KINERJA FISKAL

Defisit Anggaran Sudah Lebar, Ini Kinerja APBN 2019 per Akhir Oktober

Redaksi DDTCNews | Senin, 18 November 2019 | 14:40 WIB
Defisit Anggaran Sudah Lebar, Ini Kinerja APBN 2019 per Akhir Oktober Tampilan depan dokumen APBN Kita November 2019.

JAKARTA, DDTCNews – Selain merilis kinerja APBN 2019 hingga akhir September, Kementerian Keuangan juga merilis transparansi kinerja per akhir Oktober.

Dalam dokumen APBN Kita November 2019, realisasi pendapatan negara hingga 31 Oktober 2019 tercatat senilai Rp1.508,91 triliun atau 69,69% dari target Rp2.165,11 triliun. Nilai itu hanya tumbuh 1,19% dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp1.491,07 triliun atau 78,70% dari target Rp1.894,72 triliun.

Sementara itu, realisasi belanja tercatat senilai Rp1.797,97 triliun atau 73,06% dibandingkan pagu APBN 2019 senilai Rp2.461,11 triliun. Realisasi itu tumbuh 4,48% dibandingkan capaian periode yang sama tahun lalu Rp1.720,82 triliun atau 77,49% dari pagu Rp2.220,66 triliun.

Baca Juga:
Jasa Layanan QRIS Kena PPN 12%, Pembeli Tak Kena Beban Pajak Tambahan

Dengan performa tersebut, realisasi defisit keseimbangan primer semakin melebar senilai Rp68,42 triliun atau 340,13% dari patokan dalam APBN 2019 yaitu defisit senilai Rp20,11 triliun. Pada akhir September tahun lalu, defisit keseimbangan primer hanya Rp16,52 triliun atau 18,92% dari patokan dalam APBN 2018 senilai Rp87,33 triliun.

Defisit anggaran tercatat senilai Rp289,06 triliun (1,80% terhadap PDB) atau 97,66% dari patokan dalam APBN 2019 senilai Rp296 triliun (1,84% terhadap PDB). Pada akhir September 2018, defisit tercatat senilai Rp229,74triliun (1,56% terhadap PDB) atau 70,49% dari patokan dalam APBN senilai Rp325,94 triliun (2,19% terhadap PDB).

Adapun realisasi pembiayaan anggaran sudah melebihi patokan APBN 2019, yaitu senilai Rp373,37 triliun atau 126,14% dari patokan Rp296,00 triliun. Pada periode yang sama tahun lalu, realisasi pembiayaan mencapai Rp323,07 triliun atau 99,12% dari patokan APBN 2018 senilai Rp325,94 triliun.

Baca Juga:
Kemenkeu Catat Belanja Perpajakan 2023 Tembus Rp362 Triliun, Naik 6,3%

Performa tersebut pada gilirannya menyisakan kelebihan pembiayaan anggaran senilai Rp84,31 triliun. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp93,32 triliun. (kaw)




Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Senin, 23 Desember 2024 | 09:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Jasa Layanan QRIS Kena PPN 12%, Pembeli Tak Kena Beban Pajak Tambahan

Senin, 16 Desember 2024 | 11:06 WIB LAPORAN BELANJA PERPAJAKAN 2023

Kemenkeu Catat Belanja Perpajakan 2023 Tembus Rp362 Triliun, Naik 6,3%

Jumat, 13 Desember 2024 | 15:00 WIB KANWIL DJP BALI

Kanwil DJP Bali Adakan Pelatihan Juru Sita Pajak Daerah

Jumat, 13 Desember 2024 | 14:45 WIB PMK 93/2024

Kemenkeu Akan Kembangkan Platform Sinergi Kebijakan Fiskal Nasional

BERITA PILIHAN
Jumat, 27 Desember 2024 | 15:30 WIB LAPORAN TAHUNAN DJP 2023

Rata-Rata Waktu Penyelesaian Pengaduan Perpajakan di DJP Capai 9 Hari

Jumat, 27 Desember 2024 | 15:15 WIB KONSULTASI PAJAK

Pedagang Gunakan QRIS untuk Pembayaran, Konsumen Bayar PPN 12 Persen?

Jumat, 27 Desember 2024 | 15:00 WIB KAMUS KEPABEANAN

Apa Itu Pembukuan dalam bidang Kepabeanan?

Jumat, 27 Desember 2024 | 14:30 WIB RESUME PUTUSAN PENINJAUAN KEMBALI

Sengketa Yuridis Pengenaan PPN atas Jasa Kecantikan

Jumat, 27 Desember 2024 | 14:00 WIB KELAS PPN

Konsep PPN, Deviasi, dan Isu Kenaikan PPN 12%

Jumat, 27 Desember 2024 | 13:30 WIB UU HKPD

Berlaku Mulai 5 Januari 2025, Begini Penghitungan Opsen Pajak

Jumat, 27 Desember 2024 | 12:30 WIB LAPORAN BELANJA PERPAJAKAN

Masih Ada Fasilitas Kepabeanan Tak Dimanfaatkan, DJBC Beri Penjelasan

Jumat, 27 Desember 2024 | 12:00 WIB PMK 81/2024

Catat! Dokumen WP Badan Era Coretax Diteken Pakai Sertel Pengurus

Jumat, 27 Desember 2024 | 11:30 WIB PMK 168/2023

Penghitungan PPh 21 Pegawai Tidak Tetap untuk Masa Pajak Desember

Jumat, 27 Desember 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Analisis Kesebandingan dalam Tahapan Penerapan PKKU