KAMUS PAJAK

Apa Itu Penilaian untuk Tujuan Perpajakan?

Syadesa Anida Herdona | Jumat, 11 Februari 2022 | 17:12 WIB
Apa Itu Penilaian untuk Tujuan Perpajakan?

UNTUK mencapai target penerimaan pajak, Ditjen Pajak (DJP) terus melakukan berbagai langkah agar penggalian potensi pajak lebih optimal. Langkah tersebut dapat berupa ekstensifikasi ataupun insentifikasi pajak.

Salah satu upaya penggalian potensi perpajakan adalah melalui penilaian (appraisal). Penilaian tersebut dilakukan kantor pelayanan pajak, kantor wilayah, dan kantor pusat DJP. Lantas, apa itu penilaian untuk tujuan perpajakan?

Definisi

PENGERTIAN mengenai penilaian untuk tujuan perpajakan (penilaian) dapat ditemukan dalam Surat Edaran Dirjen Pajak No. SE-05/PJ/2020 tentang Prosedur Pelaksanaan Penilaian untuk Tujuan Perpajakan (SE-05/PJ/2020).

Baca Juga:
Apa Itu Barang Tidak Kena PPN serta PPN Tak Dipungut dan Dibebaskan?

Pada Pasal 1 huruf a SE-50/PJ/2020 menyebutkan definisi penilaian adalah serangkaian kegiatan untuk menentukan nilai tertentu atas objek penilaian. Penilaian dilaksanakan pada saat tertentu dan secara objektif serta profesional. Adapun penilaian ditetapkan berdasarkan pada standar penilaian sesuai dengan ketentuan peraturan perpajakan, termasuk analisis kewajaran usaha.

Penilaian pajak dilakukan oleh pejabat fungsional penilai pajak dan pejabat fungsional asisten penilai. Tim penilai terdiri dari 1 orang penilai pajak sebagai ketua tim merangkap anggota dan sekurang-kurangnya 1 orang anggota tim.

Akan tetapi, penilaian juga dapat dilakukan oleh 1 orang penilai apabila ditujukan untuk menguji kewajaran nilai pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan. Selain itu, dapat juga dilakukan untuk menguji kewajaran biaya yang dikeluarkan untuk membangun bangunan atas kegiatan membangun sendiri dan dalam rangka penetapan nilai jual objek pajak PBB.

Baca Juga:
Coretax Berlaku Nanti, Masih Bisa Minta Dokumen Dikirim Secara Fisik?

Penilaian dapat dilakukan dalam 3 hal, pertama penilaian terhadap transaksi sesuai dengan ketentuan peraturan perpajakan. Penilaian dilakukan jika transaksi diharuskan menggunakan jumlah yang seharusnya dikeluarkan atau diterima. Ini berlaku jika jual-beli harta dipengaruhi hubungan istimewa.

Kemudian, penilaian dilakukan jika transaksi diharuskan menggunakan harga pasar dalam hal tukar-menukar harta dan/atau perolehan atau pengalihan harta dalam rangka likuidasi, penggabungan, peleburan, pemekaran, pemecahan, atau pengambilalihan usaha.

Penilaian juga dilakukan pada transaksi diharuskan menggunakan nilai pasar dalam hal pengalihan harta hibahan yang tidak memenuhi syarat dan pengalihan harta yang diterima oleh badan sebagai pengganti saham atau sebagai pengganti penyertaan modal.

Baca Juga:
Butuh Layanan Pajak? Cek Lagi Jadwal Libur Natal dan Tahun Baru KPP

Penilaian juga dilakukan atas transaksi yang menggunakan harga pasar wajar dalam hal penyerahan barang kena pajak atau jasa kena pajak yang dipengaruhi hubungan istimewa, menggunakan harga limit, dan menggunakan nilai hasil penilaian yang dilakukan oleh DJP.

Kedua, penilaian data lain yang mengindikasikan ketidakwajaran nilai yang dilaporkan oleh wajib pajak. Penilaian ini dilakukan apabila terdapat indikasi ketidakwajaran harga perolehan atau nilai sisa buku harta berwujud yang mempengaruhi besarnya biaya penyusutan dan biaya amortisasi.

Penilaian data lain juga dilakukan apabila terdapat indikasi ketidakwajaran penghasilan dari transaksi pengalihan harta atas tanah dan/atau bangunan, usaha jasa konstruksi, usaha real estate, dan persewaan tanah dan/atau bangunan yang dikenakan PPh final Pasal 4 ayat (2) huruf d UU PPh.

Baca Juga:
Coretax Berlaku 2025, DJP Online Tetap Bisa Digunakan Sementara

Ketiga, penilaian juga dapat dilakukan apabila terdapat objek pajak bumi dan bangunan sektor pertambangan, perkebunan, perhutanan dan sektor lainnya (PBB-P3) yang memerlukan penilaian lapangan.

Simpulan

INTINYA, penilaian adalah serangkaian kegiatan untuk menentukan nilai tertentu atas objek penilaian yang dilakukan sesuai standar penilaian dalam ketentuan perpajakan. (kaw)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 24 Desember 2024 | 16:00 WIB CORETAX SYSTEM

Nanti Ada Coretax, Masih Perlu Ajukan Sertifikat Elektronik?

Selasa, 24 Desember 2024 | 13:11 WIB KONSULTASI CORETAX

Coretax Berlaku Nanti, Masih Bisa Minta Dokumen Dikirim Secara Fisik?

BERITA PILIHAN
Kamis, 26 Desember 2024 | 14:30 WIB KPP PRATAMA BENGKULU SATU

Mobil Rp200 Juta Disita KPP, Bakal Dilelang Kalau Utang Tak Dilunasi

Kamis, 26 Desember 2024 | 14:00 WIB KILAS BALIK 2024

Februari 2024: Wajib Pajak Bereaksi karena Potongan PPh 21 Lebih Besar

Kamis, 26 Desember 2024 | 13:30 WIB CORETAX SYSTEM

Jelang Coretax Diterapkan, PKP Bakal Perlu Bikin Sertel Baru

Kamis, 26 Desember 2024 | 13:00 WIB PROVINSI JAWA TIMUR

Opsen Berlaku 2025, Pemprov Turunkan Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan

Kamis, 26 Desember 2024 | 12:30 WIB ADMINISTRASI PAJAK

PKP Risiko Rendah Diterbitkan SKPKB, Kena Sanksi Kenaikan atau Bunga?

Kamis, 26 Desember 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK DAERAH

9 Jenis Pajak Daerah Terbaru yang Ditetapkan Pemkot Sibolga

Kamis, 26 Desember 2024 | 10:30 WIB KILAS BALIK 2024

Januari 2024: Ketentuan Tarif Efektif PPh Pasal 21 Mulai Berlaku

Kamis, 26 Desember 2024 | 10:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Kredit Investasi Padat Karya Diluncurkan, Plafonnya Capai Rp10 Miliar

Kamis, 26 Desember 2024 | 09:30 WIB PENGAWASAN BEA CUKAI

Libur Natal dan Tahun Baru, Bea Cukai Perketat Pengawasan di Perairan

Kamis, 26 Desember 2024 | 09:00 WIB CORETAX SYSTEM

Fitur Coretax yang Tersedia selama Praimplementasi Terbatas, Apa Saja?