Salah satu slide yang dipaparkan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Senin (24/6/2024).
JAKARTA, DDTCNews - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat kinerja APBN hingga Mei 2024 akhirnya mengalami defisit senilai Rp21,8 triliun. Angka tersebut setara dengan 0,1% terhadap produk domestik bruto (PDB).
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan realisasi pendapatan negara tercatat Rp1.123,5 triliun, sedangkan belanja negara mencapai Rp1.145,3 triliun. Meski begitu, dia memandang kinerja pengelolaan APBN 2024 sejauh ini masih positif.
"Overall balance kita sudah mengalami defisit Rp21,8 triliun atau 0,1%," katanya, Senin (24/6/2024).
Defisit tersebut terjadi setelah APBN 2024 mengalami surplus dalam 4 bulan pertama. Meski begitu, pemerintah sesungguhnya merancang defisit Rp522,82 triliun atau 2,29% dari PDB hingga akhir tahun.
Sri Mulyani mengatakan pendapatan negara hingga Mei 2024 mengalami penurunan sebesar 7,1%. Adapun pendapatan negara sejumlah Rp1.123,5 triliun tersebut utamanya ditopang oleh penerimaan perpajakan.
Penerimaan perpajakan tercatat Rp869,5 triliun, terdiri atas penerimaan pajak Rp760,4 triliun serta kepabeanan dan cukai Rp109,1 triliun. Sementara itu, realisasi penerimaan negara bukan pajak (PNBP) mencapai Rp251,4 triliun.
Dari sisi belanja, Sri Mulyani menyebut realisasinya mencapai Rp1.145,3 triliun, terdiri atas belanja pemerintah pusat Rp824,3 triliun serta belanja transfer ke daerah Rp321 triliun.
Dengan kinerja APBN ini, keseimbangan primer masih mengalami surplus senilai Rp184,2 triliun hingga Mei 2024.
"Oleh karena itu, langkah-langkah penyesuaian terus kita lakukan. Pada Mei ini, primary balance kita masih surplus Rp184,2 triliun," ujar Sri Mulyani. (rig)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.