KOTA MATARAM

Ada Diskon Pajak 75 Persen, Realisasi Penerimaan Masih Seret

Redaksi DDTCNews | Senin, 31 Agustus 2020 | 11:20 WIB
Ada Diskon Pajak 75 Persen, Realisasi Penerimaan Masih Seret

Warga melintasi lapak pedagang yang lengang di taman wisata pantai Ampenan di Mataram, NTB, Selasa (14/7/2020). ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi/foc.

MATARAM, DDTCNews—Pemkot Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) menyebutkan realisasi penerimaan pajak dari pelaku usaha belum menunjukan perkembangan signifikan meski diskon pajak sudah diberikan hingga 75%.

Kabid Pelayanan, Penyuluhan, dan Penagihan Badan Keuangan Daerah (BKD) Ahmad Amrin mengatakan pelaku usaha seperti hotel dan restoran praktis tidak ada pemasukan karena masih sepinya wisatawan yang berkunjung ke NTB.

“Kami paham (pengusaha belum bisa bayar pajak) karena masih sepi pengunjung," katanya dikutip Senin (31/8/2020).

Baca Juga:
Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Faktor lainnya juga dikarenakan pemkot memberikan rekomendasi pengusaha penerima insentif untuk tidak melakukan pemutusan hubungan kerja kepada karyawan dengan tujuan insentif dipakai untuk membayar gaji karyawan.

Meski begitu, Ahmad mengaku pemberian insentif diskon pajak hingga 75% tetap dilakukan secara selektif. Menurutnya, banyak pelaku usaha yang tidak terpengaruh pandemi, tetapi kerap mengajukan permohonan insentif.

“Salah satunya adalah pelaku usaha yang dikenakan pajak reklame yang tidak terdampak langsung pandemi untuk kegiatan usahanya,” tuturnya.

Baca Juga:
Pemeriksa dan Juru Sita Pajak Perlu Punya Keterampilan Sosial, Kenapa?

Selain diskon, pemkot juga memberikan pemutihan pajak bumi dan bangunan pedesaan perkotaan (PBB-P2). Pemkot memberlakukan pemutihan surat pemberitahuan pajak terutang (SPPT) PBB-P2 yang nilainya di bawah Rp100.000.

Seperti dilansir Suara NTB, pandemi Covid-19 memaksa Pemkot Mataram untuk melakukan rasionalisasi target pajak daerah tahun ini dari Rp164,1 miliar menjadi Rp110 miliar atau turun 33%.

Target pajak hotel turun drastis dari Rp26,4 miliar menjadi Rp6,5 miliar. Pemangkasan target secara besar-besaran juga berlaku untuk pajak restoran yang diturunkan dari Rp30 miliar menjadi Rp18 miliar. (rig)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 10:00 WIB KOTA PONTIANAK

Semarakkan HUT ke-253, Pemda Adakan Program Pemutihan Denda PBB-P2

Senin, 21 Oktober 2024 | 11:00 WIB KOTA BALIKPAPAN

Apresiasi Pembayar Pajak, Pemkot Beri Hadiah Sepeda Motor hingga Umrah

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN