INGGRIS

Teknologi Blockchain Bisa Cegah Praktik Penipuan Pajak

Redaksi DDTCNews | Senin, 21 Desember 2020 | 14:45 WIB
Teknologi Blockchain Bisa Cegah Praktik Penipuan Pajak

Ilustrasi. (DDTCNews)

LONDON, DDTCNews – Belum tercapainya kesepakatan antara Uni Eropa dan Inggris dalam masa transisi Brexit diklaim akan meningkatkan potensi terjadinya penipuan pajak dalam perdagangan internasional.

Jesse Chenard, CEO Fintech MonetaGo mengatakan belum adanya kesepakatan di bidang ekonomi dan perdagangan internasional menjadi ancaman serius bagi Inggris. Menurutnya, potensi terjadinya penipuan dalam area tersebut, termasuk penerimaan pajak makin terbuka lebar.

"Pemerintah mengatakan dengan atau tidak ada kesepakatan, pebisnis harus mempersiapkan dokumen baru seperti deklarasi kepabeanan dan cukai. Ini justru akan menimbulkan gangguan jangka pendek pada lalu lintas perdagangan," katanya, dikutip Senin (21/12/2020).

Baca Juga:
Fokusnya ke Restitusi, Pemeriksaan Tak Optimal Lacak Pengelakan Pajak

Chenard meyakini hubungan ekonomi antara Inggris dan Eropa akan tetap berjalan. Meski begitu, ia mengimbau otoritas Negeri Ratu Elizabeth untuk segera mungkin memberikan kejelasan tentang masa depan perdagangan antara Inggris dan Uni Eropa.

Saat ini, lanjutnya, Inggris menghadapi tiga tantangan dalam pengelolaan perdagangan dengan Uni Eropa. Ketiga tantangan tersebut adalah meningkatnya ketidakpastian regulasi, kekacauan kegiatan ekspor-impor, dan proses administrasi yang lebih lama.

Menurutnya, ketiga tantangan itu merupakan kombinasi yang sempurna untuk melakukan penipuan dalam perdagangan internasional dan pajak. Untuk itu, ia juga berharap teknologi blockchain dapat digunakan pemerintah sebagai solusi perdagangan lintas batas dengan Uni Eropa.

Baca Juga:
Survei World Bank Catat 1 dari 4 Perusahaan Indonesia Mengelak Pajak

"Dengan blockchain, sejumlah dokumen berjalan secara otomasi dan dapat diverifikasi. Data yang masuk dalam sistem blockchain tidak dapat diubah dapat memberikan transparansi secara penuh," tutur Chenard seperti dilansir thefintechtimes.com.

Dia mencontohkan aplikasi blockchain dapat memberikan manfaat untuk memerangi faktur pajak fiktif dalam kegiatan ekspor-impor. Menurutnya, implementasi PPN rentan dijadikan alat penipuan karena mekanisme pelaporan pajaknya dilakukan secara self assessment.

Belum lagi, risiko bertambah tinggi karena penegakan regulasi yang berbeda-beda di antara negara anggota Uni Eropa. Untuk itu, perlu teknologi yang tepat guna mengurangi risiko yang mengarah kepada penipuan dan berpotensi menimbulkan lebih banyak masalah," ujarnya. (rig)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
BERITA PILIHAN
Sabtu, 28 Desember 2024 | 07:30 WIB TIPS PAJAK

Cara Login Aplikasi Coretax DJP

Jumat, 27 Desember 2024 | 19:00 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

NIB Pelaku Usaha Bisa Berlaku Jadi ‘Kunci’ Akses Kepabeanan, Apa Itu?

Jumat, 27 Desember 2024 | 17:30 WIB KANWIL DJP JAKARTA SELATAN I

Tak Setor PPN Rp679 Juta, Direktur Perusahaan Dijemput Paksa

Jumat, 27 Desember 2024 | 17:00 WIB KILAS BALIK 2024

April 2024: WP Terpilih Ikut Uji Coba Coretax, Bonus Pegawai Kena TER

Jumat, 27 Desember 2024 | 16:45 WIB KEBIJAKAN MONETER

2025, BI Beli SBN di Pasar Sekunder dan Debt Switch dengan Pemerintah

Jumat, 27 Desember 2024 | 16:30 WIB KABUPATEN KUDUS

Ditopang Pajak Penerangan Jalan dan PBB-P2, Pajak Daerah Tembus Target

Jumat, 27 Desember 2024 | 16:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Harga Tiket Turun, Jumlah Penumpang Pesawat Naik 2,6 Persen

Jumat, 27 Desember 2024 | 15:30 WIB LAPORAN TAHUNAN DJP 2023

Rata-Rata Waktu Penyelesaian Pengaduan Perpajakan di DJP Capai 9 Hari

Jumat, 27 Desember 2024 | 15:15 WIB KONSULTASI PAJAK

Pedagang Gunakan QRIS untuk Pembayaran, Konsumen Bayar PPN 12 Persen?