PER-04/PJ/2020

Ajukan NPWP Non-Efektif, Pastikan Terima Surat Keputusan dari KPP

Redaksi DDTCNews | Jumat, 16 Juni 2023 | 10:01 WIB
Ajukan NPWP Non-Efektif, Pastikan Terima Surat Keputusan dari KPP

Ilustrasi.

JAKARTA, DDTCNews - Wajib pajak yang mengajukan permohonan penonaktifan NPWP (status wajib pajak nonefektif/WP NE), harus memastikan telah menerima surat keputusan dari KPP terdaftar. Hal ini untuk memastikan apakah wajib pajak yang bersangkutan masih perlu menjalankan kewajiban perpajakannya, seperti lapor SPT Tahunan, atau tidak.

Terhadap permohonan yang diajukan wajib pajak, Kepala KPP akan menerima atau menolaknya. Jika menerima, Kepala KPP akan mengirimkan Surat Pemberitahuan Penetapan Wajib Pajak Non-Efektif. Jika menolak, Kepala KPP akan menerbitkan Surat Penolakan Penetapan Wajib pajak Non-Efektif.

"Atas pengajuan permohonan NPWP nonefektif, apakah sudah terima surat keputusan dari KPP bahwa NPWP-nya memang sudah dinonaktifkan?" tanya contact center Ditjen Pajak (DJP) menjawab pertanyaan netizen, Jumat (16/6/2023).

Baca Juga:
WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Ingat, selama surat keputusan dari KPP belum terbit maka wajib pajak tetap perlu menjalankan kewajiban perpajakan, termasuk pelaporan SPT.

Berdasarkan Peraturan Dirjen Pajak PER-04/PJ/2020, surat keputusan diterbitkan paling lama 5 hari kerja setelah Kepala KPP menerbitkan bukti penerimaan elektronik atau bukti penerimaan surat atas permohonan WP NE.

Surat keputusan disampaikan kepada wajib pajak pemohon melalui sejumlah saluran, yakni secara elektronik melalui email, secara langsung, melalui pos, atau melalui jasa ekspedisi.

Baca Juga:
Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN

Setelah menerima surat keputusan, wajib pajak perlu mengecek kembali status NPWP pada laman e-registration, ereg.pajak.go.id. Jika status NPWP berbeda antara yang ditetapkan dalam surat keputusan dengan yang tertera pada laman ereg, wajib pajak perlu mengonfirmasinya kembali kepada KPP.

Kriteria Wajib Pajak Non-Efektif

Untuk mendapat persetujuan penghapusan NPWP, seorang wajib pajak perlu memenuhi syarat objektif dan subjektif terlebih dulu. Selain itu, ada juga beberapa syarat yang perlu dipenuhi agar penghapusan NPWP bisa disetujui DJP.

Pertama, tidak mempunyai utang pajak, atau mempunyai utang pajak tetapi utang pajak yang penagihannya telah daluwarsa dan/atau utang pajak yang dimiliki oleh wajib pajak yang telah meninggal dunia dan tidak meninggalkan warisan atau wajib pajak yang tidak mempunyai harta kekayaan.

Baca Juga:
Sertel Kena Suspend, Begini Cara Sampaikan Klarifikasi ke Ditjen Pajak

Kedua, tidak sedang dilakukan tindakan seperti pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan; pemeriksaan bukti permulaan; penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan; atau penuntutan tindak pidana di bidang perpajakan.

Ketiga, tidak sedang dalam proses penyelesaian persetujuan bersama (mutual agreement procedure). Keempat, tidak sedang dalam proses penyelesaian kesepakatan harga transfer (advance pricing agreement).

Kelima, tidak sedang dalam proses penyelesaian upaya hukum di bidang perpajakan, berupa: keberatan; pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi; pengurangan atau pembatalan SKP; pengurangan atau pembatalan STP, pembatalan hasil pemeriksaan, verifikasi, atau penelitian PBB; gugatan; banding; dan/atau peninjauan kembali.

Keenam, seluruh NPWP cabang telah dihapus, dalam hal penghapusan NPWP dilakukan terhadap NPWP pusat. (sap)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN

Senin, 21 Oktober 2024 | 19:00 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Sertel Kena Suspend, Begini Cara Sampaikan Klarifikasi ke Ditjen Pajak

Senin, 21 Oktober 2024 | 12:30 WIB KPP PRATAMA NATAR

Kurang Kooperatif, Saldo Rekening Penunggak Pajak Dipindahbukukan

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN