INDIA

Dorong Konsumsi, Pemerintah Pangkas Pajak Impor CPO Jadi 5%

Redaksi DDTCNews | Senin, 14 Februari 2022 | 13:30 WIB
Dorong Konsumsi, Pemerintah Pangkas Pajak Impor CPO Jadi 5%

Ilustrasi.

MUMBAI, DDTCNews – Pemerintah India memangkas tarif pajak impor atas minyak sawit atau crude palm oil (CPO) dari 7,5% menjadi 5%.

Pemerintah menyebut kebijakan tersebut bertujuan untuk mengendalikan harga CPO lokal dan produk turunannya. Selain itu, kebijakan ini diambil untuk membantu bisnis pemurnian CPO sehingga mendorong konsumsi dalam negeri.

"Ini akan membantu perusahaan penyulingan India tetapi pemerintah perlu meningkatkan selisihnya lebih jauh menjadi 11% untuk mendorong penyuling lokal," kata Direktur Eksekutif Asosiasi Ekstraktor Pelarut India (SEA) B.V. Mehta dikutip, Senin (14/2/2022).

Baca Juga:
Fitur MFA Sudah Diterapkan di Portal CEISA sejak 1 Desember 2024

Lebih lanjut, Metha mengatakan pengurangan pajak atas agriculture infrastructure and development (AIDC) akan memperlebar kesenjangan antara CPO dan bea masuk minyak sawit olahan.

Menurutnya, kebijakan tersebut secara efektif membuat penyulingan India lebih murah untuk mengimpor CPO.

Di sisi lain, Metha menyebut pemerintah India berencana akan memperpanjang diskon bea masuk untuk minyak nabati hingga 30 September 2022. Sebelumnya, insentif ini diberikan hanya sampai 31 Maret 2022.

Baca Juga:
Negara Tetangga Ini Bakal Bebaskan Hutan Mangrove dari Pajak

Dia mengatakan insentif pajak masih diperlukan oleh perekonomian India. Sebab, India merupakan negara importir minyak nabati.

Sebagai informasi, impor CPO India paling banyak berasal dari Indonesia dan Malaysia. Sementara minyak nabati lainnya, seperti kedelai dan bunga matahari, diimpor dari Argentina, Brasil, Ukraina, dan Rusia.

Kepala Eksekutif Sunvin Group Sandeep Bajoria menambahkan impor minyak sawit olahan merupakan penyumbang hampir setengah dari total impor minyak sawit India dalam beberapa bulan terakhir.

Baca Juga:
Otoritas Ini Usulkan Perubahan Aturan Pencegahan WP ke Luar Negeri

Bajoria mengatakan harga CPO di India sangat sensitif terhadap inflasi harga pangan. Untuk itu, dikutip dari Succesfull Farming, dia menilai sudah sewajarnya pemerintah mengendalikan harga.

Selain penurunan tarif bea masuk, Bajoria berpendapat akan lebih efektif apabila pemerintah juga memberlakukan batas persediaan dan menangguhkan perdagangan berjangka minyak nabati dan biji minyak. (sap)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Rabu, 25 Desember 2024 | 12:30 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Fitur MFA Sudah Diterapkan di Portal CEISA sejak 1 Desember 2024

Rabu, 25 Desember 2024 | 09:30 WIB THAILAND

Negara Tetangga Ini Bakal Bebaskan Hutan Mangrove dari Pajak

BERITA PILIHAN
Rabu, 25 Desember 2024 | 13:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kontribusi ke Negara, DJP: Langganan Platform Digital Kena PPN 12%

Rabu, 25 Desember 2024 | 12:30 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Fitur MFA Sudah Diterapkan di Portal CEISA sejak 1 Desember 2024

Rabu, 25 Desember 2024 | 11:30 WIB PMK 94/2023

Pemerikaan Pajak oleh DJP terhadap Kontraktor Migas, Apa Saja?

Rabu, 25 Desember 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Dokumen yang Dilampirkan saat Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan

Rabu, 25 Desember 2024 | 09:37 WIB KURS PAJAK 25 DESEMBER 2024 - 31 DESEMBER 2024

Kurs Pajak Terbaru: Rupiah Melemah terhadap Mayoritas Mata Uang Mitra

Rabu, 25 Desember 2024 | 09:30 WIB THAILAND

Negara Tetangga Ini Bakal Bebaskan Hutan Mangrove dari Pajak

Rabu, 25 Desember 2024 | 09:00 WIB LAYANAN PAJAK

Kantor Pajak Telepon 141.370 WP Sepanjang 2023, Kamu Termasuk?

Rabu, 25 Desember 2024 | 08:30 WIB KPP PRATAMA BADUNG SELATAN

Kantor Pajak Minta WP Tenang Kalau Didatangi Petugas, Ini Alasannya