Ketua Umum Perkumpulan Tax Center dan Akademisi Pajak Seluruh Indonesia (PERTAPSI) sekaligus Founder DDTC Darussalam dalam Podcast Cermati Episode 13 bertajuk Meningkatkan Literasi Reformasi, Selasa (30/5/2023).
JAKARTA, DDTCNews - Salah satu aspek penting dalam reformasi pajak adalah tingkat literasi pajak dari masyarakat.
Ketua Umum Perkumpulan Tax Center dan Akademisi Pajak Seluruh Indonesia (PERTAPSI) sekaligus Founder DDTC Darussalam mengatakan berkaca dari banyak negara, terutama negara maju, reformasi pajak akan berhasil jika sudah tidak ada lagi masalah terkait dengan literasi pajak.
“Kalau saya belajar dari banyak negara, negara maju terutama, literasi pajaknya sudah selesai. Di Indonesia, kita masih bergulat dengan bagaimana masyarakat ini tahu tentang pajak dan manfaat pajak,” ujarnya dalam Podcast Cermati Episode 13 bertajuk Meningkatkan Literasi Reformasi, Selasa (30/5/2023).
Situasi tersebut, lanjut Darussalam, memang tidak dapat dilepaskan dari cerita masa lalu Indonesia. Secara historis, tidak mudah mudah untuk mengenakan pajak di Indonesia. Terlebih, dahulu pajak dianggap sebagai ‘upeti’ yang dipaksakan.
“Menurut saya, sebelum kita melakukan reformasi baik kebijakan maupun administrasi, kita punya PR [pekerjaan rumah] besar. Mengedukasi. Ini jangan dilupakan oleh temen-temen yang ada di Direktorat Jenderal Pajak,” imbuhnya.
Untuk meningkatkan literasi pajak tersebut, Darussalam berharap semua stakeholder ikut berkontribusi. Dalam konteks ini, Ditjen Pajak (DJP) tidak bisa dibiarkan sendirian. Butuh peran serta berbagai kalangan, termasuk akademisi dan praktisi pajak.
“Memulai ini dulu. Masalah serius. Edukasi, literasi. Bagaimana mungkin kita bicara pajak, ‘Anda kena pajak’, sementara mereka enggak tahu pajak itu apa. Apa sih manfaat pajak?” kata Darussalam.
Jika literasi pajak masyarakat sudah bagus, kebijakan pajak juga akan mudah diimplementasikan. Masyarakat juga memahami pentingnya pengenaan pajak dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sebagai informasi, Podcast Cermati kali ini dipandu oleh Annisa Larasati. Simak selengkapnya di sini. (kaw)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.