajak pertambahan nilai (PPN), baik atas impor maupun penyerahannya. Beras masuk kelompok barang kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan oleh rakyat banyak.

“Beras merupakan jenis barang tertentu dalam kelompok barang kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan oleh rakyat banyak yang dibebaskan dari pengenaan PPN sesuai Pasal 7 ayat (2) PP No. 49 Tahun 2022,” tulis contact center DJP saat merespons pertanyaan warganet di media sosial X.

Baca Juga:
Kontribusi ke Negara, DJP: Langganan Platform Digital Kena PPN 12%

Sesuai dengan Pasal 7 ayat (1) PP 49/2022, barang kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan oleh rakyat banyak merupakan barang yang menyangkut hajat hidup orang banyak dengan skala pemenuhan kebutuhan yang tinggi serta menjadi faktor pendukung kesejahteraan masyarakat.

Berdasarkan pada Pasal 7 ayat (2) PP 49/2022, selain beras, ada gabah, jagung, sagu, kedelai, garam, daging, telur, susu, buah-buahan, dan sayur-sayuran. Adapun kriteria dan/atau perincian jenis barang tercantum dalam Lampiran PP 49/2022.

Adapun sesuai dengan Lampiran PP 49/2022, kriteria atau proses beras dan gabah yang dimaksud berkulit, dikuliti, setengah giling atau digiling seluruhnya, disosoh atau dikilapkan maupun tidak, pecah, menir, selain yang cocok suntuk disemai

Baca Juga:
Apa Itu Barang Tidak Kena PPN serta PPN Tak Dipungut dan Dibebaskan?

Sesuai dengan Pasal 9 ayat (2) PP 49/2022, pembebasan dari pengenaan PPN atas impor dan/atau penyerahan barang tertentu dalam kelompok barang kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan oleh rakyat banyak tersebut (termasuk beras) tidak menggunakan surat keterangan bebas (SKB) PPN.

Faktur Pajak

Jika penyerahan beras dilakukan oleh pengusaha kena pajak (PKP), masih ada kewajiban untuk membuat faktur pajak dan melaporkannya dalam SPT Masa PPN sebagai penyerahan yang diberikan fasilitas pembebasan PPN.

Adapun untuk faktur pajak atas penyerahan barang kena pajak yang dibebaskan dari pengenaan PPN diisi dengan kode faktur pajak 08 (dibebaskan). Kemudian, dalam faktur pajak tersebut juga harus diberikan keterangan PPN dibebaskan dan dasar aturannya.

Baca Juga:
Kurs Pajak Terbaru: Rupiah Melemah terhadap Mayoritas Mata Uang Mitra

Ketentuan tersebut telah diatur dalam Pasal 20 PER-03/PJ/2022 s.t.d.d PER-11/PJ/2022. Sesuai dengan pasal tersebut, faktur pajak dibuat melalui aplikasi e-faktur. Jika beras dibeli oleh konsumen akhir, penjual dapat menggunakan faktur pajak digunggung.

“Jika beras dibeli oleh konsumen akhir menggunakan kode faktur 08 atau dapat menggunakan faktur pajak digunggung selama penyerahan dilakukan kepada konsumen akhir sesuai kriteria Pasal 25 ayat (2) PER-03/PJ/2022,” imbuh Kring Pajak, dikutip pada Senin (25/3/2024).

Berdasarkan pada Pasal 25 ayat (2) PER-03/PJ/2022, karakteristik konsumen akhir meliputi:

  • pembeli barang dan/atau penerima jasa mengonsumsi secara langsung barang dan/atau jasa yang dibeli atau diterima; dan
  • pembeli barang dan/atau penerima jasa tidak menggunakan atau memanfaatkan barang dan/atau jasa yang dibeli atau diterima untuk kegiatan usaha.

Adapun PKP yang seluruh atau sebagian kegiatan usahanya melakukan penyerahan BKP kepada pembeli BKP dengan karakteristik konsumen akhir, termasuk yang dilakukan melalui perdagangan melalui sistem elektronik (PMSE), merupakan PKP pedagang eceran. (kaw)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

Kurijanto 25 Maret 2024 | 14:00 WIB

BERAS TIDAK TERUTANG PPN. Pertanyaanya BERAS JENIS APA DULU. bisa jadi hanya beras tumbuk atau beras yg dijual scr eceran per liter atau per kilo yg ditimbang dan dikemas dlm plastik kresek atau kantong semen. TAPI kalo beras yg di proses dr Gabah menjadi beras dan dikemas menggunakan merek tertentu serta melalui proses otomatis machine PASTINYA terutang PPN. RAKYAT PERLU PAHAM TENTANG HAL INI ......

Kurijanto 25 Maret 2024 | 13:59 WIB

BERAS TIDAK TERUTANG PPN. Pertanyaanya BERAS JENIS APA DULU. bisa jadi hanya beras tumbuk atau beras yg dijual scr eceran per liter atau per kilo yg ditimbang dan dikemas dlm plastik kresek atau kantong semen. TAPI kalo beras yg di proses dr Gabah menjadi beras dan dikemas menggunakan merek tertentu serta melalui proses otomatis machine PASTINYA terutang PPN. RAKYAT PERLU PAHAM TENTANG HAL INI ......

Kurijanto 25 Maret 2024 | 13:54 WIB

Kalo mao Jujur mana barang yg terkena PPN dan mana yg tidak. Tera PPN pada label Harga yg ditempel di Rak Mini Market. Hal ini dilakukan pada saat pertama kali pemerintah memberlakukan peraturan PPN pada April 1984. agar rakyat paham bhw barang yg dibelinya termasuk PPN atau tidak termasuk PPN. Meskipun ada rakyat yg membeli barang di warung atau pasar tradisional tetap saja termasuk ada unsur PPN nya. JADI RAKYAT MAKIN PINTAR dan PAHAM APA ITU PPN ........

ARTIKEL TERKAIT
Rabu, 25 Desember 2024 | 13:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kontribusi ke Negara, DJP: Langganan Platform Digital Kena PPN 12%

Rabu, 25 Desember 2024 | 09:37 WIB KURS PAJAK 25 DESEMBER 2024 - 31 DESEMBER 2024

Kurs Pajak Terbaru: Rupiah Melemah terhadap Mayoritas Mata Uang Mitra

Selasa, 24 Desember 2024 | 19:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Sempat Menolak, PDIP Kini Berbalik Dukung PPN 12 Persen

BERITA PILIHAN
Rabu, 25 Desember 2024 | 15:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Pemerintah akan Salurkan KUR Rp300 Triliun Tahun Depan

Rabu, 25 Desember 2024 | 13:30 WIB PSAK 201

Item-Item dalam Laporan Posisi Keuangan Berdasarkan PSAK 201

Rabu, 25 Desember 2024 | 13:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kontribusi ke Negara, DJP: Langganan Platform Digital Kena PPN 12%

Rabu, 25 Desember 2024 | 12:30 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Fitur MFA Sudah Diterapkan di Portal CEISA sejak 1 Desember 2024

Rabu, 25 Desember 2024 | 11:30 WIB PMK 94/2023

Pemerikaan Pajak oleh DJP terhadap Kontraktor Migas, Apa Saja?

Rabu, 25 Desember 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Dokumen yang Dilampirkan saat Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan

Rabu, 25 Desember 2024 | 09:37 WIB KURS PAJAK 25 DESEMBER 2024 - 31 DESEMBER 2024

Kurs Pajak Terbaru: Rupiah Melemah terhadap Mayoritas Mata Uang Mitra