THAILAND

Ada Tax Holiday, Korporasi Farmasi Tancap Gas Temukan Vaksin Covid-19

Muhamad Wildan | Senin, 08 Juni 2020 | 10:59 WIB
Ada Tax Holiday, Korporasi Farmasi Tancap Gas Temukan Vaksin Covid-19

Ilustrasi. (DDTCNews)

BANGKOK, DDTCNews—Korporasi farmasi asal Thailand mulai tancap gas untuk bersaing dengan korporasi farmasi dunia lainnya dalam memproduksi vaksin Covid-19 setelah mendapat dukungan dari pemerintah berupa insentif pajak.

Salah satu perusahaan farmasi yang berbasis di Thailand, Bionet-Asia mengerahkan seluruh sumber dayanya, termasuk 200 tenaga kerja untuk mempercepat proses pengembangan vaksin.

Chief Executive Bionet-Asia Pham Hong Thai mengaku pihaknya sudah memesan jutaan botol kecil (vial) meski belum diketahui apakah vaksin yang sedang dikembangkan perusahaannya bisa bekerja pada manusia.

Baca Juga:
Negara Tetangga Ini Bakal Bebaskan Hutan Mangrove dari Pajak

“Tak ada yang ingin terjebak pada situasi kita menemukan vaksin yang bekerja pada manusia, tetapi tidak memiliki barang pendukung yang diperlukan untuk menyuplai vaksin tersebut,” katanya, dikutip Senin (8/6/2020).

Bukan tanpa sebab, perusahaan farmasi Thailand berani berinvestasi. Hal ini dikarenakan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thailand cukup jorjoran memberikan insentif pajak terhadap sektor farmasi.

Selain tax holiday selama 3-8 ahun, pemerintah juga memangkas pembayaran pajak penghasilan (PPh) badan hingga 50% selama tiga tahun bagi perusahaan farmasi dengan investasi yang memenuhi syarat.

Baca Juga:
Otoritas Ini Usulkan Perubahan Aturan Pencegahan WP ke Luar Negeri

Diskon PPh Badan diberikan bagi perusahaan farmasi yang memproduksi alat medis, test kit, obat-obatan, hingga masker.

Selain untuk mempercepat pemenuhan kebutuhan jangka pendek, pemberian insentif ini juga merupakan bagian dari rencana besar Thailand untuk menjadi hub dari industri medis di Asia Tenggara.

Di sisi lain, perusahaan farmasi terkemuka asal AS, Jerman dan Inggris saat ini menghentikan penelitian vaksin Covid-19 lantaran keterbatasan bahan baku atau melonjaknya harga bahan baku secara signifikan.

Baca Juga:
Veteran dan Pensiunan Dapat Insentif, Setoran PBB Tetap Capai Target

Kondisi tersebut juga tampaknya bakal memengaruhi perusahaan farmasi Thailand juga ikut meneliti vaksin Covid-19. Meski begitu, Bank Ayudhya menilai dampak terhadap perusahaan farmasi Thailand tersebut justru tidak akan signifikan.

“Dampaknya kecil karena kebanyakan impor dari China dan India adalah obat murah dan bahan aktif sehingga perusahaan Thailand tidak akan kesulitan untuk mencari sumber alternatif,” jelas Ms Narin Tunpaiboon, periset dari Bank Ayudhya. (rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
BERITA PILIHAN
Rabu, 25 Desember 2024 | 13:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kontribusi ke Negara, DJP: Langganan Platform Digital Kena PPN 12%

Rabu, 25 Desember 2024 | 12:30 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Fitur MFA Sudah Diterapkan di Portal CEISA sejak 1 Desember 2024

Rabu, 25 Desember 2024 | 11:30 WIB PMK 94/2023

Pemerikaan Pajak oleh DJP terhadap Kontraktor Migas, Apa Saja?

Rabu, 25 Desember 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Dokumen yang Dilampirkan saat Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan

Rabu, 25 Desember 2024 | 09:37 WIB KURS PAJAK 25 DESEMBER 2024 - 31 DESEMBER 2024

Kurs Pajak Terbaru: Rupiah Melemah terhadap Mayoritas Mata Uang Mitra

Rabu, 25 Desember 2024 | 09:30 WIB THAILAND

Negara Tetangga Ini Bakal Bebaskan Hutan Mangrove dari Pajak

Rabu, 25 Desember 2024 | 09:00 WIB LAYANAN PAJAK

Kantor Pajak Telepon 141.370 WP Sepanjang 2023, Kamu Termasuk?

Rabu, 25 Desember 2024 | 08:30 WIB KPP PRATAMA BADUNG SELATAN

Kantor Pajak Minta WP Tenang Kalau Didatangi Petugas, Ini Alasannya