KABUPATEN BENGKULU TENGAH

Tenaga Kerja Asing akan Dipungut Retribusi, Berapa?

Dian Kurniati | Selasa, 25 Februari 2020 | 20:02 WIB
Tenaga Kerja Asing akan Dipungut Retribusi, Berapa?

Tenaga kerja asing. (Iustrasi)

BENGKULU TENGAH, DDTCNews - Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Bengkulu Tengah, Bengkulu, berencana memungut retribusi dari tenaga kerja asing (TKA) yang bekerja di wilayahnya.

Kepala Disnakertrans Kabupaten Bengkulu Tengah Masdar Helmi mengatakan retribusi akan dipungut jika TKA ingin memperpanjang izin bekerjanya di Bengkulu Tengah. Ia menyebut saat ini tengah memfinalisasi peraturan bupati (Perbup) tentang retribusi TKA tersebut. Nominal retribusi juga masih dirahasiakan.

“Perbup tentang retribusi TKA saat ini sedang diperiksa oleh Bagian Hukum Setda Pemkab, sebelum akhirnya diverifikasi Biro Hukum Setda Provinsi. Setelah selesai, barulah retribusi TKA bisa dipungut,” katanya di Bengkulu Tengah, Senin (24/2/2020).

Baca Juga:
Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Masdar menargetkan beleid itu bisa disahkan April 2020, agar retribusi dapat dimulai bulan berikutnya. Ia memperkirakan retribusi TKA bisa mendatangkan penerimaan Rp450 juta pada tahun pertama pelaksanaannya, dan akan masuk sebagai pendapatan asli daerah (PAD).

Masdar menyebut setidaknya ada 93 TKA yang bekerja di Bengkulu Tengah. Mereka kebanyakan bekerja di sektor pertambangan. Meski telah sejak lama bekerja di Bengkulu Tengah, Masdar menilai para TKA tak memberikan kontribusi apapun kepada pemda.

Dengan demikian, pungutan retribusi tersebut akan menambah pendapatan yang bisa digunakan untuk pembangunan daerah. Selain menyiapkan Perbup, Pemda juga menyiapkan aplikasi sebagai metode pembayaran retribusi TKA.

Baca Juga:
Pemeriksa dan Juru Sita Pajak Perlu Punya Keterampilan Sosial, Kenapa?

Dilansir dari bengkuluekspress.com, Masdar ingin pembayaran retribusi itu dilakukan secara nontunai, dan terkoneksi dengan pemerintah pusat. Apalagi, Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun 2012 membolehkan daerah memungut retribusi perpajangan izin bekerja para TKA.

Adapun menurut Peraturan Presiden Nomor 20 Tahun 2018, pemberi kerja TKA wajib membayar dana kompensasi penggunaan TKA langsung kepada Direktorat Jenderal Imigrasi. Permohonan visa tinggal terbatas dan izin tinggal terbatas juga dikenai biaya sebagai penerimaan negara bukan pajak (BNPB). (Bsi)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 10:00 WIB KOTA PONTIANAK

Semarakkan HUT ke-253, Pemda Adakan Program Pemutihan Denda PBB-P2

Senin, 21 Oktober 2024 | 11:00 WIB KOTA BALIKPAPAN

Apresiasi Pembayar Pajak, Pemkot Beri Hadiah Sepeda Motor hingga Umrah

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:45 WIB KABINET MERAH PUTIH

Tak Lagi Dikoordinasikan oleh Menko Ekonomi, Kemenkeu Beri Penjelasan

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja