KEBIJAKAN PAJAK

Di Depan Pengusaha, Dirjen Pajak Tegaskan Tak Ada Satgas WP Kaya

Muhamad Wildan | Rabu, 26 Juli 2023 | 21:30 WIB
Di Depan Pengusaha, Dirjen Pajak Tegaskan Tak Ada Satgas WP Kaya

Dirjen Pajak Suryo Utomo.

JAKARTA, DDTCNews - Dirjen Pajak Suryo Utomo menegaskan bahwa Ditjen Pajak (DJP) tidak memiliki satuan tugas (satgas) khusus yang dibentuk untuk mengejar setoran pajak dari wajib pajak orang kaya.

Dalam seminar yang digelar oleh Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi), Suryo mengatakan prioritas pengawasan dan pemeriksaan oleh DJP bukan wajib pajak kaya, melainkan atas wajib pajak yang memiliki risiko ketidakpatuhan tinggi.

"Salah satu fitur sistem administrasi kami adalah risk management. Kami menyadari 44.000 pegawai DJP dibandingkan dengan wajib pajak kita yang efektif 15 jutaan tidak mungkin kami marking satu-satu," katanya, Rabu (26/7/2023).

Baca Juga:
Catat! Pengkreditan Pajak Masukan yang Ditagih dengan SKP Tak Berubah

Untuk itu, lanjut Suryo, compliance risk management (CRM) dan core tax administration system secara umum dikembangkan oleh DJP untuk memudahkan wajib pajak mematuhi kewajiban pajak dan memudahkan fiskus melakukan pengawasan.

"Kalau berisiko tinggi, dia masuk dalam daftar prioritas untuk dilakukan penanganan ke depannya. Kami memiliki daluwarsa penetapan 5 tahun. Jadi, selama 5 tahun, kami bisa melihat performance dari masing-masing wajib pajak," tuturnya.

Komite Kepatuhan

Sementara itu, Direktur Penyuluhan, Pelayanan, dan Humas (P2Humas) DJP Dwi Astuti menuturkan bahwa DJP telah membentuk Komite Kepatuhan guna meningkatkan kepatuhan wajib pajak yang terindikasi tidak patuh.

Baca Juga:
Kontribusi ke Negara, DJP: Langganan Platform Digital Kena PPN 12%

"Ada yang namanya CRM dan integrated risk assessment. Dari data yang kami kumpulkan, kami akan tahu risikonya. Risiko tinggi mungkin akan diperiksa, risiko menengah akan diawasi, dan risiko di bawah akan kami beri apresiasi," ujarnya.

Dengan demikian, sambung Dwi, tiap wajib pajak bisa mendapatkan perlakuan khusus sesuai dengan profil risikonya.

"Jadi tidak semena-mena dan didasarkan pada data," ujar Dwi.

Baca Juga:
Fitur MFA Sudah Diterapkan di Portal CEISA sejak 1 Desember 2024

Sebagai informasi, implementasi CRM dalam proses bisnis DJP telah diatur dalam SE-39/PJ/2021. CRM dipakai untuk mendukung fungsi ekstensifikasi, pelayanan, edukasi, pengawasan, pemeriksaan, penagihan, dan pengujian transfer pricing.

Komite Kepatuhan dibentuk oleh DJP guna mengambil kebijakan atas rekomendasi dan analisis risiko yang dilakukan CRM. Komite Kepatuhan bakal menentukan daftar wajib pajak yang diprioritaskan untuk dilakukan penyuluhan, diawasi, diperiksa, atau dilakukan penegakan hukum. (rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Rabu, 25 Desember 2024 | 13:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kontribusi ke Negara, DJP: Langganan Platform Digital Kena PPN 12%

Rabu, 25 Desember 2024 | 12:30 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Fitur MFA Sudah Diterapkan di Portal CEISA sejak 1 Desember 2024

BERITA PILIHAN
Rabu, 25 Desember 2024 | 15:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Pemerintah akan Salurkan KUR Rp300 Triliun Tahun Depan

Rabu, 25 Desember 2024 | 13:30 WIB PSAK 201

Item-Item dalam Laporan Posisi Keuangan Berdasarkan PSAK 201

Rabu, 25 Desember 2024 | 13:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kontribusi ke Negara, DJP: Langganan Platform Digital Kena PPN 12%

Rabu, 25 Desember 2024 | 12:30 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Fitur MFA Sudah Diterapkan di Portal CEISA sejak 1 Desember 2024

Rabu, 25 Desember 2024 | 11:30 WIB PMK 94/2023

Pemerikaan Pajak oleh DJP terhadap Kontraktor Migas, Apa Saja?

Rabu, 25 Desember 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Dokumen yang Dilampirkan saat Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan

Rabu, 25 Desember 2024 | 09:37 WIB KURS PAJAK 25 DESEMBER 2024 - 31 DESEMBER 2024

Kurs Pajak Terbaru: Rupiah Melemah terhadap Mayoritas Mata Uang Mitra