INVESTASI

Undang Investor ke KIT Batang, Jokowi Sebut Penerimaan Pajak Akan Naik

Dian Kurniati | Kamis, 09 Juni 2022 | 13:15 WIB
Undang Investor ke KIT Batang, Jokowi Sebut Penerimaan Pajak Akan Naik

Presiden Joko Widodo.

JAKARTA, DDTCNews - Presiden Joko Widodo (Jokowi) optimistis investasi yang masuk ke Indonesia, termasuk melalui Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang di Jawa Tengah, akan mengerek kinerja penerimaan pajak.

Jokowi mengatakan terdapat sejumlah manfaat dari investasi. Selain mendorong aktivitas ekonomi, investasi juga meningkatkan penerimaan pajak, baik dari sisi pajak pertambahan nilai (PPN) maupun pajak penghasilan (PPh).

"Pendapatan negara juga akan tambah dari pajak. PPN, PPh, PPh karyawan, PPh perusahaan, nanti PNBP, semuanya itu [membuat] pendapatan negara akan naik," katanya, dikutip pada Kamis (9/6/2022).

Baca Juga:
Kontribusi ke Negara, DJP: Langganan Platform Digital Kena PPN 12%

Jokowi menuturkan pembangunan KIT Batang telah dimulai sejak 2 tahun lalu. Saat ini, lanjutnya, proses konstruksi pabrik-pabrik di sana juga berjalan dengan progres 8%.

KIT Batang menyediakan area seluas 450 hektare. Nanti, area tersebut akan dibangun pabrik kaca, pabrik pipa, pabrik baterai listrik, dan pabrik keramik. Pabrik yang dibangun akan tergolong industri raksasa sehingga akan banyak membuka lapangan pekerjaan.

Mengenai pabrik baterai, Jokowi menilai investasi itu memainkan peran penting dalam membangun ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Hal itu sejalan dengan keinginan pemerintah membangun ekosistem besar end to end, dari hulu sampai hilir untuk kendaraan listrik.

Baca Juga:
Fitur MFA Sudah Diterapkan di Portal CEISA sejak 1 Desember 2024

Secara keseluruhan, ekosistem tersebut dimulai dari penambangan nikel, pemprosesan di smelter, pembangunan industri katode dan prekursornya, pembuatan litium baterai, hingga perakitan mobil listrik. Ekosistem itu juga akan mencakup daur ulang baterai kendaraan listrik.

Selain itu, lanjut presiden, pembangunan pabrik di KIT Batang akan berdampak positif terhadap neraca perdagangan Indonesia lantaran hampir semua produknya berorientasi ekspor.

"Model-model bisnis seperti inilah yang ingin kita bangun. Tidak hanya di Jawa Tengah, tetapi juga nanti di Jawa Barat dan di provinsi-provinsi yang lain," ujarnya. (rig)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Rabu, 25 Desember 2024 | 13:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kontribusi ke Negara, DJP: Langganan Platform Digital Kena PPN 12%

Rabu, 25 Desember 2024 | 12:30 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Fitur MFA Sudah Diterapkan di Portal CEISA sejak 1 Desember 2024

Rabu, 25 Desember 2024 | 11:30 WIB PMK 94/2023

Pemerikaan Pajak oleh DJP terhadap Kontraktor Migas, Apa Saja?

BERITA PILIHAN
Rabu, 25 Desember 2024 | 13:30 WIB PSAK 201

Item-Item dalam Laporan Posisi Keuangan Berdasarkan PSAK 201

Rabu, 25 Desember 2024 | 13:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kontribusi ke Negara, DJP: Langganan Platform Digital Kena PPN 12%

Rabu, 25 Desember 2024 | 12:30 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Fitur MFA Sudah Diterapkan di Portal CEISA sejak 1 Desember 2024

Rabu, 25 Desember 2024 | 11:30 WIB PMK 94/2023

Pemerikaan Pajak oleh DJP terhadap Kontraktor Migas, Apa Saja?

Rabu, 25 Desember 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Dokumen yang Dilampirkan saat Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan

Rabu, 25 Desember 2024 | 09:37 WIB KURS PAJAK 25 DESEMBER 2024 - 31 DESEMBER 2024

Kurs Pajak Terbaru: Rupiah Melemah terhadap Mayoritas Mata Uang Mitra

Rabu, 25 Desember 2024 | 09:30 WIB THAILAND

Negara Tetangga Ini Bakal Bebaskan Hutan Mangrove dari Pajak

Rabu, 25 Desember 2024 | 09:00 WIB LAYANAN PAJAK

Kantor Pajak Telepon 141.370 WP Sepanjang 2023, Kamu Termasuk?