JAKARTA, DDTCNews – Bank Indonesia (BI) tidak menutup pintu bagi kenaikan suku bunga acuan. Sebelumnya bank sentral sudah dua kali menaikkan suku bunga pada Mei lalu untuk menjaga stabilasi nilai tukar.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan keputusan perihal suku bunga acuan menjadi isu yang dibahas dalam rapat dewan gubernur (RDG) pada 27-28 Juni pekan depan.
"Di RDG yang akan datang kami siap ambil langkah prefentif, bentuknya bisa berupa kenaikan suku bunga atau relaksasi makroprudensial untuk mendorong sektor perumahan," katanya seusai Halal bihalal di Gedung BI, Jumat (22/6).
Lebih lanjut, Perry menjelaskan detail kebijakan akan diumumkan setelah RDG dilakukan. Dia mengungkapkan saat ini jika dilihat perkembangan nilai tukar sempat ada penyesuaian karena libur panjang Lebaran.
Menurutnya, selama libur lebaran yang mencapai 12 hari banyak dinamika global yang mempengaruhi nilai tukar rupiah. Salah satunya adalah meningkatnya ketegangan antara AS-Tiongkok.
"Kami terus berkomitmen, kami akan melakukan langkah stabilisasi. Kami akan selalu ada di pasar," terangnya.
Meski nilai tukar rupiah terus mengalami depresiasi, namun Perry meyakini kondisi Indonesia masih lebih baik ketimbang negara lain. Kini, stabilisasi rupiah menjadi agenda utama BI.
Pasalnya dengan kondisi yang stabil maka kepercayaan pasar dan investor kepada ekonomi RI akan tetap terjaga. Dengan demikian akan memperkuat ketahanan ekonomi dari gejolak eksternal seperti perang dagang antara AS-Tiongkok.
"Bagi investor luar negeri kami yakin dengan berbagai langkah kebijakan moneter akan membuat aset di pasar keuangan Indonesia menarik. Kami perkirakan aliran modal asing masuk dan menambah supply valas. Itu akan jadi sentimen positif terhadap rupiah ke depannya," jelasnya. (Amu)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.