BANGLADESH

Asosiasi Pengusaha Tuntut Perdana Menteri Bebaskan Bea dan Pajak BBM

Vallencia | Minggu, 21 Agustus 2022 | 10:30 WIB
Asosiasi Pengusaha Tuntut Perdana Menteri Bebaskan Bea dan Pajak BBM

Tetesan oli dari sebuah pipa di pom bensin di Dhaka, Bangladesh. (6/8/2022). (foto: ANTARA FOTO/REUTERS/Mohammad Ponir Hossain/rwa/mca)

DHAKA, DDTCNews – The Federation of Bangladesh Chambers of Commerce and Industry (FBCCI) menuntut perdana menteri untuk membebaskan pungutan bea dan pajak bahan bakar minyak (BBM), sekaligus mereviu ulang kenaikan harga produk minyak bumi.

FBCCI telah mengajukan surat permohonan yang ditujukan kepada Perdana Menteri Sheikh Hasina. Dalam surat yang ditandatangani Ketua FBCCI Md Jashim Uddin, FBCCI berharap peninjauan ini dilakukan demi meringankan beban masyarakat.

“[Kenaikan harga BBM] membuat upaya pengendalian inflasi menjadi menantang. Jika dibiarkan akan membuat masyarakat makin menderita,” tulis Uddin dalam suratnya dikutip dari thefinancialexpress.com, Minggu (21/8/2022).

Baca Juga:
PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Pada 6 Agustus 2022, Kementerian Tenaga Listrik, Energi dan Sumber Daya Mineral menaikkan harga solar dari BDT34 menjadi BDT114 per liter. Sementara itu, oktan yang semula BDT46 menjadi BDT135, dan bensin dari BDT44 menjadi BDT130 per liter.

FBCCI menambahkan kondisi ini diperburuk dengan adanya pengenaan bea dan pajak atas produk BBM sekitar 34%. Angka 34% tersebut terdiri dari bea masuk sebesar 10%, pajak pertambahan nilai 15%, advance tax 5%, dan pajak penghasilan di muka 2%.

Berdasarkan data-data tersebut, FBCCI menyebutkan adanya kenaikan rata-rata harga bahan bakar menyentuh angka 47%. Seiring dengan meningkatnya harga BBM, FBCCI mengajukan banding pada 14 Agustus 2022.

FBCCI meyakini apabila pemerintah mau menyesuaikan kembali harga BBM maka dampak buruk kenaikan harga BBM terhadap ekonomi dapat dicegah. Dengan demikian, beban masyarakat dapat menjadi ringan dan daya beli masyarakat dapat meningkat. (rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN