KOTA PEKANBARU

Belum Ada Aturan, PAD Sektor Ini Nol

Redaksi DDTCNews | Selasa, 21 Maret 2017 | 18:32 WIB
Belum Ada Aturan, PAD Sektor Ini Nol

PEKANBARU, DDTCNews – Sejak menerima wewenang kemetrologian dari Pemprov Riau, hingga kini Pemkot Pekanbaru belum bisa menarik retribusi dari sektor tersebut. Per Maret 2017, kontribusinya masih nol terhadap penerimaan asli daerah (PAD).

Kepala Bidang Perdagangan Disperindag Kota Pekanbaru Mas Irba Sulaiman mengatakan retribusi Terra Ulang baru bisa diberlakukan apabila ada Peraturan Daerah (perda) mengenai kemetrologian yang sudah disahkan oleh DPRD Kota Pekanbaru, dan resmi didaftarkan ke Kementerian Perdagangan RI sebagai lembaran negara.

“Perda sudah diajukan dan segera dibahas DPRD. Kami perkirakan jika tidak segera disahkan oleh DPRD, PAD dari sektor metrologi kosong hingga akhir tahun mendatang. Sementara Peraturan Walikota (Perwako) sudah siap,” ujarnya, Senin (20/3).

Baca Juga:
Warga Bekasi! Manfaatkan Diskon PBB Hingga Mei 2025

Karena belum adanya payung hukum ini, maka seluruh aktivitas terra dan terra ulang di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Metrologi tak ada pungutan retribusinya. Ia berharap DPRD segera mengesahkan perda tersebut, sebab hal itu menyangkut potensi PAD dalam pelayanan metrologi.

Pada 2015, saat pengelolaan UPT Metrologi masih di bawah kewenangan Pemprov Riau, sektor metrologi mampu menyumbangkan PAD sekitar Rp2 miliar dari retribusi pelayanan Terra Ulang SPBU, argo taksi, mobil tangki bahan bakar minyak serta tera ulang timbangan.

Masih kata Irba, penyerahan urusan metrologi oleh Pemprov Riau masih belum sepenuhnya ke Pemkot Pekanbaru masih belum sepenuhnya, karena ada sebagian yang belum diserahkan. “Berdasarkan UU Nomor 23/2014, seluruhnya harus diserahkan ke kami. Saat ini, personel sebanyak 13 petugas sudah diserahkan. Namun biaya dan peralatan ada sebagian yang belum diserahkan,” jelasnya.

Baca Juga:
Pemprov Bikin Tabungan Pajak untuk Tingkatkan Kepatuhan ASN Bayar PKB

Sebagai informasi, seperti dilansir Riaupos, terra ulang bertujuan melindungi kepentingan umum dalam hal kebenaran pengukuran. Sebab, tak sedikit konsumen mengeluh atau merasa dibohongi dengan tidak pasnya takaran atau satuan ukur yang digunakan pelaku usaha.

“Bisa disebabkan karena alat timbangan yang tidak standar, kalau untuk jasa transportasi, bisa juga lantaran argo taksi berjalan tidak sebagaimana mestinya,” pungkas Irba. (Amu)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 11 Februari 2025 | 18:30 WIB KOTA BEKASI

Warga Bekasi! Manfaatkan Diskon PBB Hingga Mei 2025

Selasa, 11 Februari 2025 | 17:45 WIB PROVINSI SUMATERA BARAT

Pemprov Bikin Tabungan Pajak untuk Tingkatkan Kepatuhan ASN Bayar PKB

Selasa, 11 Februari 2025 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

7 Syarat yang Harus Dipenuhi untuk Jadi Petugas Pemeriksa Pajak Daerah

BERITA PILIHAN
Selasa, 11 Februari 2025 | 21:45 WIB CORETAX SYSTEM

Coretax Tak Bisa Diakses Sementara Selama 3 Jam Malam Ini

Selasa, 11 Februari 2025 | 18:38 WIB DDTC ACADEMY - TAX UPDATE WEBINAR

Hadapi Rezim 11/12 dalam Sistem PPN di Indonesia, Ikuti Webinar Ini

Selasa, 11 Februari 2025 | 18:30 WIB KOTA BEKASI

Warga Bekasi! Manfaatkan Diskon PBB Hingga Mei 2025

Selasa, 11 Februari 2025 | 18:15 WIB PMK 11/2025

Diperbarui, Tarif Efektif PPN Jasa Freight Forwarding Jadi 1,1 Persen

Selasa, 11 Februari 2025 | 17:45 WIB PROVINSI SUMATERA BARAT

Pemprov Bikin Tabungan Pajak untuk Tingkatkan Kepatuhan ASN Bayar PKB

Selasa, 11 Februari 2025 | 17:30 WIB AMERIKA SERIKAT

Mulai Besok! AS Kenakan Bea Masuk 25% untuk Baja dan Aluminium

Selasa, 11 Februari 2025 | 16:12 WIB KEBIJAKAN EKONOMI

Pacu Ekonomi, Indonesia Punya PR Siapkan SDM dan Infrastruktur Digital

Selasa, 11 Februari 2025 | 15:00 WIB TIPS PAJAK

Cara Ajukan Permohonan KSWP Lewat Coretax DJP