ADA APA DENGAN PAJAK?

Bagaimana Ketentuan Pengenaan Cukai Atas Minuman Gula Kemasan?

Redaksi DDTCNews | Rabu, 21 Desember 2022 | 13:30 WIB
Bagaimana Ketentuan Pengenaan Cukai Atas Minuman Gula Kemasan?

Ada Apa dengan Pajak episode ke-15.

JAKARTA, DDTCNews - Pemerintah resmi menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) 130/2022 tentang perincian anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN), termasuk target penerimaan cukai. Perincian tentang penerimaan cukai tersebut dimuat dalam lampiran I beleid Perpres 130/2022. 

Dalam perinciannya, pemerintah ikut memasukkan target penerimaan cukai dari produk plastik dan minuman bergula dalam kemasan (MBDK). Target untuk cukai MDBK ditetapkan senilai Rp3,08 triliun.

UU Cukai sebenarnya telah lebih dulu mengatur bahwa cukai dapat dikenakan terhadap barang yang karena sifat atau karakteristiknya berdampak negatif bagi kesehatan, lingkungan hidup, dan tertib sosial sehingga harus dibatasi peredaran dan pemakaiannya. Dalam konteks ini, MBDK dapat menimbulkan persoalan kesehatan bagi konsumennya.

Selain itu, UU 7/2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (HPP) juga membuat proses ekstensifikasi barang kena cukai (BKC) menjadi lebih mudah. UU HPP mengatur bahwa penambahan atau pengurangan objek cukai cukup diatur dalam peraturan pemerintah (PP) setelah dibahas dan disepakati dengan DPR dalam penyusunan APBN.

Lantas, terkait dengan pengenaan cukai atas MDBK, apa yang melatarbelakangi pemerintah melakukan ekstensifikasi cukai ini? Seperti apa rencana dan desain pengenaan cukai atas MDBK?

Lalu, kira-kira bagaimana dampak dari pengenaan cukai terhadap perekonomian Indonesia ke depannya?

Yang jelas, kita perlu bersiap-siap bila penambahan barang kena cukai ini diimplementasikan oleh pemerintah. Konsekuensinya, harga minuman bergula dalam kemasan seperti teh kemasan, sirop, soda, kopi kemasan, dan lain sebagainya berpotensi akan naik.

Temukan jawaban lebih mendalam serta informasi menarik lainnya dalam episode Ada Apa Dengan Pajak yang dapat disaksikan dalam YouTube melalui link berikut:

https://youtu.be/CjNxFFIR_3Q

Yuk, kita belajar pajak bersama DDTC Academy! Belajar pajak jadi lebih mudah dan menyenangkan.

Jangan lupa subscribe channel YouTube DDTC Indonesia dan follow juga Instagram DDTC Academy untuk memperoleh informasi dan konten video menarik seputar perpajakan! (sap)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Senin, 21 Oktober 2024 | 20:00 WIB KEBIJAKAN CUKAI

Jual Rokok Eceran, Apakah Pedagang Wajib Punya NPPBKC?

Sabtu, 19 Oktober 2024 | 15:30 WIB BEA CUKAI JAKARTA

Gandeng Satpol PP DKI, Bea Cukai Amankan Jutaan Rokok Ilegal

Sabtu, 19 Oktober 2024 | 13:30 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Efisiensi Logistik, Pemerintah Kombinaskan INSW dan NLE

Sabtu, 19 Oktober 2024 | 09:30 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Asistensi Fasilitas Kepabeanan, DJBC Beri Pelatihan Soal IT Inventory 

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:45 WIB KABINET MERAH PUTIH

Tak Lagi Dikoordinasikan oleh Menko Ekonomi, Kemenkeu Beri Penjelasan

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja