ARAB SAUDI

Tarif PPN Dinaikkan Jadi 15% per Juli 2020, IMF: Tidak Bijak

Muhamad Wildan | Jumat, 17 Juli 2020 | 11:01 WIB
Tarif PPN Dinaikkan Jadi 15% per Juli 2020, IMF: Tidak Bijak

Ilustrasi. Pemandangan pasar mobil saat sejumlah orang berkumpul untuk membeli kendaraan sebelum kenaikan PPN menjadi 15% di Riyadh, Arab Saudi, Sabtu (27/6/2020). Gambar diambil 27 Juni 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Mohammed bin Mansour/AWW/djo

DUBAI, DDTCNews – International Monetary Fund (IMF) menyebut penaikan tarif pajak pertambahan nilai (PPN) Arab Saudi, dari 5% ke 15%, sebagai langkah yang tidak tepat. Kenaikan per 1 Juli 2020 ini disebut-sebut akan menimbulkan lonjakan inflasi serta menghambat pemulihan ekonomi.

Direktur Departemen Timur Tengah dan Asia Tengah IMF Jihad Azour mengatakan IMF sesungguhnya pernah merekomendasikan kepada Arab Saudi untuk meningkatkan tarif PPN dari 5% menjadi 10% pada 2019 lalu. Namun, usulan ini tidak diikuti oleh pemerintah Arab Saudi kala itu.

“Tidak bijak bila di situasi saat ini pemerintah meningkatkan tarif PPN. Apalagi sekarang tingkat konsumsi berada pada level yang rendah. Peningkatan tarif PPN ini bersifat regresif dan menambah beban ekonomi," ujar Azour, dikutip Jumat (17/7/2020).

Baca Juga:
Ada Fasilitas KITE, Menko Airlangga Ingin Daya Saing UMKM Meningkat

Seperti diketahui, kenaikan tarif PPN di Arab Saudi ini dilatarbelakangi oleh anjloknya harga minyak bumi yang selama ini menjadi penopang utama penerimaan negara Arab Saudi. Peningkatan tarif PPN sendiri bertujuan untuk menutup kekurangan penerimaan tersebut.

“Secara prinsip, kami merekomendasikan kepada negara-negara eksportir minyak bumi ataupun komoditas-komoditas SDA lainnya untuk menyeimbangkan upaya stabilisasi ekonomi dan konsolidasi keuangan publik," ujar Jihad.

Ke depan, dia merekomendasikan Pemerintah Arab Saudi dan negara-negara Timur Tengah untuk memperbaiki sistem perpajakan di negara masing-masing. Menurutnya, sistem perpajakan di Timur Tengah harus lebih progresif dan lebih efisien dari yang ada sekarang.

Baca Juga:
Kurs Pajak Terbaru: Rupiah Lanjutkan Rally Pelemahan terhadap Dolar AS

“Ketimbang mengambil jalan pintas dengan cara meningkatkan PPN atau mengeluarkan belanja negara secara tidak efisien, akan lebih baik bila negara Timur Tengah mulai membangun sistem perpajakan yang adil. Transparansi belanja negara juga perlu ditingkatkan,” imbuhnya.

Sebagai informasi, IMF memproyeksi perekonomian Arab Saudi akan mengalami kontraksi sebesar 6,8% (yoy) pada tahun ini. Hal ini terutama dilatarbelakangi oleh menurunnya aktivitas bisnis serta anjloknya harga minyak bumi yang turut menekan kinerja penerimaan negara. (kaw)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Kamis, 30 Januari 2025 | 15:00 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Ada Fasilitas KITE, Menko Airlangga Ingin Daya Saing UMKM Meningkat

Rabu, 29 Januari 2025 | 09:30 WIB KURS PAJAK 29 JANUARI 2025 - 04 FEBRUARI 2025

Kurs Pajak Terbaru: Rupiah Lanjutkan Rally Pelemahan terhadap Dolar AS

Rabu, 29 Januari 2025 | 09:30 WIB KINERJA BUMN

Pertamina Hulu Rokan Setor Penerimaan Negara hingga Rp115 Triliun

Selasa, 28 Januari 2025 | 08:30 WIB KEBIJAKAN MONETER

BI Buka Ruang untuk Kembali Turunkan Suku Bunga

BERITA PILIHAN
Jumat, 31 Januari 2025 | 19:30 WIB KONSULTASI PAJAK    

DJP Bisa Tentukan Nilai Harta Berwujud, Ini yang Perlu Diperhatikan

Jumat, 31 Januari 2025 | 19:00 WIB PMK 136/2024

Pajak Minimum Global Bagi WP CbCR Bisa Dinolkan, Begini Kriterianya

Jumat, 31 Januari 2025 | 17:15 WIB DDTC ACADEMY - INTENSIVE COURSE

Wah, Transaksi Intragrup Naik! Perlu Paham Transfer Pricing

Jumat, 31 Januari 2025 | 16:11 WIB CORETAX SYSTEM

Bermunculan Surat Teguran yang Tak Sesuai di Coretax? Jangan Khawatir!

Jumat, 31 Januari 2025 | 15:47 WIB PEREKONOMIAN INDONESIA

Banyak Tantangan, Insentif Fiskal Jadi Andalan untuk Jaga Pertumbuhan

Jumat, 31 Januari 2025 | 15:31 WIB KEBIJAKAN PAJAK

WP Tax Holiday Terdampak Pajak Minimum Global, PPh Badan Turun Lagi?

Jumat, 31 Januari 2025 | 15:11 WIB KEBIJAKAN INVESTASI

Supertax Deduction Kurang Laku, Ternyata Banyak Investor Tak Tahu

Jumat, 31 Januari 2025 | 14:30 WIB PROVINSI JAWA BARAT

Demi Kejar Pajak, Dinas ESDM Petakan Ulang Sumur Air Tanah di Daerah

Jumat, 31 Januari 2025 | 13:45 WIB PAJAK MINIMUM GLOBAL

Ada Pajak Minimum Global, RI Cari Cara Biar Insentif KEK Tetap Menarik

Jumat, 31 Januari 2025 | 13:25 WIB TAX CENTER UNIVERSITAS ADVENT SURYA NUSANTARA

Gratis untuk Umum! Sosialisasi Soal Coretax, PPN 12%, dan SAK EMKM-EP