PERTUMBUHAN EKONOMI

Waspadai Dinamika Ekonomi Global terhadap Perdagangan RI, Ini Kata BKF

Dian Kurniati | Kamis, 16 Mei 2024 | 09:30 WIB
Waspadai Dinamika Ekonomi Global terhadap Perdagangan RI, Ini Kata BKF

Ilustrasi. Suasana bongkar muat peti kemas di kawasan Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (9/5/2024). ANTARA FOTO/Bayu Pratama S/YU

JAKARTA, DDTCNews - Badan Kebijakan Fiskal (BKF) memandang surplus neraca perdagangan dalam 48 bulan terakhir ini akan memberikan pondasi yang kuat untuk menjaga ketahanan ekonomi nasional.

Kepala BKF Febrio Kacaribu mengatakan surplus neraca perdagangan menjadi salah satu indikator positif di tengah ketidakpastian ekonomi global. Namun, pemerintah juga tetap mewaspadai berbagai perubahan pada ekonomi dunia.

"Kita tetap harus waspada terhadap perubahan kondisi global dan terus memperkuat dukungan kebijakan demi mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan," katanya, dikutip pada Kamis (16/5/2024).

Baca Juga:
Catat! Pengkreditan Pajak Masukan yang Ditagih dengan SKP Tak Berubah

Berdasarkan proyeksi IMF, lanjut Febrio, kinerja perdagangan Indonesia masih akan positif seiring dengan kinerja volume ekspor terus tumbuh di tengah pemulihan global yang berlangsung stabil walau lambat.

Selain itu, sambungnya, keadaan geopolitik yang belum stabil dan penurunan aktivitas ekonomi negara-negara mitra utama juga masih perlu diantisipasi.

Dia menilai berbagai dinamika perekonomian global tersebut akan berdampak terhadap kinerja perdagangan Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah akan terus memantau dampak perlambatan global terhadap ekspor nasional.

Baca Juga:
Kontribusi ke Negara, DJP: Langganan Platform Digital Kena PPN 12%

"Langkah antisipasi akan terus disiapkan melalui dorongan terhadap keberlanjutan hilirisasi SDA, peningkatan daya saing produk ekspor nasional, serta diversifikasi produk dan mitra dagang utama," ujarnya.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan pada April 2024 mengalami surplus senilai US$3,56 miliar. Dalam catatan BPS, nilai ekspor pada April 2024 mencapai US$19,62 miliar dan impor mencetak US$16,06 miliar.

Kinerja neraca perdagangan tersebut melanjutkan tren surplus yang terjadi sejak Mei 2020 atau 4 tahun berturut-turut. Secara akumulatif, surplus neraca perdagangan sudah mencapai US$157,21 miliar. (rig)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Rabu, 25 Desember 2024 | 13:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kontribusi ke Negara, DJP: Langganan Platform Digital Kena PPN 12%

Rabu, 25 Desember 2024 | 12:30 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Fitur MFA Sudah Diterapkan di Portal CEISA sejak 1 Desember 2024

Rabu, 25 Desember 2024 | 09:30 WIB THAILAND

Negara Tetangga Ini Bakal Bebaskan Hutan Mangrove dari Pajak

BERITA PILIHAN
Rabu, 25 Desember 2024 | 15:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Pemerintah akan Salurkan KUR Rp300 Triliun Tahun Depan

Rabu, 25 Desember 2024 | 13:30 WIB PSAK 201

Item-Item dalam Laporan Posisi Keuangan Berdasarkan PSAK 201

Rabu, 25 Desember 2024 | 13:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kontribusi ke Negara, DJP: Langganan Platform Digital Kena PPN 12%

Rabu, 25 Desember 2024 | 12:30 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Fitur MFA Sudah Diterapkan di Portal CEISA sejak 1 Desember 2024

Rabu, 25 Desember 2024 | 11:30 WIB PMK 94/2023

Pemerikaan Pajak oleh DJP terhadap Kontraktor Migas, Apa Saja?

Rabu, 25 Desember 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Dokumen yang Dilampirkan saat Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan

Rabu, 25 Desember 2024 | 09:37 WIB KURS PAJAK 25 DESEMBER 2024 - 31 DESEMBER 2024

Kurs Pajak Terbaru: Rupiah Melemah terhadap Mayoritas Mata Uang Mitra