THAILAND

Efektifkan Pemungutan Pajak E-Commerce, Aturan Baru Ditetapkan

Redaksi DDTCNews | Kamis, 06 Desember 2018 | 14:01 WIB
Efektifkan Pemungutan Pajak E-Commerce, Aturan Baru Ditetapkan

BANGKOK, DDTCNews – Majelis Legislatif Nasional (NLA) Thailand mengesahkan aturan pajak terbaru yang ditujukan untuk memajaki sektor pasar digital (e-commerce). Ke depannya, otoritas pajak diharapkan bisa meminta lembaga keuangan untuk melaporkan transaksi rekening pelanggannya.

Wakil Menteri Keuangan Thailand Wisudhi Srisuphan menegaskan kebijakan pajak pada sektor e-commerceini tidak terlalu memaksa, namun sebagai upaya untuk meningkatkan efektivitas pemungutan pajak dari sektor tersebut.

“Aturan pajak terbaru ini dapat membuat pemungutan pajaknya lebih efektif sehingga penerimaan pajak bisa semakin meningkat,” katanya di Bangkok, Rabu (5/12).

Baca Juga:
Penduduk Mulai Menua, Thailand Kembali Dorong Reformasi Sistem Pajak

Sebelumnya, kebijakan itu mewajibkan lembaga keuangan untuk melaporkan transaksi pelanggannya yang menerima lebih dari 3.000 deposito dan transfer uang dalam setahun, atau lebih dari 200 deposito dan transfer uang dengan nilai total minimal THB2 juta (senilai Rp879,17 juta).

Namun anggota parlemen Thailand kemudian memberi usul dan memperbaiki ambang batas dari 200 transaksi menjadi 400 transaksi dengan nilai total minimal THB2 juta per tahun.

Menurut Wisudhi, kebijakan ini tidak akan berdampak pada tingkat penggunaan rekening perbankan dan hanya merupakan langkah pemerintah untuk mengawasi pengusaha yang menjalankan bisnis di area abu-abu.

Baca Juga:
Baru Dilantik, Menteri Pariwisata Ini Segera Terapkan Pajak Turis

Kendati demikian, kebijakan ini mendapat kritikan dari seorang anggota parlemen Thailand Vorapol Socatiyanurak yang tidak setuju atas adanya ambang batas pelaporan rekening bank dan mengklaim pemerintah bisa menggunakan kekuasaan yang berlebihan dalam menerapkan aturan ini.

Vorapol menilai kebijakan yang ada telah memungkinkan petugas untuk meneliti jejak uang. Lanjutnya, sidang publik tentang masalah ini pun tidak berjalan memadai dan lebih dari 300 orang telah menyuarakan ketidaksepakatan.

“Saya percaya kebijakan itu akan berdampak pada seluruh sektor, termasuk anggota NLA yang menerima berbagai tunjangan dengan lebih dari 200 kali transfer per tahun. Pemerintah seharusnya memeriksa warga yang menghindari pajak,” tutur Vorapol. (Amu)


Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN