PRESIDENSI G-20 INDONESIA

Indonesia Serukan Pemerataan Vaksin di Presidensi G-20, Ini Alasannya

Dian Kurniati | Kamis, 25 November 2021 | 11:57 WIB
Indonesia Serukan Pemerataan Vaksin di Presidensi G-20, Ini Alasannya

Menteri Keuangan Sri Mulyani. 

JAKARTA, DDTCNews - Pemerataan akses vaksinasi Covid-19 bagi seluruh negara di dunia menjadi salah satu fokus Indonesia yang diusung dalam Presidensi G-20.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pemerataan vaksinasi diperlukan untuk mencegah terjadi mutasi virus baru yang dapat mengganggu proses pemulihan ekonomi dunia. Salah satu strateginya melalui penguatan rantai pasok serta penurunan tarif pajak dan kepabeanan atas vaksin Covid-19 di semua negara.

"Karena yang kita hadapi adalah penyakit, akan selalu menimbulkan ancaman mutasi baru yang akan kemudian mengancam proses pemulihan ekonomi bersama," katanya, Kamis (25/11/2021).

Baca Juga:
Kemenkeu Era Prabowo Tak Lagi Masuk di Bawah Koordinasi Menko Ekonomi

Sri Mulyani mengatakan semua negara G-20 telah bersepakat vaksinasi yang merata menjadi kunci untuk mendorong pemulihan ekonomi global. Namun, perlu ada kesepakatan lebih lanjut agar aksi mendorong pemerataan akses vaksin ke semua negara dapat terealisasi.

Dia menilai saat ini sebenarnya dunia sudah bisa memproduksi vaksin yang mencukupi untuk 50% populasi dunia. Sayangnya, distribusi yang tidak merata membuat negara maju bisa melakukan vaksinasi di atas 70% populasi, sedangkan capaian negara miskin di bawah 40%, bahkan hanya 5% atau 10% populasi.

Sri Mulyani menilai Presidensi G-20 menjadi menjadi momentum yang tepat untuk terus mendorong pemerataan akses vaksin Covid-19. Menurutnya, negara G-20 dapat berperan untuk menghilangkan semua hambatan yang mengganggu jalur distribusi vaksin.

Baca Juga:
Kembali Dilantik Jadi Menkeu, Begini Pesan Sri Mulyani kepada Jajaran

"Dalam G-20, kesepakatan untuk akses vaksin menjadi sangat penting, bagaimana membantu terutama negara-negara yang belum mendapat akses vaksinasi tersebut," ujarnya.

Sebelumnya, Sri Mulyani menyebut Indonesia akan mendorong penguatan rantai pasok serta penurunan tarif pajak dan kepabeanan atas vaksin Covid-19 di semua negara di dunia dalam Presidensi G-20 tahun depan. Selain vaksin, penurunan pajak impor dan kepabeanan juga dibutuhkan untuk pasokan hand sanitizer, disinfektan, dan keperluan medis lainnya.

Dia beralasan negara berkembang dan berpenghasilan rendah membutuhkan dukungan lebih besar agar dapat memberikan vaksin kepada rakyatnya. Menurutnya, penurunan tarif pajak dan kepabeanan dapat menjadi salah satu strategi yang dilakukan untuk membuat vaksin lebih terjangkau bagi negara berpenghasilan rendah. (sap)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 11:45 WIB PERPRES 139/2024

Kemenkeu Era Prabowo Tak Lagi Masuk di Bawah Koordinasi Menko Ekonomi

Selasa, 22 Oktober 2024 | 09:30 WIB KABINET MERAH PUTIH

Kembali Dilantik Jadi Menkeu, Begini Pesan Sri Mulyani kepada Jajaran

Senin, 21 Oktober 2024 | 16:15 WIB KABINET MERAH PUTIH

Anggito: Belum Ada Pembagian Tugas yang Formal Antar Wamenkeu

Senin, 21 Oktober 2024 | 09:15 WIB BERITA PAJAK HARI INI

Wajah-Wajah Lama Masih Isi Tim Ekonomi Prabowo-Gibran

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN