KPP PRATAMA SUKOHARJO

Begini Ketentuan PPh Pasal 21 untuk Upah Tenaga Kerja Lepas

Redaksi DDTCNews | Jumat, 05 Mei 2023 | 13:00 WIB
Begini Ketentuan PPh Pasal 21 untuk Upah Tenaga Kerja Lepas

Ilustrasi.

SUKOHARJO, DDTCNews – KPP Pratama Sukoharjo memberikan penjelasan terhadap wajib pajak terkait dengan penghitungan PPh Pasal 21 atas penghasilan tenaga kerja lepas yang tidak dibayarkan secara bulanan.

Pegawai dari KPP Pratama Sukoharjo Yanuar Setya Agnestin mengatakan apabila penghasilan sehari atau rata-rata penghasilan sehari belum melebihi Rp450.000 maka tidak dilakukan pemotongan PPh Pasal 21.

“Namun demikian, jika penghasilan sehari atau rata-rata penghasilan sehari telah melebihi Rp450.000 maka dikenakan PPh Pasal 21,” katanya seperti dikutip dari situs web Ditjen Pajak (DJP), Jumat (5/5/2023).

Baca Juga:
Ajukan NPWP Non-Efektif, WP Perlu Cabut Status PKP Dahulu

Yanuar menjelaskan rata-rata penghasilan sehari yang dimaksud ialah rata-rata upah mingguan, upah satuan, atau upah borongan untuk setiap hari kerja yang digunakan. Adapun ketentuan penghitungan PPh Pasal 21 diatur dalam PER-16/PJ/2016.

Dalam hal pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas telah memperoleh penghasilan kumulatif dalam 1 bulan kalender melebihi Rp4,5 juta maka jumlah yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto adalah sebesar penghasilan tidak kena pajak (PTKP) yang sebenarnya.

PTKP yang sebenarnya tersebut adalah sebesar PTKP untuk jumlah hari kerja yang sebenarnya. PTKP sehari sebagai dasar untuk menetapkan PTKP yang sebenarnya adalah sebesar PTKP per tahun dibagi 360 hari.

Baca Juga:
‘Tak Hanya Unggul Teknis, SDM Kemenkeu Juga Perlu Berintegritas’

Lebih lanjut, pemberi kerja juga wajib membuat bukti potong untuk diberikan kepada penerima penghasilan sebagai kredit pajak.

“Jika dalam suatu bulan terdapat PPh Pasal 21 yang dipotong maka wajib disetorkan oleh pemberi kerja paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya dan dilaporkan melalui SPT Masa PPh Pasal 21 paling lambat tanggal 20 bulan berikutnya,” jelas Yanuar. (rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Minggu, 02 Februari 2025 | 15:00 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Ajukan NPWP Non-Efektif, WP Perlu Cabut Status PKP Dahulu

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:30 WIB KEPALA BPPK ANDIN HADIYANTO

‘Tak Hanya Unggul Teknis, SDM Kemenkeu Juga Perlu Berintegritas’

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:30 WIB CORETAX SYSTEM

DJP Terbitkan Buku Manual Coretax terkait Modul Pembayaran

BERITA PILIHAN
Minggu, 02 Februari 2025 | 15:30 WIB PMK 119/2024

Bertambah! Aspek Penelitian Restitusi Dipercepat WP Kriteria Tertentu

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:00 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Ajukan NPWP Non-Efektif, WP Perlu Cabut Status PKP Dahulu

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:30 WIB KEPALA BPPK ANDIN HADIYANTO

‘Tak Hanya Unggul Teknis, SDM Kemenkeu Juga Perlu Berintegritas’

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:30 WIB CORETAX SYSTEM

DJP Terbitkan Buku Manual Coretax terkait Modul Pembayaran

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:15 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Lima Hal yang Membuat Suket PP 55 Dicabut Kantor Pajak

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:00 WIB KOTA BANTUL

Banyak Penambang Tak Terdaftar, Setoran Pajak MBLB Hanya Rp20,9 Juta

Minggu, 02 Februari 2025 | 12:00 WIB CORETAX DJP

PIC Kini Bisa Delegasikan Role Akses Pemindahbukuan di Coretax DJP

Minggu, 02 Februari 2025 | 11:30 WIB KOTA MEDAN

Wah! Medan Bisa Kumpulkan Rp784,16 Miliar dari Opsen Pajak

Minggu, 02 Februari 2025 | 10:30 WIB PMK 116/2024

Organisasi dan Tata Kerja Setkomwasjak, Unduh Peraturannya di Sini