Harga bahan bakar di atas 8 dolar diiklankan di sebuah stasiun pengisian bahan bakar Chevron di Los Angeles, California, Amerika Serikat, Senin (30/5/2022). ANTARA FOTO/REUTERS/Lucy Nicholson/WSJ/cfo
WASHINGTON D.C., DDTCNews - Rencana pengenaan windfall tax atas limpahan laba perusahaan migas yang diungkapkan oleh Presiden AS Joe Biden langsung menuai respons dari pelaku industri.
Presiden American Petroleum Institute (API) Mike Sommers meminta kepada Biden untuk tidak sibuk melakukan kampanye dengan menyalahkan pelaku industri atas kenaikan harga BBM.
"Alih-alih menyalahkan industri atas kenaikan harga, pemerintah seharusnya lebih serius menangani masalah ketidakseimbangan suplai dan permintaan yang menyebabkan kenaikan harga BBM dan tantangan energi jangka panjang," ujar Sommers, dikutip Rabu (2/11/2022).
Sommers mengatakan pihak perusahaan tidak memiliki kontrol atas harga migas global. Bila windfall tax diberlakukan, perusahaan migas justru tidak akan bisa melakukan investasi guna meningkatkan produksi.
"Hal ini bertentangan dengan kebutuhan saat ini. Masyarakat dan pelaku usaha AS membutuhkan solusi, bukan retorika kampanye," ujar Sommers dalam keterangan resminya.
Di lain pihak, Presiden American Fuel and Petrochemical Manufacturers (AFPM) Chet Thompson mengatakan wacana pengenaan windfall tax hanyalah wacana politis untuk kepentingan kampanye semata.
"Windfall tax akan berdampak buruk bagi konsumen dan akan menjadi disinsentif atas produksi BBM," ujar Thompson dalam keterangan resminya.
Untuk diketahui, Biden baru-baru ini mewacanakan akan mengenakan windfall tax terhadap perusahaan migas sebagai respons atas lonjakan laba beberapa perusahaan migas AS sebagaimana yang diumumkan dalam laporan keuangan kuartal III/2022.
Tiga perusahaan migas AS yakni Exxon Mobil, Chevron, dan Shell tercatat telah membukukan laba senilai kurang lebih US$40 miliar atau Rp625 triliun pada kuartal III/2022. Exxon Mobil tercatat membukukan laba senilai US$19,7 miliar, sedangkan laba yang dibukukan oleh Shell mencapai US$9,5 miliar. Adapun Chevron tercatat membukukan laba senilai US$11,2 miliar. (sap)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.