KPP MADYA BANDUNG

Gunakan e-Pbk Versi 2.0 Kini Tak Perlu Sertel, Cukup Kode Verifikasi

Redaksi DDTCNews | Jumat, 05 Januari 2024 | 10:00 WIB
Gunakan e-Pbk Versi 2.0 Kini Tak Perlu Sertel, Cukup Kode Verifikasi

Ilustrasi.

BANDUNG, DDTCNews - Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Madya Bandung mengadakan kegiatan edukasi yang mengulas terkait dengan fitur-fitur baru dalam layanan e-Pbk versi 2.0 secara live melalui media sosial pada 7 Desember 2023.

Pegawai KPP Madya Bandung Sofri Abdul Rochim menyebut layanan e-PBK versi 2.0 ini bertujuan untuk memudahkan wajib pajak. Saat ini, wajib pajak dapat melakukan pemindahbukuan melalui e-Pbk tanpa sertifikat elektronik.

“Permohonan kini dapat dilakukan menggunakan kode verifikasi sehingga dapat diakses oleh semua pemilik akun DJP Online. Pada versi sebelumnya, hanya dapat diakses pemilik sertifikat elektronik saja,” katanya dikutip dari situs web DJP, Jumat (5/1/2024).

Baca Juga:
WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Sementara itu, pegawai KPP Madya Bandung Cecep Septian menuturkan wajib pajak yang tidak memiliki sertifikat elektronik dapat memanfaatkan fitur kode verifikasi saat melakukan submit atas permohonan pemindahbukuan di DJP Online.

Selain itu, lanjut Cecep, e-Pbk versi 2.0 juga sudah mengakomodasi permohonan pemindahbukuan dengan tujuan ke NPWP berbeda. Sebelumnya, pemindahbukuan antar NPWP tidak dapat dilakukan melalui e-Pbk versi 1.0.

“Kenapa baru bisa sekarang? Itu dikarenakan pemindahbukuan dengan tujuan NPWP yang berbeda memerlukan lampiran lain, baik berupa identitas pemohon atau wakil badan atau lampiran lainnya. Nah, menu upload lampiran baru itu kini tersedia di e-Pbk versi 2.0,” ujarnya.

Baca Juga:
Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Wajib pajak juga diingatkan bahwa setiap permohonan pemindahbukuan harus dilampirkan dengan dokumen persyaratan sesuai dengan yang tercantum pada Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 242/2014.

Apabila dokumen yang dilampirkan tidak sesuai dengan permohonan sebagaimana diatur dalam PMK 242/2014 maka besar kemungkinan permohonan tersebut bisa ditolak.

Cecep mengimbau wajib pajak untuk memanfaatkan layanan e-Pbk versi 2.0 dalam menyampaikan permohonan pemindahbukuan.

“Kami berharap kawan pajak dapat memanfaatkan layanan e-Pbk ini. Selain tidak perlu datang lagi ke KPP, kawan pajak juga dapat memantau proses permohonan PBK yang telah diajukan pada menu layanan e-Pbk,” tuturnya. (rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:45 WIB KABINET MERAH PUTIH

Tak Lagi Dikoordinasikan oleh Menko Ekonomi, Kemenkeu Beri Penjelasan

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja