BERITA PAJAK HARI INI

Begini Agenda Tim Reformasi Perpajakan

Redaksi DDTCNews | Kamis, 22 Desember 2016 | 09:08 WIB
Begini Agenda Tim Reformasi Perpajakan

JAKARTA, DDTCNews – Tim Reformasi Perpajakan telah dibentuk pemerintah. Tim ini berjanji segera menjalankan langkah konkret untuk membenahi institusi pajak. Kabar tersebut menghiasi sejumlah media nasional pagi ini, Kamis (22/12).

Ketua Pelaksana Tim Reformasi Pajak Suryo Utomo menyatakan sudah menyiapkan sejumlah program kerja. Program kerja tersebut akan menjadi pedoman Tim Reformasi Pajak dalam menjalankan tugasnya mulai saat ini hingga 2020.

Menurutnya pada kuartal I 2017, tim ini akan mulai mengevaluasi sistem administrasi perpajakan yang sedang berjalan. Selain itu, Tim Reformasi Pajak juga akan mulai memformulasikan sistem administrasi yang baru. Pada kuartal II 2017 tim ini juga akan menyusun inisiatif strategis yang akan dicapai.

Baca Juga:
Penegakan Hukum Bidang Pajak, Andalan Prabowo untuk Tambah Penerimaan

Selanjutnya, pada kuartal III dan IV 2017, Tim Reformasi Pajak akan mempertajam inisiatif strategis dan merealisasikan tujuan jangka pendek, yakni penerimaan 2017 dan penerimaan tahun 2018.

Kabar lainnya datang dari Ditjen Pajak yang mengirimi surat elektronik (surel) kepada 204.125 wajib pajak yang mengimbau agar segera mengikuti program amnesti pajak dan belanja modal pemerintah yang semakin seret. Berikut ulasan ringkas beritanya:

  • Surel ‘Sakti’ Ditjen Pajak

Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak tengah menyebar 204.125 surat cinta berisi ajakan mengikuti amnesti pajak. Imbauan kali ini benar-benar spesifik dengan hasil olahan data dari otoritas pajak. Hal ini dikarenakan jumlah wajib pajak (WP) yang mengikuti program amnesti pajak di periode kedua jauh lebih rendah dari periode pertama, yaitu hanya sekitar 118.957 WP. Sementara pada periode pertama yang mengikuti program amnesti pajak sekitar 393.358 WP. Kendati demikian, program yang dilakukan oleh Ditjen Pajak ini dinilai kurang efektif karena hanya memberikan hasil yang minim.

Baca Juga:
Kementerian Keuangan Kini di Bawah Langsung Presiden Prabowo
  • Belanja Modal Kian Seret

Penyerapan anggaran belanja modal pemerintah pada kuartal IV 2016 semakin seret. Padahal, belanja modal menjadi salah satu penyumbang pertumbuhan ekonomi domestik. Direktur Penyusunan APBN mengatakan realisasi belanja modal hingga akhir November 2016 hanya mencapai Rp117,5 triliun atau 56,9%. Penurunan realisasi belanja modal itu terjadi sejak Oktober lalu sebagai dampak pemangkasan anggaran. Pemerintah juga belum bisa memastikan outlook realisasi belanja modal hingga akhir tahun ini.

  • Penguatan Ekonomi, BUMN Jadi Lokomotif

Belanja Kementerian dan Lembaga pada APBN 2017 ditetapkan Rp763,6 triliun. Nilai tersebut lebih rendah dibandingkan APBN-P 2016 senilai Rp767,8 triliun. Belanja kementerian dan lembaga yang menyerap banyak anggaran negara termasuk pembangunan berbagai infrastruktur menjadi salah satu pendorong kegiatan ekonomi. Selain peran swasta melalui investasi, BUMN sebagai korporasi negara tanpa mengandalkan penyertaan modal negara (PMN) diharapkan mampu berkontribusi dalam pembangungan infrastruktur dan memacu pertumbuhan ekonomi.

  • Penerimaan Amnesti Pajak Sentuh Angka Rp101 T

Dengan hanya 10 hari tersisa di fase kedua dari amnesti pajak, partisipasi dalam program ini tidak sesuai dengan harapan pemerintah. Menurut data kantor pajak, pendapatan yang dikumpulkan dari biaya penalti telah mencapai Rp101 triliun (US$7,5 miliar) pada 20 Desember, hanya sedikit peningkatan dari sebelumnya Rp97,2 triliun yang dikumpulkan pada 30 September lalu, ketika program fase tiga bulan pertama berakhir. Namun juru bicara kantor pajak Hestu Yoga Saksama masih optimis bahwa angka tersebut akan meningkat secara signifikan minggu depan. (Amu)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Kamis, 24 Oktober 2024 | 09:15 WIB BERITA PAJAK HARI INI

Penegakan Hukum Bidang Pajak, Andalan Prabowo untuk Tambah Penerimaan

Rabu, 23 Oktober 2024 | 09:19 WIB BERITA PAJAK HARI INI

Kementerian Keuangan Kini di Bawah Langsung Presiden Prabowo

Selasa, 22 Oktober 2024 | 09:00 WIB BERITA PAJAK HARI INI

Pemerintah Pusat Bakal Asistensi Pemda Terbitkan Obligasi Daerah

Senin, 21 Oktober 2024 | 09:15 WIB BERITA PAJAK HARI INI

Wajah-Wajah Lama Masih Isi Tim Ekonomi Prabowo-Gibran

BERITA PILIHAN
Kamis, 24 Oktober 2024 | 18:30 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Laporkan SPT Pajak Daerah atas Jasa Kesenian dan Hiburan di DKI

Kamis, 24 Oktober 2024 | 18:00 WIB KOTA PALU

Ada 9 Jenis Pajak Daerah di Kota Palu, Simak Daftar Lengkapnya

Kamis, 24 Oktober 2024 | 17:30 WIB PROVINSI GORONTALO

Mulai 2025, Provinsi-Kabupaten/Kota Tagih Pajak Kendaraan Bersama-sama

Kamis, 24 Oktober 2024 | 17:00 WIB CORETAX SYSTEM

Coretax DJP Mungkinkan Cabang untuk Bikin Bukti Potong PPh

Kamis, 24 Oktober 2024 | 16:30 WIB KEBIJAKAN ENERGI

Target Swasembada Energi di Era Prabowo, Apa Strateginya?

Kamis, 24 Oktober 2024 | 16:00 WIB SWISS

Danai Program Pensiun, Negara Ini Bakal Naikkan Tarif PPN

Kamis, 24 Oktober 2024 | 15:21 WIB KEBIJAKAN PERDAGANGAN

Eksportir Sawit, Ada Henti Layanan INATRADE Jelang Permendag 26/2024

Kamis, 24 Oktober 2024 | 15:00 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Masuk Tahap ke-14, Kantor Bea Cukai Terapkan secara Penuh CEISA 4.0

Kamis, 24 Oktober 2024 | 14:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Tarif PPN Mestinya Naik Jadi 12%, DPR Minta Tunggu Ekonomi Membaik