JAKARTA, DDTCNews — "Bayar pajak itu memang harus sabar," kata Cak Lontong dengan air muka serius. Matanya lalu menyapu para pegawai pajak dan tamu undangan dalam tax gathering KPP Pratama Singosari, Malang, beberapa waktu lalu. "Kalau tidak sabar, lalu tiap hari bayar pajak, kan bisa bangkrut," sahutnya.
Lawakan pemilik nama asli Lis Hartono ini memang khas Ludruk. Maklum, Cak Lontong dibesarkan dalam tradisi Ludruk yang kental. Ia mengawali karirnya di grup lawak Ludruk Cap Toegoe di Surabaya. Saat itu, ia masih menempuh studinya di Jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi Sepuluh November.
Kombinasi penjungkirbalikan logika bahasa ala Ludruk dan ketangkasan retorika kampus yang disajikan Cak Lontong ternyata mendapat sambutan hangat masyarakat. Karirnya kian mencorong. Cak Lontong akhirnya semakin sering tampil di televisi, hingga akhirnya bermain film dan menjadi bintang iklan.
DI acara off-air, tak hanya KPP Pratama Singosari, Kanwil DJP Jateng I pun ikut mengundang komedian bertinggi badan 184 cm ini dalam tax gathering-nya. Bahkan juga Rapat Pimpinan Nasional DJP 2016. Pria kelahiran Magetan, Jawa Timur, 45 tahun silam ini, selalu sukses mengocok perut para pejabat pajak.
"Saya tahu banyak bapak-bapak pegawai pajak ini hobinya merokok,” katanya. “Bapak-bapak tentu tahu merokok itu berbahaya untuk kesehatan. Pesan saya buat Anda para perokok ini cuma satu, jangan takut mati. Karena pasti ada korek. Jadi kalau rokoknya mati tinggal nyalain lagi pakai korek." (Tf/Bs)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.