KEBIJAKAN PAJAK

Ada Pajak Minimum Global, BKPM Usulkan Insentif Alternatif ke Kemenkeu

Muhamad Wildan | Kamis, 25 Januari 2024 | 16:30 WIB
Ada Pajak Minimum Global, BKPM Usulkan Insentif Alternatif ke Kemenkeu

Ilustrasi.

JAKARTA, DDTCNews - Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) telah menawarkan beragam model insentif alternatif yang dapat diterapkan sebagai respons atas berlakunya pajak minimum global Pilar 2: Global Anti Base Erosion (GloBE).

Staf Ahli Bidang Hubungan Kelembagaan BKPM Robert Leonard Marbun menyebut insentif-insentif seperti tax holiday bakal tidak berjalan efektif seiring dengan diberlakukannya pajak minimum global 15%. Untuk itu, perlu ada kompensasi berupa insentif dalam bentuk lain.

"Kami caranya adalah cari penggantinya mirip dengan itu. Kalau global minimum tax kan yang diatur direct tax, alternatifnya kan bisa yang lain, yang tidak dari situ," katanya, dikutip pada Kamis (25/1/2024).

Baca Juga:
Pahami Perincian Penelitian Bukti Potong Atas WP Restitusi Dipercepat

Dengan demikian, lanjut Robert, tax holiday tidak akan dikompensasi melalui pemberian cash grant atau sejenisnya karena kebijakan tersebut berpotensi bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Robert memandang Indonesia bisa membuka peluang untuk menjalin bilateral investment treaty guna mengurangi dampak dari berlakunya pajak minimum global terhadap investasi dan fasilitas yang telah diberikan.

"Kita juga harus kasih pesan yang positif kepada investor. Jangan sampai kita kasih [insentif] lalu kita cabut," tuturnya.

Baca Juga:
Kini Ada Opsen, Medan Mulai Aktif Tagih Pajak Kendaraan Bermotor

Sebagai informasi, Kementerian Keuangan berkomitmen untuk mulai mengadopsi Pilar 2 dan menerapkan pajak minimum global pada tahun ini. Nanti, Pilar 2 akan diadopsi melalui peraturan menteri keuangan (PMK).

"Pada 2023, kami sedang susun PMK-nya. Kemudian, rencananya pada 2024 kami sudah menerapkan income inclusion rule (IIR) dan qualified domestic minimum top-up tax (QDMTT). Pada 2025, sesuai dengan guideline kita akan coba implementasi undertaxed payment rule (UTPR)," ujar Direktur Perpajakan Internasional DJP Mekar Satria Utama pada Oktober 2023.

Menurut Badan Kebijakan Fiskal (BKF), insentif pajak berbasis penghasilan (income based) seperti tax holiday, tax holiday di KEK, dan tax holiday di IKN bakal terdampak signifikan oleh kehadiran Pilar 2.

Baca Juga:
Cara Ajukan Pembebasan PBB-P2 bagi Pensiunan PNS di DKI Jakarta

Sebab, insentif-insentif tersebut memberikan pembebasan pajak secara penuh atau secara parsial dan menimbulkan penurunan tarif pajak efektif secara signifikan.

Insentif berbasis pengeluaran (expenditure based) seperti tax allowance, investment allowance, dan supertax deduction diproyeksikan tidak terlalu terdampak oleh kehadiran Pilar 2.

Penurunan tarif efektif akibat tax allowance sangatlah bergantung pada besaran insentif yang diterima serta tingkat profitabilitas wajib pajak penerima insentif.

"Ada yang memang dengan penerapan tax allowance ini dia tarif pajak efektifnya masih tetap 15%, sehingga aman dan tidak perlu dikenai top-up tax. Namun, ada yang tarif pajak efektifnya di bawah 15% sehingga sisanya harus dikenai top-up tax. Mungkin tidak terlalu besar, tetapi lumayan," kata Analis Kebijakan Ahli Madya BKF Wahyu Hidayat. (rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Jumat, 31 Januari 2025 | 09:30 WIB AMERIKA SERIKAT

AS Buka Opsi Batalkan Bea Masuk 25% Atas Impor dari Kanada dan Meksiko

Jumat, 31 Januari 2025 | 09:15 WIB BERITA PAJAK HARI INI

Pahami Perincian Penelitian Bukti Potong Atas WP Restitusi Dipercepat

Jumat, 31 Januari 2025 | 08:30 WIB KOTA MEDAN

Kini Ada Opsen, Medan Mulai Aktif Tagih Pajak Kendaraan Bermotor

Kamis, 30 Januari 2025 | 18:00 WIB TIPS PAJAK

Cara Ajukan Pembebasan PBB-P2 bagi Pensiunan PNS di DKI Jakarta

BERITA PILIHAN
Jumat, 31 Januari 2025 | 09:30 WIB AMERIKA SERIKAT

AS Buka Opsi Batalkan Bea Masuk 25% Atas Impor dari Kanada dan Meksiko

Jumat, 31 Januari 2025 | 09:15 WIB BERITA PAJAK HARI INI

Pahami Perincian Penelitian Bukti Potong Atas WP Restitusi Dipercepat

Jumat, 31 Januari 2025 | 08:30 WIB KOTA MEDAN

Kini Ada Opsen, Medan Mulai Aktif Tagih Pajak Kendaraan Bermotor

Kamis, 30 Januari 2025 | 18:00 WIB TIPS PAJAK

Cara Ajukan Pembebasan PBB-P2 bagi Pensiunan PNS di DKI Jakarta

Kamis, 30 Januari 2025 | 17:55 WIB PAJAK INTERNASIONAL

Penghindaran Pajak Lebih Rugikan Negara Berkembang daripada yang Maju

Kamis, 30 Januari 2025 | 16:00 WIB PROVINSI JAWA BARAT

Dedi Mulyadi Ingin Pakai 100% Pajak Kendaraan untuk Pembangunan Jalan

Kamis, 30 Januari 2025 | 15:11 WIB KONSULTASI CORETAX

Istri Pilih ‘Hanya Registrasi’ di Coretax, Perlu Lapor SPT Sendiri?

Kamis, 30 Januari 2025 | 15:00 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Ada Fasilitas KITE, Menko Airlangga Ingin Daya Saing UMKM Meningkat

Kamis, 30 Januari 2025 | 14:30 WIB PERATURAN PAJAK

Ketentuan Terbaru Soal Penghapusan Piutang Pajak, Dowload di Sini!

Kamis, 30 Januari 2025 | 13:55 WIB PENG-1/PJ/2025

DJP Perbarui Daftar Negara Tujuan Pertukaran Data Keuangan Otomatis