KOTA SEMARANG

Tiga Tahun Tidak Naik, NJOP Tanah atau Bangunan Bakal Disesuaikan

Redaksi DDTCNews | Jumat, 18 Februari 2022 | 15:30 WIB
Tiga Tahun Tidak Naik, NJOP Tanah atau Bangunan Bakal Disesuaikan

Ilustrasi.

SEMARANG, DDTCNews – Pemkot Semarang akan menaikkan nilai jual objek pajak (NJOP) tanah dan bangunan sehingga turut mengerek nilai pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan (PBB-P2) yang akan dibayar masyarakat.

Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengatakan kebijakan tersebut diambil karena pemkot tidak menaikkan NJOP dalam 3 tahun terakhir ini. Nanti, kenaikan NJOP akan memengaruhi beban PBB terutang masing-masing wajib pajak.

“Setelah hampir 3 tahun tidak menaikkan [tagihan] PBB maka kami barusan menyelesaikan keputusan bahwa [tagihan] PBB 2022 akan dinaikkan,” katanya seperti dilansir ayosemarang.com, Jumat (18/2/2022).

Baca Juga:
Presiden Trump Siapkan Tarif Bea Masuk untuk Impor dari Uni Eropa

Hendrar menjelaskan kenaikan tagihan PBB pada tahun ini bertujuan untuk meningkatkan penerimaan daerah. Meski demikian, pemkot juga meningkatkan batas nilai maksimal objek PBB berupa tanah dari Rp200 juta menjadi Rp250 juta.

Dia juga memberikan contoh kenaikan tagihan PBB yang bakal dialami wajib pajak. Salah satunya, tanah kosong di pinggir jalan protokol. Menurutnya, kenaikan beban PBB untuk tanah kosong itu bisa mencapai 20%.

“Contoh di Jalan Pahlawan, kantor Polda naik. Kanan itu ada dulu Namanya Siranda Hotel. Nah sekarang mangkrak. Itu masuk jalur protokol. Maka PBB yang bersangkutan akan tambah 20% dari beban PBB awal,” tuturnya.

Baca Juga:
Bertambah! Aspek Penelitian Restitusi Dipercepat WP Kriteria Tertentu

Tambahan informasi, Pemkot Semarang menargetkan penerimaan PBB pada tahun ini mencapai Rp575 miliar, naik dari tahun lalu senilai Rp450 miliar. Hingga Januari 2022, pemkot baru menerima setoran PBB sejumlah Rp5,8 miliar.

Tak hanya itu, pemkot juga mengadakan program pemberian insentif pajak berupa diskon pajak bumi bangunan (PBB) yang berlaku hingga Maret 2022. Potongan tarif yang diberikan antara 5% hingga 25%. (rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Senin, 03 Februari 2025 | 08:00 WIB AMERIKA SERIKAT

Presiden Trump Siapkan Tarif Bea Masuk untuk Impor dari Uni Eropa

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:30 WIB PMK 119/2024

Bertambah! Aspek Penelitian Restitusi Dipercepat WP Kriteria Tertentu

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:00 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Ajukan NPWP Non-Efektif, WP Perlu Cabut Status PKP Dahulu

BERITA PILIHAN
Senin, 03 Februari 2025 | 08:00 WIB AMERIKA SERIKAT

Presiden Trump Siapkan Tarif Bea Masuk untuk Impor dari Uni Eropa

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:30 WIB PMK 119/2024

Bertambah! Aspek Penelitian Restitusi Dipercepat WP Kriteria Tertentu

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:00 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Ajukan NPWP Non-Efektif, WP Perlu Cabut Status PKP Dahulu

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:30 WIB KEPALA BPPK ANDIN HADIYANTO

‘Tak Hanya Unggul Teknis, SDM Kemenkeu Juga Perlu Berintegritas’

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:30 WIB CORETAX SYSTEM

DJP Terbitkan Buku Manual Coretax terkait Modul Pembayaran

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:15 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Lima Hal yang Membuat Suket PP 55 Dicabut Kantor Pajak

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:00 WIB KOTA BANTUL

Banyak Penambang Tak Terdaftar, Setoran Pajak MBLB Hanya Rp20,9 Juta

Minggu, 02 Februari 2025 | 12:00 WIB CORETAX DJP

PIC Kini Bisa Delegasikan Role Akses Pemindahbukuan di Coretax DJP

Minggu, 02 Februari 2025 | 11:30 WIB KOTA MEDAN

Wah! Medan Bisa Kumpulkan Rp784,16 Miliar dari Opsen Pajak