INGGRIS

Defisit APBN Terancam Bengkak, Kenaikan Tarif Pajak Jadi Opsi Solusi

Dian Kurniati | Rabu, 26 Februari 2020 | 18:00 WIB
Defisit APBN Terancam Bengkak, Kenaikan Tarif Pajak Jadi Opsi Solusi

Ilustrasi.

LONDON, DDTCNews—Lembaga riset asal Inggris, Institut Studi Fiskal mendesak Menteri Keuangan Britania Raya Rishi Sunak untuk menaikkan pelbagai tarif pajak yang berlaku di negara tersebut guna meningkatkan alokasi anggaran kesehatan dan pendidikan.

Direktur Institut Studi Fiskal Paul Johnson mengatakan Perdana Menteri Boris Johnson harus mewujudkan janji meningkatkan alokasi kesehatan dan pendidikan. Untuk itu, kebijakan tarif pajak harus diambil sebelum pengumuman APBN 11 Maret 2020.

“Sunak harus mengakui bahwa rencana pengeluaran yang lebih besar juga membutuhkan lebih banyak penerimaan pajak," katanya, Rabu (26/2/2020).

Baca Juga:
Diakui CIOT, DDTC Academy Buka Lagi Kelas Persiapan ADIT

Gara-gara janji itu, Sunak mendapat tekanan yang berat. Dia harus memilih memperbesar defisit atau meningkatkan target pendapatan pajak negara. Belum lagi, waktu yang tersisa tinggal sebulan untuk menyusun APBN setelah pengunduran diri Sajid Javid.

Menurut Paul, menaikkan target pendapatan lebih masuk akal ketimbang melanggar aturan pemerintah tentang utang untuk menambal defisit, meski pemerintah sebelumnya sempat mengatakan tidak akan menaikan tarif PPh dan PPN.

Institut Studi Fiskal memproyeksikan defisit anggaran Inggris 2020 bisa mencapai £63 miliar apabila kebijakan fiskal Inggris tak berubah, atau sekitar £23 miliar lebih besar dari perkiraan Javid.

Baca Juga:
Pembukuan Pakai Bahasa Inggris, WP Kini Bisa Beri Tahu via Kring Pajak

Selain tarif, lanjut Paul, Institut Studi Fiskal juga menyarankan opsi lain untuk meningkatkan pendapatan negara, di antaranya mencabut subsidi bahan bakar untuk menghemat anggaran £4 miliar.

Selain itu, Paul juga merekomdasikan pemerintah untuk menambah penerimaan dengan menghapus bantuan diskon pajak capital gain untuk pengusaha dan meningkatkan pajak bagi masyarakat yang tinggal di properti mahal.

Namun, opsi pencabutan subsidi dan penghapusan diskon pajak capital gain agaknya sulit untuk direalisasikan mengingat sekitar 18 anggota parlemen Konservatif telah menulis surat kepada Sunak agar tak menaikkan pajak tersebut.

"Sunak perlu menahan godaan untuk mengumumkan (kebijakan) yang lain, dan mengakui bahwa ada banyak pengeluaran yang membutuhkan tambahan pendapatan pajak," katanya dilansir dari BBC. (rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Rabu, 23 Oktober 2024 | 14:10 WIB PELATIHAN PROFESI PAJAK INTERNASIONAL

Diakui CIOT, DDTC Academy Buka Lagi Kelas Persiapan ADIT

Minggu, 06 Oktober 2024 | 12:30 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Pembukuan Pakai Bahasa Inggris, WP Kini Bisa Beri Tahu via Kring Pajak

BERITA PILIHAN
Rabu, 23 Oktober 2024 | 14:10 WIB PELATIHAN PROFESI PAJAK INTERNASIONAL

Diakui CIOT, DDTC Academy Buka Lagi Kelas Persiapan ADIT

Rabu, 23 Oktober 2024 | 14:00 WIB KABUPATEN KEBUMEN

Pemda Bikin Samsat Khusus untuk Perbaiki Kepatuhan Pajak Warga Desa

Rabu, 23 Oktober 2024 | 13:00 WIB CORETAX SYSTEM

Setelah Diimplementasikan, DJP Akan Tetap Sediakan Edukasi Coretax

Rabu, 23 Oktober 2024 | 12:00 WIB LITERATUR PAJAK

4 Kunci Strategis Cegah Sengketa Pajak, Selengkapnya Baca Buku Ini

Rabu, 23 Oktober 2024 | 11:30 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Piloting Modul Impor-Ekspor Barang Bawaan Penumpang Tahap III Dimulai

Rabu, 23 Oktober 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Dasar DJP dalam Menetapkan Status Suspend terhadap Sertel Wajib Pajak

Rabu, 23 Oktober 2024 | 10:30 WIB PROVINSI KALIMANTAN UTARA

Adakan Pemutihan Pajak Kendaraan, Pemprov Targetkan Raup Rp105 Miliar

Rabu, 23 Oktober 2024 | 10:00 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Beberkan Alasan Pembentukan Badan Aspirasi Masyarakat

Rabu, 23 Oktober 2024 | 09:45 WIB DPR RI

Said Abdullah Kembali Terpilih Jadi Ketua Banggar DPR