PENGAWASAN KEUANGAN NEGARA

BPKP Beberkan Masalah Belanja PEN Sektor Perbankan dan Koperasi

Redaksi DDTCNews | Kamis, 01 April 2021 | 13:46 WIB
BPKP Beberkan Masalah Belanja PEN Sektor Perbankan dan Koperasi

Ilustrasi. Perajin mengecat kursi ukiran di sentra kerajinan ukiran dan lacquer khas Palembang,Sumatra Selatan, Rabu (5/3/2021). Pemerintah memberikan dukungan dana untuk UMKM dan pembiayaan korporasi melalui Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) yang masuk dalam anggaran program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sebesar 187,17 triliun. ANTARA FOTO/Feny Selly/rwa.

BPKP Beberkan Masalah Belanja PEN Sektor Perbankan dan Koperasi

JAKARTA, DDTCNews – Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) mengungkapkan adanya sejumlah masalah dalam belanja program pemulihan ekonomi nasional sektor perbankan dan koperasi.

Kepala BPKP M. Yusuf Ateh menjabarkan temuan masalah tersebut dalam rapat dengar pendapat (RDP) Komite IV DPD. Menurutnya, salah satu masalah dalam pelaksanaan belanja PEN adalah keakuratan data.

Baca Juga:
DJP Terbitkan Panduan Coretax terkait PIC, Impersonate dan Role Akses

Menurutnya, masalah akurasi data penerima manfaat ini memerlukan kolaborasi untuk memastikan keakuratan data. Untuk itu, BPKP menjalin kerja sama dengan banyak pihak dalam pengawasan alokasi dana PEN, termasuk dengan Kementerian Keuangan.

"Permasalahan data ini cukup rumit, misalnya data UMKM, karena angkanya terus bergerak. Untuk itu, peran pemerintah daerah perlu didorong agar melakukan updating data secara periodik," katanya dalam keterangan resmi dikutip Kamis (1/4/2021).

Yusuf menambahkan BPKP juga memerlukan dukungan DPD dalam proses bisnis baru pengawasan anggaran daerah. Tahun ini, BPKP tengah melakukan evaluasi perencanaan dan penganggaran APBD demi menjaga belanja APBD tetap efektif, efisien dan akuntabel.

Baca Juga:
Jaga Inflasi pada Kisaran 2,5 Persen, Pemerintah Beberkan Strateginya

"Efektivitas peran pengawasan intern sangat ditentukan dari sejauh mana tindak lanjut atas saran dan rekomendasi yang diberikan," tuturnya.

Sementara itu, Anggota DPD Casyta Kathmandu menuturkan permasalahan data acap kali terjadi dalam eksekusi program PEN di daerah. Menurutnya, banyak laporan yang diterima DPD tentang distribusi program yang tidak merata.

"Inilah yang menyebabkan kecemburuan di daerah," ujarnya. (rig)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Sabtu, 01 Februari 2025 | 12:00 WIB CORETAX SYSTEM

DJP Terbitkan Panduan Coretax terkait PIC, Impersonate dan Role Akses

Sabtu, 01 Februari 2025 | 09:00 WIB KEBIJAKAN EKONOMI

Jaga Inflasi pada Kisaran 2,5 Persen, Pemerintah Beberkan Strateginya

Sabtu, 01 Februari 2025 | 08:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Jadi Kontributor Pajak Terbesar, Manufaktur Diklaim Pulih Merata

BERITA PILIHAN
Sabtu, 01 Februari 2025 | 17:30 WIB ADMINISTRASI PAJAK

NPWP Sementara 9990000000999000, Dipakai Jika NIK Tak Valid di e-Bupot

Sabtu, 01 Februari 2025 | 17:15 WIB KEBIJAKAN ENERGI

Pemerintah Naikkan Biaya SLO Listrik, Kecuali Pelanggan 450 dan 900 VA

Sabtu, 01 Februari 2025 | 14:30 WIB PILKADA 2024

Prabowo Ingin Kepala Daerah Hasil Pilkada 2024 segera Dilantik

Sabtu, 01 Februari 2025 | 13:30 WIB LAYANAN KEPABEANAN

Pengumuman bagi Eksportir-Importir! Layanan Telepon LNSW Tak Lagi 24/7

Sabtu, 01 Februari 2025 | 13:00 WIB RESUME PUTUSAN PENINJAUAN KEMBALI

Sengketa PPh Pasal 23 Akibat Transaksi Pinjaman Tanpa Bunga

Sabtu, 01 Februari 2025 | 12:45 WIB BERITA PAJAK SEPEKAN

Tenang! Surat Teguran ‘Gaib’ karena Coretax Eror Bisa Dibatalkan DJP

Sabtu, 01 Februari 2025 | 12:30 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Hal-Hal yang Diteliti DJP terkait Pengajuan Pengembalian Pendahuluan

Sabtu, 01 Februari 2025 | 12:00 WIB CORETAX SYSTEM

DJP Terbitkan Panduan Coretax terkait PIC, Impersonate dan Role Akses