KP2KP PINRANG

Temui Calon PKP Pedagang Eceran, Fiskus Bahas Faktur Pajak Digunggung

Redaksi DDTCNews | Rabu, 19 Oktober 2022 | 14:30 WIB
Temui Calon PKP Pedagang Eceran, Fiskus Bahas Faktur Pajak Digunggung

Ilustrasi.

PINRANG, DDTCNews – Petugas dari Kantor Pelayanan, Penyuluhan, dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP) Pinrang memberikan edukasi perpajakan kepada calon pengusaha kena pajak (PKP) yang memiliki usaha sebagai pedagang eceran.

Petugas dari KP2KP Pinrang Dhika mengatakan edukasi yang diberikan tersebut di antaranya terkait dengan pembuatan faktur pajak digunggung atau faktur pajak yang tidak diisi dengan nama, identitas pembeli, dan tanda tangan penjual.

“PKP pedagang eceran memiliki perlakuan khusus. Setiap penjualan atau penyerahan oleh PKP ini tidak diwajibkan untuk menerbitkan faktur pajak keluaran seperti pada umumnya,” katanya dikutip dari laman DJP, Rabu (19/10/2022).

Baca Juga:
WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Dhika menjelaskan pedagang eceran yang berstatus PKP dapat menggunakan sistem faktur pajak digunggung. Alhasil, pencantuman identitas pembeli, alamat, NPWP dan tanda tangan pembeli tidak wajib dalam faktur pajak digunggung tersebut.

Menurutnya, faktur pajak digunggung tersebut memberikan kemudahan bagi pedagang eceran karena bukti penyerahan bisa dibuat dalam bentuk invoice atau nota pembelian. Ketentuan faktur pajak digunggung ini diatur dalam PMK 18/2021 dan PER-03/PJ/2022.

“Karena wajib pajak memiliki usaha retail yang frekuensi penjualannya sering dan dengan nominal kecil maka tidak diwajibkan untuk menerbitkan faktur pajak pada umumnya. Pedagang eceran yang berstatus PKP dapat menggunakan sistem faktur pajak digunggung,” tutur Dhika.

Baca Juga:
Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selain faktur pajak digunggung, Dhika juga memberikan penjelasan mengenai prosedur pengajuan pengukuhan PKP kepada wajib pajak.

Dia juga mengingatkan calon PKP untuk selalu memanfaatkan layanan konsultasi via Whatsapp jika wajib pajak memiliki pertanyaan, baik terkait dengan prosedur pengajuan pengukuhan PKP maupun konsultasi perpajakan lainnya. (rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:45 WIB KABINET MERAH PUTIH

Tak Lagi Dikoordinasikan oleh Menko Ekonomi, Kemenkeu Beri Penjelasan

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja