KEBIJAKAN EKONOMI

Indonesia Dapat Pinjaman Rp5 Triliun dari Bank Dunia, Buat Apa?

Dian Kurniati | Senin, 23 Maret 2020 | 14:52 WIB
Indonesia Dapat Pinjaman Rp5 Triliun dari Bank Dunia, Buat Apa?

Ilustrasi. (foto: Ist)

JAKARTA, DDTCNews—Dewan Direktur Eksekutif Bank Dunia menyetujui pinjaman senilai US$300 juta atau sekitar Rp5,05 triliun untuk mendukung upaya pemerintah Indonesia mereformasi sektor keuangan.

Dirjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu Luky Alfirman mengatakan pinjaman tersebut akan digunakan untuk melanjutkan kebijakan pemerintah dalam memperkuat sektor keuangan yang selama ini telah berjalan.

Dalam keterangan resminya, Luky mengatakan upaya yang telah dilakukan pemerintah dalam reformasi keuangan di antaranya memperkuat pengawasan keuangan dan pengelolaan di masa krisis.

Baca Juga:
Hal-Hal yang Bakal Diteliti saat WP Ajukan Pengembalian Pendahuluan

“Sekarang, percepatan reformasi lebih lanjut adalah meningkatkan efisiensi dan inklusi dalam membiayai kurangnya infrastruktur dan memperluas peluang ekonomi bagi individu dan usaha di Indonesia," katanya, Senin (23/3/2020).

Pinjaman Bank Dunia, lanjut Luky, akan diprioritaskan untuk tiga hal. Pertama, memperluas jangkauan sektor keuangan produk pasar keuangan, dan memobilisasi tabungan jangka Panjang di Indonesia.

Kedua, meningkatkan efisiensi sektor keuangan dengan menjadikan praktik keuangan lebih transparan, andal, dan berbasis teknologi, sehingga penyaluran tabungan untuk peluang investasi akan lebih murah, cepat dan aman.

Baca Juga:
Keberatan soal Ketetapan PBB Ditolak, Pemohon Tak Dikenai Sanksi Denda

Ketiga, memperkuat ketahanan sektor keuangan dalam menahan guncangan, melalui penguatan kerangka kerja resolusi, mempromosikan praktik keuangan berkelanjutan, dan membangun mekanisme keuangan risiko bencana.

Luky menambahkan setengah dari penduduk Indonesia saat ini belum memiliki rekening bank sehingga kesempatan mereka untuk berinvestasi terbatas. Mereka pun kesulitan mendapat perlindungan dari guncangan finansial maupun non-finansial.

Di lain pihak, keterbatasan layanan keuangan dan insentif tabungan jangka panjang juga menciptakan risiko lebih lanjut bagi masyarakat, karena peluang investasi di sektor-sektor penting menjadi terbatas.

Baca Juga:
Jenis-Jenis Belanja yang Disasar Prabowo untuk Dilakukan Efisiensi

Sementara itu, Country Director Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor Leste Satu Kahkonen menilai fundamental Indonesia masih kuat. Namun, ia mengingatkan pemerintah untuk dapat melindungi keamanan finansial pada kelompok kelas menengah.

“Sektor keuangan yang sehat sangat penting untuk mempertahankan pertumbuhan Indonesia, serta mencapai sasaran pertumbuhan ekonomi pemerintah dan pengentasan kemiskinan, terutama di tengah kondisi global yang terus menantang,” ujarnya. (rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
BERITA PILIHAN
Rabu, 29 Januari 2025 | 12:30 WIB KAMUS BEA CUKAI

Apa Itu Auditee dalam Audit Kepabeanan dan Cukai?

Rabu, 29 Januari 2025 | 11:30 WIB AMERIKA SERIKAT

Trump Ingin Kenakan Bea Masuk 100 Persen atas Impor Semikonduktor

Rabu, 29 Januari 2025 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Kriteria Entitas Dana Pensiun yang Tak Tercakup Pajak Minimum Global

Rabu, 29 Januari 2025 | 10:00 WIB INPRES 1/2025

Jenis-Jenis Belanja yang Disasar Prabowo untuk Dilakukan Efisiensi

Rabu, 29 Januari 2025 | 09:30 WIB KURS PAJAK 29 JANUARI 2025 - 04 FEBRUARI 2025

Kurs Pajak Terbaru: Rupiah Lanjutkan Rally Pelemahan terhadap Dolar AS

Rabu, 29 Januari 2025 | 09:30 WIB KINERJA BUMN

Pertamina Hulu Rokan Setor Penerimaan Negara hingga Rp115 Triliun

Rabu, 29 Januari 2025 | 08:00 WIB KOTA CIMAHI

Cimahi Distribusikan SPPT PBB secara Elektronik Mulai Tahun Ini

Selasa, 28 Januari 2025 | 15:30 WIB TIPS PAJAK

Cara Buat dan Bayar Deposit Pajak di Coretax DJP