PEREKONOMIAN INDONESIA

Dari Survei BI, Ekonom Proyeksi Indonesia Alami Resesi Ekonomi 2020

Muhamad Wildan | Rabu, 29 Juli 2020 | 13:50 WIB
Dari Survei BI, Ekonom Proyeksi Indonesia Alami Resesi Ekonomi 2020

Ilustrasi. Sejumlah warga berbelanja di Pasar Rusun Petamburan, Jakarta, Selasa (28/7/2020). Provinsi DKI Jakarta dan Jawa Barat menjadi dua daerah pertama penerima dana program Pinjaman Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Daerah karena terdampak sangat besar oleh pandemi COVID-19 pada kesejahteraan dan ekonomi masyarakatnya. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/foc.

JAKARTA, DDTCNews – Berdasarkan konsensus ekonom dalam Survei Proyeksi Indikator Makro Ekonomi (SPIME) Bank Indonesia (BI), ekonomi Indonesia diproyeksi akan mengalami resesi sebagai dampak adanya pandemi Covid-19.

Ekonomi Indonesia pada kuartal II/2020 diproyeksi bakal mengalami kontraksi 1,26% (yoy). Kontraksi ekonomi kemudian diprediksi masih akan berlanjut pada kuartal III/2020 dengan minus 0,82%. Secara teknikal, ada resesi ekonomi karena terkontraksi selama dua kuartal berturut-turut.

Kondisi perekonomian diproyeksi akan berangsur pulih mulai kuartal IV/2020. Pada kuartal terakhir tahun ini, para ekonom sepakat perekonomian Indonesia masih bisa tumbuh hingga sekitar 1,13%.

Baca Juga:
3 Skema Terbaru Pembuatan Kode Billing di Coretax DJP

“Responden memperkirakan kinerja perekonomian akan terus membaik hingga tercatat tumbuh 2,86% (yoy) pada kuartal II/2021," tulis BI dalam laporan SPIME, dikutip pada Rabu (29/7/2020).

Dalam setahun penuh, ekonomi Indonesia diproyeksi masih mampu tumbuh tipis sebesar 0,03%. Seperti diketahui, tekanan pertumbuhan ekonomi ini dipengaruhi pandemi Covid-19 yang menekan daya beli masyarakat dan ekonomi global yang berdampak pada kegiatan ekspor impor.

Pada 2021, konsensus ekonom tersebut memperkirakan ekonomi Indonesia hanya mampu tumbuh 3,46%, belum tumbuh normal di level 5% sebagaimana yang terjadi pada beberapa tahun sebelum pandemi Covid-19.

Baca Juga:
Banyak Perbaikan, DJP Klaim Coretax Kini Sudah Berjalan Lebih Mulus

Dari sisi inflasi, ekonom memperkirakan kenaikan indeks harga konsumen Indonesia hingga akhir 2020 bakal rendah di level 2,51%. Level inflasi ini lebih rendah dari inflasi 2019 sebesar 2,72% dan sudah mencakup dalam sasaran inflasi 2020 pada level 2%-4%.

"Responden menyatakan bahwa penurunan tekanan inflasi tersebut terutama diindikasikan disebabkan oleh kecenderungan penurunan harga komoditas dunia serta adanya keyakinan harga barang dijaga oleh pemerintah," tulis BI dalam SPIME.

Pada kuartal III/2020 inflasi diperkirakan mencapai 2,37%, lebih tinggi dari kuartal II/2020 yang sebesar 1,96%. Lonjakan tekanan inflasi ini terutama didorong oleh dilonggarkannya pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang dipercaya bakal mendorong permintaan. (kaw)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Jumat, 24 Januari 2025 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

3 Skema Terbaru Pembuatan Kode Billing di Coretax DJP

Jumat, 24 Januari 2025 | 08:52 WIB BERITA PAJAK HARI INI

Penjelasan DJP soal Hitung PPN dengan DPP 11/12 yang Tidak Otomatis

Kamis, 23 Januari 2025 | 09:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Pangkas Anggaran Perjalanan Dinas, Prabowo: Bisa Hemat Rp20 Triliun

BERITA PILIHAN
Jumat, 24 Januari 2025 | 19:15 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Sri Mulyani Targetkan Aturan Insentif Fiskal 2025 Rampung Bulan Ini

Jumat, 24 Januari 2025 | 19:00 WIB PMK 136/2024

Beban Pajak Minimum Global Bisa Ditekan dengan SBIE, Apa Itu?

Jumat, 24 Januari 2025 | 18:30 WIB RESUME PUTUSAN PENINJAUAN KEMBALI

Sengketa Pajak atas Biaya Overhead dari Luar Negeri

Jumat, 24 Januari 2025 | 18:10 WIB DDTC ACADEMY - INTENSIVE COURSE

Dibuka! Batch Terbaru Pelatihan Intensif Transfer Pricing DDTC Academy

Jumat, 24 Januari 2025 | 18:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Masyarakat Nonpeserta BPJS Bisa Ikut Pemeriksaan Kesehatan Gratis

Jumat, 24 Januari 2025 | 17:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Sri Mulyani: Pajak Minimum Global Bikin Iklim Investasi Lebih Sehat

Jumat, 24 Januari 2025 | 15:30 WIB PROFIL PERPAJAKAN KONGO

Seputar Aturan Perpajakan Kongo, PPN-nya Pakai Skema Multi-Tarif

Jumat, 24 Januari 2025 | 14:30 WIB AMERIKA SERIKAT

Hadiri Acara WEF, Trump Tawarkan Tarif Pajak 15 Persen untuk Investor