INGGRIS

Hari Pertama Brexit, Investor Saham Eksodus dari Inggris

Redaksi DDTCNews | Selasa, 05 Januari 2021 | 18:38 WIB
Hari Pertama Brexit, Investor Saham Eksodus dari Inggris

Ilustrasi. (Foto: dw.com)

LONDON, DDTCNews - Seperti diduga sebelumnya, aktivitas perdagangan saham dari Uni Eropa langsung meninggalkan bursa London pada hari pertama Brexit berlaku penuh.

Kepala Eksekutif Aquis Exchange Alasdair Haynes mengatakan pergerakan saham di bursa London pada hari pertama perdagangan pada 2021 masuk kategori luar biasa. Pasalnya, hampir €6 miliar (Rp102 triliun) transaksi saham bergeser dari London ke pusat finansial di negara Uni Eropa.

"Ini hari yang luar biasa karena pergeseran likuiditas merupakan salah satu hal tersulit yang dilakukan. Kota [London] telah kehilangan bisnis saham Eropa," katanya dikutip Selasa (5/1/2021).

Baca Juga:
Ada Efisiensi Tata Kelola, Prabowo Sebut Kepercayaan Investor Membaik

Haynes menjelaskan pelaku perdagangan ekuitas dari Uni Eropa seperti Santander, Deutsche Bank dan Total serentak pindah dari London dan kembali basis negara asal seperti Madrid, Frankfurt dan Paris.

Menurutnya, ini merupakan respons instan investor yang selama ini terbiasa melakukan transaksi saham lintas negara tanpa batasan. Ia menyebut salah satu implikasi dari eksodus investor pasar modal dari London adalah tergerusnya penerimaan pajak.

Pasalnya, susutnya transaksi saham akan menggerus penerimaan pajak capital gain dari instrumen investasi. "Keluarnya perdagangan saham akan mengurangi penerimaan pajak bagi pemerintah Inggris," ungkapnya.

Baca Juga:
Demi Tingkatkan Investasi Asing, Prabowo Siap Kompromi soal Pajak

Seperti dilansir ft.com, posisi London dalam beberapa dekade terakhir merupakan pusat bisnis jasa keuangan di Eropa. Ibu Kota Negeri Ratu Elizabeth tersebut setidaknya menguasai 30% lalu lintas perdagangan saham lintas batas di Eropa.

Kesepakatan terkait layanan jasa keuangan merupakan isu yang paling menyita perhatian selama proses negosiasi Brexit antara Pemerintah Inggris dan Uni Eropa. Blok Eropa menolak proposal kesepakatan perdagangan untuk jasa keuangan yang diajukan Inggris.

Hal tersebut pada akhirnya memaksa semua entitas bisnis asal Uni Eropa yang menggunakan mata uang euro keluar dari ekosistem pasar modal Inggris. (Bsi)


Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Jumat, 22 November 2024 | 14:49 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Ada Efisiensi Tata Kelola, Prabowo Sebut Kepercayaan Investor Membaik

Senin, 18 November 2024 | 10:10 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Demi Tingkatkan Investasi Asing, Prabowo Siap Kompromi soal Pajak

Selasa, 29 Oktober 2024 | 19:30 WIB KEBIJAKAN ENERGI

PR 100 Hari Pertama Menteri ESDM: Tumpang Tindih Aturan Migas-Minerba

Rabu, 25 September 2024 | 13:30 WIB IBU KOTA NUSANTARA (IKN)

Investasi Asing Mulai Terealisasi, Jokowi Yakinkan IKN Tetap Menarik

BERITA PILIHAN
Rabu, 25 Desember 2024 | 15:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Pemerintah akan Salurkan KUR Rp300 Triliun Tahun Depan

Rabu, 25 Desember 2024 | 13:30 WIB PSAK 201

Item-Item dalam Laporan Posisi Keuangan Berdasarkan PSAK 201

Rabu, 25 Desember 2024 | 13:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kontribusi ke Negara, DJP: Langganan Platform Digital Kena PPN 12%

Rabu, 25 Desember 2024 | 12:30 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Fitur MFA Sudah Diterapkan di Portal CEISA sejak 1 Desember 2024

Rabu, 25 Desember 2024 | 11:30 WIB PMK 94/2023

Pemerikaan Pajak oleh DJP terhadap Kontraktor Migas, Apa Saja?

Rabu, 25 Desember 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Dokumen yang Dilampirkan saat Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan

Rabu, 25 Desember 2024 | 09:37 WIB KURS PAJAK 25 DESEMBER 2024 - 31 DESEMBER 2024

Kurs Pajak Terbaru: Rupiah Melemah terhadap Mayoritas Mata Uang Mitra