Ilustrasi.
JAKARTA, DDTCNews - Pemerintah terus menggodok rancangan peraturan pemerintah (RPP) mengenai perlakuan pajak penghasilan (PPh) atas penghasilan dari penempatan devisa hasil ekspor (DHE) sumber daya alam (SDA) pada instrumen moneter/keuangan tertentu.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Febrio Kacaribu mengatakan insentif pajak RPP ini kurang lebih sama dengan insentif atas penempatan DHE SDA pada instrumen deposito, sebagaimana diatur dalam PP 123/2015. Dengan insentif ini, dia memastikan eksportir yang menempatkan DHE di dalam negeri tetap mendapat keuntungan.
"Kalau sebelumnya kan hanya deposito, ini kita tambah selain deposito ada juga beberapa nanti instrumen yang baru. Kita lihat di PP-nya sehingga di RPP insentif pajaknya juga akan menyesuaikan supaya bisa sama," katanya, Kamis (24/8/2023).
Febrio mengatakan insentif pajak yang diberikan untuk penempatan DHE SDA pada instrumen deposito sudah tergolong menarik. Sejauh ini, animo eksportir menempatkan DHE pada deposito juga tinggi.
Menurutnya, daya tarik penempatan DHE di dalam negeri tidak hanya soal insentif pajak, tetapi juga bunga kompetitif yang diberikan Bank Indonesia. Meski demikian, dia menyebut pemerintah terus mengkaji kebijakan insentif pajak pada RPP, yang nantinya bakal merevisi PP 123/2015.
Dia pun menjelaskan insentif untuk instrumen penempatan DHE SDA lainnya akan mirip dengan deposito. Prinsip kebijakannya pun sama, DHE yang dikonversikan ke rupiah bakal mendapat insentif lebih menarik.
"Kita sedang bahas, yang jelas sekarang sudah cukup incentivize. Nanti kita coba asesmen apakah nanti dibutuhkan lebih di-incentivizing lagi," ujarnya.
PP 36/2023 telah mewajibkan eksportir untuk menempatkan DHE SDA dalam rekening khusus paling sedikit sebesar 30% dan dalam jangka waktu 3 bulan sejak penempatan di rekening khusus, mulai 1 Agustus 2023. Kewajiban ini berlaku terhadap eksportir yang memiliki DHE SDA dengan nilai ekspor pada pemberitahuan pabean ekspor (PPE) minimal US$250.000 atau nilai yang setara.
PP 36/2023 pun mengatur pemberian insentif agar eksportir tetap untung ketika memarkirkan DHE SDA di dalam negeri. Sejauh ini, pemberian insentif pajak atas penempatan DHE SDA di dalam negeri baru diatur dalam PP 123/2015, yakni apabila ditempatkan dalam instrumen deposito.
PP 123/2015 menyatakan tarif PPh final atas bunga deposito penempatan DHE SDA jauh lebih rendah ketimbang tarif normal sebesar 20%. Pada bunga deposito yang bersumber dari DHE dalam mata uang dolar AS, tarifnya hanya sebesar 10% apabila ditempatkan untuk jangka waktu 1 bulan, 7,5% untuk jangka waktu 3 bulan, 2,5% untuk jangka waktu 6 bulan, dan 0% untuk jangka waktu lebih dari 6 bulan.
Sementara untuk bunga deposito yang bersumber dari DHE dalam mata uang rupiah, tarif PPh finalnya sebesar 7,5% untuk jangka waktu 1 bulan, 5% untuk jangka waktu 3 bulan, dan 0% untuk jangka waktu 6 bulan atau lebih.
Sebagai implementasi PP 36/2023, BI telah menetapkan 7 jenis instrumen yang dapat digunakan untuk menempatkan DHE SDA dan pemanfaatan atas penempatan DHE SDA, yakni rekening khusus DHE SDA, deposito valas bank, serta term deposit valas DHE SDA.
Setelahnya, ada promissory notes Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), penempatan deposito valas yang dapat dimanfaatkan menjadi agunan kredit Rupiah, swap valas nasabah-bank, serta swap valas bank-BI. (sap)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.