PMK 81/2024

Batas Waktu Keputusan Angsuran/Penundaan Pembayaran Pajak Berubah

Nora Galuh Candra Asmarani | Minggu, 29 Desember 2024 | 10:30 WIB
Batas Waktu Keputusan Angsuran/Penundaan Pembayaran Pajak Berubah

Ilustrasi.

JAKARTA, DDTCNews – Pemerintah mengubah ketentuan jangka waktu pemberian keputusan pengangsuran atau penundaan pembayaran pajak. Perubahan jangka waktu tersebut diatur melalui Peraturan Menteri Keuangan (PMK) 81/2024.

Berdasarkan Pasal 117 ayat (2) PMK 81/2024, jangka waktu pemberian keputusan pengangsuran atau penundaan pembayaran pajak kini dibedakan antara Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 29 dan pajak yang masih harus dibayar.

“Berdasarkan penelitian ... dirjen pajak memberikan keputusan dalam jangka waktu paling lama: a. 3 hari kerja ... untuk permohonan pengangsuran atau penundaan pembayaran pajak ... dalam Pasal 114 ayat (1); dan 7 hari kerja ... untuk permohonan pengangsuran atau penundaan pembayaran pajak ... dalam Pasal 115 ayat (1),” bunyi pasal itu, dikutip pada Minggu (29/12/2024).

Baca Juga:
Pengurangan Penghasilan Bruto atas Litbang berdasarkan PMK 81/2024

Jangka waktu pemberian keputusan itu dihitung setelah bukti penerimaan diterbitkan atas permohonan pengangsuran/penundaan pembayaran pajak. Berdasarkan permohonan itu, dirjen pajak akan meneliti pemenuhan persyaratan dan menerbitkan keputusan dalam jangka waktu yang ditetapkan.

Adapun permohonan pengangsuran atau penundaan pembayaran pajak berdasarkan Pasal 114 ayat (1) PMK 81/2024 mengacu pada kekurangan pembayaran pajak yang terutang berdasarkan SPT Tahunan PPh (PPh Pasal 29).

Artinya, keputusan atas permohonan pengangsuran/penundaan pembayaran PPh Pasal 29 diberikan maksimal 3 hari kerja setelah bukti penerimaan diterbitkan untuk permohonan pengangsuran atau penundaan pembayaran pajak. Simak PMK 81/2024, Syarat Ajukan Penundaan Pembayaran PPh Pasal 29 Ditambah.

Baca Juga:
SPT Tahunan Pajak Karbon berdasarkan PMK 81/2024

Sementara itu, permohonan pengangsuran atau penundaan pembayaran pajak berdasarkan Pasal 115 ayat (1) PMK 81/2024 mengacu pada pajak yang masih harus dibayar berdasarkan Pasal 97 ayat (3) dan kewajiban pelunasan berdasarkan Pasal 98 ayat (1) PMK 81/2024.

Adapun Pasal 97 ayat (3) PMK 81/2024 merujuk pada pajak yang masih harus dibayar berdasarkan Surat Tagihan Pajak (STP) PBB. Sementara itu, Pasal 98 ayat (1) PMK 81/2024 mengacu pada kewajiban pelunasan pajak berdasarkan STP, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB), SKPKB Tambahan (SKPKBT).

Selain itu, Pasal 98 ayat (1) PMK 81/2024 mengacu pada kewajiban pelunasan pajak berdasarkan surat keputusan keberatan, surat keputusan pembetulan, surat keputusan persetujuan bersama, putusan banding, serta putusan peninjauan kembali.

Baca Juga:
Jelang Coretax Diterapkan, PKP Bakal Perlu Bikin Sertel Baru

Artinya, keputusan atas permohonan pengangsuran/penundaan pembayaran pajak yang masih harus dibayar berdasarkan STP PBB, STP, SKPKB, dan SKPKBT, dan surat keputusan, diberikan maksimal 7 hari kerja setelah bukti penerimaan permohonan diterbitkan.

Ketentuan jangka waktu tersebut berubah apabila dibandingkan dengan ketentuan terdahulu. Sebelumnya, berdasarkan Pasal 23 PMK 18/2021, keputusan pengangsuran/penundaan pembayaran pajak diberikan dalam jangka waktu 7 hari kerja setelah tanggal diterimanya permohonan.

Jangka waktu 7 hari tersebut berlaku baik untuk permohonan pengangsuran/penundaan pembayaran pajak baik atas PPh Pasal 29 maupun pajak yang masih harus dibayar berdasarkan STP PBB, STP, SKPKB, SKPKBT, dan surat keputusan. (sap)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Senin, 30 Desember 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Pengurangan Penghasilan Bruto atas Litbang berdasarkan PMK 81/2024

Minggu, 29 Desember 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

SPT Tahunan Pajak Karbon berdasarkan PMK 81/2024

Jumat, 27 Desember 2024 | 12:00 WIB PMK 81/2024

Catat! Dokumen WP Badan Era Coretax Diteken Pakai Sertel Pengurus

Kamis, 26 Desember 2024 | 13:30 WIB CORETAX SYSTEM

Jelang Coretax Diterapkan, PKP Bakal Perlu Bikin Sertel Baru

BERITA PILIHAN
Senin, 30 Desember 2024 | 19:30 WIB KPP PMA SATU

PIC Bisa Tunjuk Karyawan untuk Akses Coretax DJP secara Spesifik

Senin, 30 Desember 2024 | 19:00 WIB AMERIKA SERIKAT

Partai Republik Minta Trump Setop Program Lapor SPT Gratis Era Biden

Senin, 30 Desember 2024 | 18:30 WIB KAMUS BEA CUKAI

Apa Itu Pencatatan dalam Kepabeanan dan Cukai?

Senin, 30 Desember 2024 | 18:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Target Ekonomi 8% Diragukan, Prabowo Beri Instruksi ke Menteri-Pemda

Senin, 30 Desember 2024 | 17:30 WIB MAHKAMAH AGUNG

MA Berlakukan Hasil Rapat Pleno Kamar, Termasuk Soal Perkara Pajak

Senin, 30 Desember 2024 | 17:00 WIB KILAS BALIK 2024

Oktober 2024: Sri Mulyani Dilantik Lagi Jadi Menkeu, USKP Dievaluasi

Senin, 30 Desember 2024 | 16:30 WIB LAYANAN KEPABEANAN

Kembali dari Luar Negeri, Hati-Hati Penipuan e-CD Lewat Link Palsu

Senin, 30 Desember 2024 | 16:00 WIB KEBIJAKAN PPN

Tolak PPN 12 Persen, Rieke Diah Pitaloka Dipanggil MKD

Senin, 30 Desember 2024 | 15:39 WIB KONSULTASI CORETAX

Segera Berlaku, Bagaimana Cara Login Coretax dan Masuk ke Role Access?

Senin, 30 Desember 2024 | 15:30 WIB CORETAX SYSTEM

Mulai Masa Pajak Januari 2025, Rekam e-Faktur via Aplikasi Coretax