Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam Konferensi Pers Realisasi APBN edisi April 2022, Rabu (20/4/2022).
JAKARTA, DDTCNews - Lonjakan harga minyak dan gas bumi (migas) telah membuat anggaran belanja subsidi membengkak sepanjang kuartal I/2022, bahkan menjadi yang tertinggi dalam 3 tahun terakhir ini.
Kementerian Keuangan melaporkan realisasi subsidi hingga akhir kuartal I/2022 mencapai Rp38,5 triliun, naik 81% dari realisasi belanja subsidi pada periode yang sama tahun lalu senilai Rp21,3 triliun.
"Lonjakannya sangat signifikan. Kalau 3 tahun berturut-turut sebelumnya berkisar Rp15 triliun-Rp19 triliun. Tahun ini, naik jadi Rp38,3 triliun," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat Konferensi Pers Realisasi APBN edisi April 2022, Rabu (20/4/2022).
Secara volume, lanjut Sri Mulyani, subsidi bahan bakar minyak (BBM) solar dan minyak tanah telah mencapai 2.664,9 ribu kilo liter, atau naik 17% dari periode sama tahun lalu sebanyak 2.287,4 ribu kilo liter.
Lalu, konsumsi subsidi LPG tabung 3 kilogram masyarakat juga meningkat 4% menjadi 1,21 miliar kilogram. Sementara itu, pelanggan listrik bersubsidi mengalami penurunan dari 38,3 juta pelanggan menjadi 37,3 juta pelanggan.
"Ini semuanya menggambarkan APBN mampu menjadi bantalan pada saat masyarakat dihantam saat ini melalui harga-harga komoditas," tutur menkeu.
Di sisi lain, Sri Mulyani menilai kenaikan harga komoditas migas juga berdampak positif terhadap penerimaan negara. Buktinya, realisasi PPh migas naik 38%, dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sumber daya alam (SDA) migas tumbuh 113%.
Oleh karena itu, Menkeu masih meyakini pemerintah masih dapat menggunakan APBN sebagai instrumen fiskal yang mampu menjaga perekonomian dalam negeri di tengah sentimen kenaikan harga migas. (rig)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.