THAILAND

Dorong Konsumsi Domestik, Thailand Bakal Berikan Potongan Pajak

Dian Kurniati | Jumat, 08 Desember 2023 | 10:09 WIB
Dorong Konsumsi Domestik, Thailand Bakal Berikan Potongan Pajak

Ilustrasi.

BANGKOK, DDTCNews - Pemerintah Thailand mengumumkan skema pengembalian pajak baru untuk meningkatkan konsumsi masyarakat setempat.

Juru bicara Kementerian Keuangan Pornchai Thiraveja mengatakan pemerintah bakal memberikan rabat pajak dengan nama Easy e-Receipt. Sesuai namanya, rabat bakal diberikan dengan syarat menggunakan e-faktur atau e-tax system.

"Program Easy e-Receipt memungkinkan individu mengklaim pengurangan pajak hingga THB50.000 [sekitar Rp22 juta] untuk pembelian barang yang dilakukan dari pengusaha kena pajak yang menggunakan e-tax system," katanya, dikutip pada Jumat (8/12/2023).

Baca Juga:
PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Pornchai Thiraveja mengatakan program Easy e-Receipt berlaku mulai 1 Januari hingga 15 Februari 2024. Menurutnya, kegiatan ini bakal mendorong konsumsi domestik pada awal tahun.

Dia menjelaskan pelaksanaan program tersebut juga menjadi merupakan bagian dari stimulus ekonomi pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Di sisi lain, program Easy e-Receipt juga bertujuan mendorong penggunaan e-tax system yang tersedia di situs otoritas pajak.

Meski demikian, rabat pajak tidak akan diberikan atas pembelian minuman beralkohol, produk tembakau, kendaraan, serta layanan tertentu seperti telepon seluler, layanan internet, dan asuransi nonjiwa.

Baca Juga:
Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Walaupun Easy e-Receipt berlaku awal 2024, dia berharap masyarakat tetap melakukan kegiatan konsumsi pada akhir tahun ini. Biasanya, akhir tahun menjadi momentum masyarakat berbelanja untuk menyambut Natal dan tahun baru.

Dilansir bangkokpost.com, Perdana Menteri Thailand Srettha Thavisin telah menegaskan pemerintah bakal memberikan berbagai skema stimulus untuk masyarakat. Stimulus tersebut diumumkan bertahap sejak bulan lalu. (sap)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja

Selasa, 22 Oktober 2024 | 11:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Anggota DPR Ini Minta Prabowo Kaji Ulang Kenaikan PPN Jadi 12 Persen

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN