PMK 64/2022

Ada PPN Final, Pengusaha BHPT Bisa Memilih Pungut PPN Umum 11%

Muhamad Wildan | Kamis, 21 April 2022 | 13:30 WIB
Ada PPN Final, Pengusaha BHPT Bisa Memilih Pungut PPN Umum 11%

Ilustrasi.

JAKARTA, DDTCNews - Pengusaha kena pajak (PKP) yang melakukan penyerahan barang hasil pertanian tertentu (BHPT) memiliki hak untuk memungut PPN sesuai dengan ketentuan umum.

Bila PKP yang melakukan penyerahan BHPT ingin beralih dari rezim PPN final dan memilih untuk memungut PPN sebesar 11%, PKP tersebut perlu menyampaikan pemberitahuan ke KPP tempat PKP dikukuhkan.

"Pemberitahuan ... disampaikan paling lambat pada saat batas waktu penyampaian SPT Masa PPN masa pajak pertama setelah berakhirnya tahun pajak yang menggunakan besaran tertentu ...," bunyi Pasal 5 ayat (5) PMK 64/2022, dikutip Kamis (21/4/2022).

Baca Juga:
Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja

Bila PKP yang melakukan penyerahan BHPT memilih beralih dan memungut PPN sesuai dengan ketentuan umum maka PKP tersebut sudah tak diperkenankan lagi memungut PPN final untuk masa pajak dan tahun pajak berikutnya.

Untuk diketahui, PMK 64/2022 adalah PMK yang mengatur tentang penerapan PPN dengan besaran tertentu atau PPN final atas BHPT. Tarif PPN final atas penyerahan BHPT adalah sebesar 1,1% dan akan naik menjadi 1,2% ketika tarif umum PPN ditetapkan menjadi sebesar 12%.

"Besaran tertentu ... diperoleh dari hasil perkalian 10% dari tarif PPN sebagaimana diatur dalam Pasal 7 ayat (1) UU PPN dikalikan dengan harga jual," bunyi Pasal 2 ayat (3) PMK 64/2022.

Baca Juga:
Anggota DPR Ini Minta Prabowo Kaji Ulang Kenaikan PPN Jadi 12 Persen

Bila penyerahan BHPT oleh PKP dikenai PPN final, pajak masukan sehubungan dengan kegiatan penyerahan BHPT menjadi tak dapat dikreditkan.

PMK 64/2022 telah berlaku sejak 1 April 2022 dan dengan demikian PMK sebelumnya yakni PMK 89/2020 tentang Nilai Lain sebagai Dasar Pengenaan Pajak atas Penyerahan BHPT dicabut dan dinyatakan tak berlaku. (sap)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja

Selasa, 22 Oktober 2024 | 11:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Anggota DPR Ini Minta Prabowo Kaji Ulang Kenaikan PPN Jadi 12 Persen

Senin, 21 Oktober 2024 | 19:00 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Sertel Kena Suspend, Begini Cara Sampaikan Klarifikasi ke Ditjen Pajak

Sabtu, 19 Oktober 2024 | 16:00 WIB KEPATUHAN PAJAK

Punya Usaha Kecil-kecilan, Perlu Bayar Pajak Enggak Sih?

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:45 WIB KABINET MERAH PUTIH

Tak Lagi Dikoordinasikan oleh Menko Ekonomi, Kemenkeu Beri Penjelasan

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja