NILAI TUKAR RUPIAH

BI: Faktor Global Jadi Penyebab Pelemahan Rupiah

Redaksi DDTCNews | Jumat, 02 Maret 2018 | 09:59 WIB
BI: Faktor Global Jadi Penyebab Pelemahan Rupiah

JAKARTA, DDTCNews – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus tergerus dalam beberapa waktu terakhir. Sejumlah faktor eksternal mendominasi pelemahan rupiah.

Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia (BI) Doddy Zulverdi mengatakan situasi global menjadi penyebab utama pelemahan rupiah hingga hampir menyentuh angka Rp13.800 per dolar AS. Oleh karena itu, intervensi dilakukan agar pelemahan tidak terjadi lebih dalam.

"Ini sebenarnya pengaruh global, terutama spekulasi pasar mengenai rencana kenaikan suku bunga oleh The Fed dalam FOMC (Federal Open Market Committee) bulan depan. Karena kondisi fundamental Indonesia justru menunjukkan tren perbaikan. Terlihat dari pertumbuhan ekonomi yang terus membaik dan inflasi lebih terkendali," katanya di kantor BI, Kamis (1/3).

Baca Juga:
BI Ungkap Dampak Tarif PPN 12 Persen Terhadap Inflasi ‘Tidak Besar’

Doddy menyebutkan stabilisasi nilai tukar rupiah menjadi penting dalam beberapa waktu ke depan. Hal ini merupakan poin krusial agar menjaga kepercayaan pasar dan masyarakat terhadap rupiah.

"BI ada di pasar, tentu tidak di setiap titik, tidak setiap saat kami masuk. Hanya di saat pelemahan cepat sekali, jangan sampai kecepatan pelemahan berlebihan. Begitu market buka kami sudah lakukan stabilisasi," paparnya.

Jika berkaca pada kondisi ekonomi domestik dalam negeri yang menunjukan tren perbaikan. Doddy menilai nilai kurs rupiah saat ini tidak ideal. Menurutnya, nilai kurs rupaih terhadap dolar AS bisa lebih baik dari posisi sekarang.

Baca Juga:
Jaga Daya Beli Saat PPN Naik, BI Diminta Turunkan Suku Bunga Acuan

"Jadi kalau tadi kita lihat rupiah sempat di level 13.800 per dolar AS itu terlalu berlebihan dan tidak sesuai fundamentalnya. Makanya dari tadi pagi kita aktif di pasar," terangnya.

Doddy memprediksi gejolak rupiah ini masih terus berlanjut hingga rapat FOMC usai dilaksanakan. Setelahnya, volatilitas rupiah diprediksi lebih stabil. Dia juga memastikan cadangan devisa Indonesia masih aman dan mencukupi untuk menjaga volatilitas rupiah saat ini. (Amu)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Kamis, 19 Desember 2024 | 09:43 WIB KEBIJAKAN MONETER

BI Ungkap Dampak Tarif PPN 12 Persen Terhadap Inflasi ‘Tidak Besar’

Kamis, 05 Desember 2024 | 09:30 WIB KEBIJAKAN MONETER

Jaga Daya Beli Saat PPN Naik, BI Diminta Turunkan Suku Bunga Acuan

Sabtu, 30 November 2024 | 13:30 WIB KEBIJAKAN FISKAL

Prabowo: Indonesia Disegani karena Tidak Pernah Gagal Bayar Utang

Rabu, 20 November 2024 | 17:45 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

AS Bakal Kenakan Bea Masuk Tinggi dan Potong Pajak, Ini Kata BI

BERITA PILIHAN
Rabu, 25 Desember 2024 | 15:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Pemerintah akan Salurkan KUR Rp300 Triliun Tahun Depan

Rabu, 25 Desember 2024 | 13:30 WIB PSAK 201

Item-Item dalam Laporan Posisi Keuangan Berdasarkan PSAK 201

Rabu, 25 Desember 2024 | 13:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kontribusi ke Negara, DJP: Langganan Platform Digital Kena PPN 12%

Rabu, 25 Desember 2024 | 12:30 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Fitur MFA Sudah Diterapkan di Portal CEISA sejak 1 Desember 2024

Rabu, 25 Desember 2024 | 11:30 WIB PMK 94/2023

Pemerikaan Pajak oleh DJP terhadap Kontraktor Migas, Apa Saja?

Rabu, 25 Desember 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Dokumen yang Dilampirkan saat Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan

Rabu, 25 Desember 2024 | 09:37 WIB KURS PAJAK 25 DESEMBER 2024 - 31 DESEMBER 2024

Kurs Pajak Terbaru: Rupiah Melemah terhadap Mayoritas Mata Uang Mitra