PERTUMBUHAN EKONOMI

Ekonomi Masih Tumbuh 5,03%, Konsumsi Rumah Tangga Penyumbang Terbesar

Dian Kurniati | Jumat, 05 Mei 2023 | 11:00 WIB
Ekonomi Masih Tumbuh 5,03%, Konsumsi Rumah Tangga Penyumbang Terbesar

Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS Moh Edy Mahmud dalam konferensi pers.

JAKARTA, DDTCNews - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat konsumsi rumah tangga masih menjadi penyumbang terbesar pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I/2023 yang mencapai 5,03%.

Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS Moh Edy Mahmud mengatakan konsumsi rumah tangga mengalami pertumbuhan 4,54% secara tahunan. Semenatara itu, kontribusinya terhadap perekonomian tercatat sebesar 52,88%.

"Sebagai penyumbang paling besar adalah komponen konsumsi rumah tangga yang tumbuh 4,54%, sementara PMTB tumbuh sebesar 2,11%" katanya, Jumat (5/5/2023).

Baca Juga:
Anggota DPR Ini Minta Prabowo Kaji Ulang Kenaikan PPN Jadi 12 Persen

Edy mengatakan pulihnya mobilitas dan membaiknya pendapatan masyarakat menjadi penyebab tingginya kinerja konsumsi rumah tangga pada kuartal I/2023. Kondisi terjadi setelah pemerintah kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Peningkatan konsumsi tersebut di antaranya terjadi untuk transportasi serta restoran dan hotel.

Kemudian soal pembentukan modal tetap bruto (PMTB) atau investasi, menjadi penyumbang terbesar kedua pada pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal I/2023. Pertumbuhan PMTB sebesar 2,11% memiliki kontribusi terhadap PDB sebesar 29,11%.

Baca Juga:
Hilirisasi Kelapa Perlu Dukungan Insentif Fiskal, Apa Saja?

Pertumbuhan PMTB dipengaruhi oleh seluruh jenis barang modal, terutama jenis mesin, kendaraan, dan produk kekayaan intelektual.

Sementara untuk ekspor, mengalami pertumbuhan 11,68%. Peningkatan ekspor barang terjadi pada komoditas nonmigas utama seperti bahan bakar minyak; lemak dan minyak hewan/nabati; serta besi, baja, serta nikel.

Adapun pada konsumsi pemerintah, Edy menyebut mencatatkan pertumbuhan 3,99% sejalan dengan kembalinya fungsi belanja pemerintah sebagai instrumen pendorong pertumbuhan.

"Kita tahu selama tahun 2022, konsumsi pemerintah tumbuh negatif selama 4 triwulan," ujarnya. (sap)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 11:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Anggota DPR Ini Minta Prabowo Kaji Ulang Kenaikan PPN Jadi 12 Persen

Senin, 21 Oktober 2024 | 11:30 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Hilirisasi Kelapa Perlu Dukungan Insentif Fiskal, Apa Saja?

Sabtu, 19 Oktober 2024 | 14:30 WIB KEBIJAKAN ENERGI

Hingga 2028 ESDM Siap Tawarkan 60 Blok Migas untuk Investasi

Sabtu, 19 Oktober 2024 | 14:00 WIB PEREKONOMIAN INDONESIA

Konsumsi Kelas Menengah Stabil, Ekonomi Diprediksi Tumbuh di Atas 5%

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:45 WIB KABINET MERAH PUTIH

Tak Lagi Dikoordinasikan oleh Menko Ekonomi, Kemenkeu Beri Penjelasan

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja