BELANJA PEMERINTAH

Dianggap Kerap Menunda Belanja, Instansi Pemerintah Disentil Jokowi

Muhamad Wildan | Rabu, 29 November 2023 | 12:30 WIB
Dianggap Kerap Menunda Belanja, Instansi Pemerintah Disentil Jokowi

Presiden Joko Widodo.

JAKARTA, DDTCNews - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyoroti kebiasaan instansi pemerintah, baik pusat maupun daerah, yang cenderung menunda-nunda belanja anggaran.

Sejak menduduki kursi presiden pada 2014, Jokow mengeklaim sudah berupaya untuk mengubah kebiasaan tersebut. Namun, kebiasaan instansi pemerintah yang baru mempercepat realisasi belanja saat menjelang akhir tahun masih terjadi hingga hari ini.

"Saya cek lagi, ternyata masih. Memang mengubah cara kerja, mengubah mindset tidaklah mudah," katanya dalam Penyerahan DIPA dan Daftar Alokasi Transfer Ke Daerah Tahun Anggaran 2024, Rabu (29/11/2023).

Baca Juga:
Ajukan NPWP Non-Efektif, WP Perlu Cabut Status PKP Dahulu

Hingga saat ini, sambung Jokowi, realisasi belanja APBN baru mencapai 74% dari pagu. Sementara itu, belanja APBD baru 64% dari pagu.

"Ini sudah tinggal 3 minggu masih 64% sama 74% realisasinya. Artinya, dalam 3 minggu ini akan keluar uang bertriliun-triliun. Ini kita ulang-ulang saja setiap tahun," tuturnya.

Berdasarkan data Kementerian Keuangan, realisasi belanja pemerintah mencapai Rp2.240,8 triliun hingga Oktober 2023 baru 73,2% dari pagu. Pada saat yang sama, realisasi belanja APBD secara nasional juga baru senilai Rp811,7 triliun atau 63,5% dari pagu.

Baca Juga:
‘Tak Hanya Unggul Teknis, SDM Kemenkeu Juga Perlu Berintegritas’

Berkaca pada hal ini, Jokowi kembali mengingatkan kepada seluruh instansi pemerintahan, baik pusat maupun daerah, untuk segera mengeksekusi belanja yang telah ditetapkan dalam APBN dan APBD sejak awal tahun.

Selain itu, presiden juga meminta kepada setiap instansi untuk fleksibel merespons situasi dan kondisi di lapangan melalui automatic adjustment. Melalui mekanisme tersebut, belanja anggaran bisa dengan mudah merespons situasi terkini.

Terakhir, Jokowi juga mengingatkan bahwa belanja anggaran harus berorientasi pada hasil, bukan berorientasi pada prosedur. Menurutnya, belanja yang dikeluarkan pemerintah harus memberikan manfaat maksimal bagi rakyat. (rig)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Minggu, 02 Februari 2025 | 15:00 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Ajukan NPWP Non-Efektif, WP Perlu Cabut Status PKP Dahulu

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:30 WIB KEPALA BPPK ANDIN HADIYANTO

‘Tak Hanya Unggul Teknis, SDM Kemenkeu Juga Perlu Berintegritas’

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:30 WIB CORETAX SYSTEM

DJP Terbitkan Buku Manual Coretax terkait Modul Pembayaran

BERITA PILIHAN
Minggu, 02 Februari 2025 | 15:30 WIB PMK 119/2024

Bertambah! Aspek Penelitian Restitusi Dipercepat WP Kriteria Tertentu

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:00 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Ajukan NPWP Non-Efektif, WP Perlu Cabut Status PKP Dahulu

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:30 WIB KEPALA BPPK ANDIN HADIYANTO

‘Tak Hanya Unggul Teknis, SDM Kemenkeu Juga Perlu Berintegritas’

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:30 WIB CORETAX SYSTEM

DJP Terbitkan Buku Manual Coretax terkait Modul Pembayaran

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:15 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Lima Hal yang Membuat Suket PP 55 Dicabut Kantor Pajak

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:00 WIB KOTA BANTUL

Banyak Penambang Tak Terdaftar, Setoran Pajak MBLB Hanya Rp20,9 Juta

Minggu, 02 Februari 2025 | 12:00 WIB CORETAX DJP

PIC Kini Bisa Delegasikan Role Akses Pemindahbukuan di Coretax DJP

Minggu, 02 Februari 2025 | 11:30 WIB KOTA MEDAN

Wah! Medan Bisa Kumpulkan Rp784,16 Miliar dari Opsen Pajak

Minggu, 02 Februari 2025 | 10:30 WIB PMK 116/2024

Organisasi dan Tata Kerja Setkomwasjak, Unduh Peraturannya di Sini