PMK 66/2023

Fasilitas Fitness dari Kantor Bebas Pajak Natura? DJP Jelaskan Ini

Redaksi DDTCNews | Rabu, 02 Agustus 2023 | 13:30 WIB
Fasilitas Fitness dari Kantor Bebas Pajak Natura? DJP Jelaskan Ini

Ilustrasi. (foto: Planet Fitness nj.com/Joe Hermitt)

JAKARTA, DDTCNews - Ada sejumlah jenis natura dan kenikmatan yang dikecualikan dari objek pajak penghasilan (PPh) alias bebas pajak natura. Salah satunya, fasilitas olahraga selain golf, pacuan kuda, power boating, terbang layang, dan otomotif.

Selain bentuk olahraga tersebut maka dikecualikan dari objek pajak natura. Artinya, fasilitas olahraga seperti fitness juga termasuk yang dikecualikan dari PPh. Namun, ada batas nilainya. Hanya fasilitas olahraga (selain jenis-jenis olahraga di atas) dengan nilai maksimal Rp1,5 juta per tahun yang bebas pajak natura.

"Sepanjang fitness termasuk ke dalam fasilitas olahraga dari pemberi kerja maka termasuk dalam pengertian natura/kenikmatan. Selanjutnya, perlu diperhatikan batasan nilainya [untuk menentukan apakah termasuk dikecualikan dari PPh atau tidak]," tulis contact center Ditjen Pajak (DJP) menjawab pertanyaan netizen, Rabu (2/8/2023).

Baca Juga:
Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja

Sebagai informasi, Lampiran huruf A angka 5 PMK 66/2023 menyebutkan bahwa fasilitas olahraga dari pemberi kerja selain fasilitas olahraga golf, pacuan kuda, balap perahu bermotor, terbang layang, dan/ atau olahraga otomotif, dengan batasan tertentu dikecualikan dari objek PPh.

Batasan tertentu yang dimaksud, adalah pertama, diterima atau diperoleh pegawai. Kedua, secara keseluruhan bernilai tidak lebih dari Rp1.500.000 untuk tiap pegawai dalam jangka waktu 1 tahun pajak.

"Yang tidak termasuk natura/kenikmatan yang dikecualikan dari objek PPh hanyalah atas fasilitas olahraga golf, pacuan kuda, balap perahu bermotor, terbang layang, dan/atau olahraga otomotif," cuit DJP.

Baca Juga:
Soal Kenaikan PPN Jadi 12%, UMKM Tagih Pemerintah Beri Alasan Kuat

Perlu diingat, PMK 66/2023 mulai berlaku pada 1 Juli 2023. Pemberi natura dan/atau kenikmatan wajib melakukan pemotongan PPh atas pemberian natura dan/atau kenikmatan yang melebihi batasan nilai mulai 1 Juli 2023.

Pemberian natura dan/atau kenikmatan untuk tahun 2022 dikecualikan dari objek pajak bagi karyawan/penerimanya. Simak ‘Natura dan Kenikmatan pada 2022 Dikecualikan dari Objek PPh’.

Sementara itu, pemberian natura dan/atau kenikmatan untuk periode Januari sampai dengan Juni 2023 yang merupakan objek pajak bagi karyawan/penerima, wajib dihitung dan dibayar sendiri serta dilaporkan oleh penerima/karyawan dalam SPT Tahunan PPh tahun pajak 2023. (sap)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja

Senin, 07 Oktober 2024 | 16:45 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Soal Kenaikan PPN Jadi 12%, UMKM Tagih Pemerintah Beri Alasan Kuat

Rabu, 25 September 2024 | 18:00 WIB KAMUS PAJAK

Apa Itu Sumbangan yang Dapat Mengurangi Penghasilan Bruto?

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:45 WIB KABINET MERAH PUTIH

Tak Lagi Dikoordinasikan oleh Menko Ekonomi, Kemenkeu Beri Penjelasan

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja