PER-2/PJ/2024

DJP Revisi Kode Objek Pajak PPh Pasal 21, Begini Perinciannya

Nora Galuh Candra Asmarani | Kamis, 25 Januari 2024 | 14:00 WIB
DJP Revisi Kode Objek Pajak PPh Pasal 21, Begini Perinciannya

Ilustrasi.

_x000D_

JAKARTA, DDTCNews – Ditjen Pajak (DJP) mengubah sejumlah kode objek PPh Pasal 21 seiring dengan diterbitkannya Perdirjen Pajak No. PER-2/PJ/2024. Kode objek pajak terbaru ini mengganti ketentuan dalam Perdirjen Pajak No. PER-14/PJ/2013.

Kode objek PPh yang berubah terkait dengan objek PPh Pasal 21 tidak final pada Formulir 1721-VI. Selain itu, perubahan kode objek juga terjadi pada objek PPh Pasal 21 final pada Formulir 1721-VII. Perubahan ini berkaitan dengan terbitnya PMK 168/2023.

“…dengan ditetapkannya PMK 168/2023…, Perdirjen No. PER-14/PJ/2013…belum menampung kebutuhan perubahan pengaturan PPh Pasal 21 dan/atau 26 sehingga perlu diganti,” bunyi bagian pertimbangan PER-2/PJ/2024, dikutip pada Kamis (25/1/2024).

Baca Juga:
Mobil Rp200 Juta Disita KPP, Bakal Dilelang Kalau Utang Tak Dilunasi

Formulir 1721-VI merupakan Bupot PPh Pasal 21 yang bersifat tidak final atau PPh Pasal 26. Jika disandingkan dengan PER-14/PJ/2013, perubahan paling menonjol terlihat pada kode objek 21-100-09 yang kini digunakan untuk Imbalan Bukan Pegawai Lainnya.

Selain itu, kode objek 21-100-08 dihapus. Kedua perubahan itu terkait dengan penghitungan dasar pengenaan pajak (DPP) atas imbalan kepada bukan pegawai yang kini tidak lagi dibedakan apakah bersifat berkesinambungan atau tidak. Selain itu, ada pula perubahan sejumlah nomenklatur.

Perincian perubahan kode objek PPh Pasal 21 pada Bupot PPh Pasal 21 Tidak Final dan PPh Pasal 26 (Formulir-1721-VI) dapat dilihat pada gambar berikut:

nan

Baca Juga:
Februari 2024: Wajib Pajak Bereaksi karena Potongan PPh 21 Lebih Besar


Sementara itu, Formulir 1721-VII merupakan Bupot PPh Pasal 21 yang Bersifat Final. Apabila disandingkan dengan PER-14/PJ/2013 maka perubahan dapat terlihat pada dihapusnya kode objek 21-402-01.

Sebelumnya, kode objek tersebut digunakan untuk Honor dan Imbalan Lain yang Dibebankan kepada APBN atau APBD yang Diterima PNS, Anggota TNI/Polri, Pejabat Negara, dan Pensiunannya. (rig)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

Rivoca 25 Januari 2024 | 21:51 WIB

Untuk kode Honorarium PNS digantikan apa ya yang bersifat Final? misal Honorarium Pengelola Keuangan. Terimakasih

Johannes Pangihutan 25 Januari 2024 | 14:07 WIB

Gambar data pembanding salah seharusnya PER 02 PJ 2024

ARTIKEL TERKAIT
Kamis, 26 Desember 2024 | 14:30 WIB KPP PRATAMA BENGKULU SATU

Mobil Rp200 Juta Disita KPP, Bakal Dilelang Kalau Utang Tak Dilunasi

Kamis, 26 Desember 2024 | 14:00 WIB KILAS BALIK 2024

Februari 2024: Wajib Pajak Bereaksi karena Potongan PPh 21 Lebih Besar

Kamis, 26 Desember 2024 | 13:30 WIB CORETAX SYSTEM

Jelang Coretax Diterapkan, PKP Bakal Perlu Bikin Sertel Baru

Kamis, 26 Desember 2024 | 13:00 WIB PROVINSI JAWA TIMUR

Opsen Berlaku 2025, Pemprov Turunkan Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan

BERITA PILIHAN
Kamis, 26 Desember 2024 | 14:30 WIB KPP PRATAMA BENGKULU SATU

Mobil Rp200 Juta Disita KPP, Bakal Dilelang Kalau Utang Tak Dilunasi

Kamis, 26 Desember 2024 | 14:00 WIB KILAS BALIK 2024

Februari 2024: Wajib Pajak Bereaksi karena Potongan PPh 21 Lebih Besar

Kamis, 26 Desember 2024 | 13:30 WIB CORETAX SYSTEM

Jelang Coretax Diterapkan, PKP Bakal Perlu Bikin Sertel Baru

Kamis, 26 Desember 2024 | 13:00 WIB PROVINSI JAWA TIMUR

Opsen Berlaku 2025, Pemprov Turunkan Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan

Kamis, 26 Desember 2024 | 12:30 WIB ADMINISTRASI PAJAK

PKP Risiko Rendah Diterbitkan SKPKB, Kena Sanksi Kenaikan atau Bunga?

Kamis, 26 Desember 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK DAERAH

9 Jenis Pajak Daerah Terbaru yang Ditetapkan Pemkot Sibolga

Kamis, 26 Desember 2024 | 10:30 WIB KILAS BALIK 2024

Januari 2024: Ketentuan Tarif Efektif PPh Pasal 21 Mulai Berlaku

Kamis, 26 Desember 2024 | 10:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Kredit Investasi Padat Karya Diluncurkan, Plafonnya Capai Rp10 Miliar

Kamis, 26 Desember 2024 | 09:30 WIB PENGAWASAN BEA CUKAI

Libur Natal dan Tahun Baru, Bea Cukai Perketat Pengawasan di Perairan

Kamis, 26 Desember 2024 | 09:00 WIB CORETAX SYSTEM

Fitur Coretax yang Tersedia selama Praimplementasi Terbatas, Apa Saja?