UU HKPD

Ada Penyederhanaan Aturan, Pemda Bakal Lebih Mudah Memungut Pajak

Muhamad Wildan | Selasa, 25 Januari 2022 | 13:19 WIB
Ada Penyederhanaan Aturan, Pemda Bakal Lebih Mudah Memungut Pajak

Dirjen Perimbangan Keuangan Astera Primanto Bhakti dalam acara Kuliah Umum Hubungan Keuangan Pusat, Daerah, dan Desa 2022 yang diadakan PKN STAN, Selasa (25/1/2022).

JAKARTA, DDTCNews - Penyederhanaan jenis pajak daerah dan retribusi daerah (PDRD) pada UU 1/2022 tentang Hubungan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (HKPD) diharapkan dapat mempermudah pemerintah daerah dalam pengelolaannya.

Dirjen Perimbangan Keuangan Astera Primanto Bhakti mengatakan jumlah jenis PDRD yang dikelola pemda sangat banyak dan memiliki perdanya masing-masing, tetapi terkadang unit yang mengelola PDRD masih belum memadai.

"Ada yang levelnya eselon IV, ada yang eselon III, dan ada eselon II, padahal jenis pajak yang ditangani banyak banget. Belum lagi ada retribusi," katanya dalam acara Kuliah Umum Hubungan Keuangan Pusat, Daerah, dan Desa 2022 yang diadakan PKN STAN, Selasa (25/1/2022).

Baca Juga:
Ajukan NPWP Non-Efektif, WP Perlu Cabut Status PKP Dahulu

Astera menjelaskan PDRD disimplifikasi melalui UU HKPD juga bertujuan untuk menurunkan biaya administrasi dan biaya kepatuhan. Pada gilirannya, penerimaan daerah diharapkan meningkat dengan adanya langkah tersebut.

Seperti diketahui, pajak restoran, pajak hotel, pajak hiburan, pajak parkir, dan pajak penerangan jalan kini digabung ke dalam 1 jenis pajak baru, yaitu pajak barang dan jasa tertentu (PBJT). Jumlah jenis retribusi juga dipangkas dari 32 jenis menjadi tinggal 18 jenis.

Guna menyederhanakan regulasi mengenai PDRD di daerah, UU HKPD mengamanatkan pemda dan DPRD untuk hanya membuat satu perda yang mengatur tentang pajak daerah dan retribusi daerah. Selama ini, setiap jenis pajak daerah bisa memiliki perda tersendiri.

"Jenis pajak dan retribusi, subjek pajak dan wajib pajk, subjek retribusi dan wajib retribusi, objek pajak dan retribusi, dasar pengenaan pajak,… ditetapkan dalam satu perda dan menjadi dasar pemungutan pajak dan retribusi di daerah," bunyi Pasal 94 UU HKPD. (rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Minggu, 02 Februari 2025 | 15:00 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Ajukan NPWP Non-Efektif, WP Perlu Cabut Status PKP Dahulu

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:30 WIB KEPALA BPPK ANDIN HADIYANTO

‘Tak Hanya Unggul Teknis, SDM Kemenkeu Juga Perlu Berintegritas’

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:30 WIB CORETAX SYSTEM

DJP Terbitkan Buku Manual Coretax terkait Modul Pembayaran

BERITA PILIHAN
Minggu, 02 Februari 2025 | 15:30 WIB PMK 119/2024

Bertambah! Aspek Penelitian Restitusi Dipercepat WP Kriteria Tertentu

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:00 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Ajukan NPWP Non-Efektif, WP Perlu Cabut Status PKP Dahulu

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:30 WIB KEPALA BPPK ANDIN HADIYANTO

‘Tak Hanya Unggul Teknis, SDM Kemenkeu Juga Perlu Berintegritas’

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:30 WIB CORETAX SYSTEM

DJP Terbitkan Buku Manual Coretax terkait Modul Pembayaran

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:15 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Lima Hal yang Membuat Suket PP 55 Dicabut Kantor Pajak

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:00 WIB KOTA BANTUL

Banyak Penambang Tak Terdaftar, Setoran Pajak MBLB Hanya Rp20,9 Juta

Minggu, 02 Februari 2025 | 12:00 WIB CORETAX DJP

PIC Kini Bisa Delegasikan Role Akses Pemindahbukuan di Coretax DJP

Minggu, 02 Februari 2025 | 11:30 WIB KOTA MEDAN

Wah! Medan Bisa Kumpulkan Rp784,16 Miliar dari Opsen Pajak

Minggu, 02 Februari 2025 | 10:30 WIB PMK 116/2024

Organisasi dan Tata Kerja Setkomwasjak, Unduh Peraturannya di Sini