APBN 2024

Surplus Neraca Dagang Berlanjut, BKF Singgung soal Resiliensi Ekonomi

Dian Kurniati | Jumat, 16 Agustus 2024 | 09:00 WIB
Surplus Neraca Dagang Berlanjut, BKF Singgung soal Resiliensi Ekonomi

Ilustrasi. Sebuah kapal nelayan melintas di dekat aktivitas bongkar muat peti kemas ekspor dan impor di pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, Jawa Tengah, Senin (12/8/2024). ANTARA FOTO/Makna Zaezar/YU

JAKARTA, DDTCNews - Badan Kebijakan Fiskal (BKF) memandang surplus neraca perdagangan merupakan salah satu bentuk ketahanan ekonomi.

Kepala BKF Febrio Kacaribu mengatakan neraca perdagangan Indonesia tetap mencatatkan nilai surplus di tengah berbagai tantangan global dan fluktuasi harga komoditas. Dia pun berharap ekspor dan impor yang menguat terus berlanjut.

"Peningkatan ekspor dan dominasi impor barang modal dapat menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi," katanya, dikutip pada Jumat (16/8/2024).

Baca Juga:
DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Febrio menuturkan surplus neraca perdagangan Indonesia pada Juli 2024 mencapai US$0,47 miliar, ditopang sektor nonmigas sejumlah US$2,60 miliar. Surplus ini juga menambah panjang tren surplus neraca perdagangan selama 51 bulan berturut-turut. Secara kumulatif, neraca perdagangan Januari - Juli 2024 senilai US$15.92 miliar.

Sementara itu, nilai ekspor Juli 2024 tercatat US$22,21 miliar, tumbuh 6,46% didorong peningkatan ekspor sebagian besar komoditas nonmigas antara lain, logam mulia dan perhiasan, bijih logam, terak dan abu, serta nikel dan barang daripadanya.

Pada sektor migas, peningkatan harga komoditas energi berpengaruh pada peningkatan nilai ekspor migas sebesar 15,99%. China pun masih menjadi negara tujuan utama ekspor Indonesia dengan nilai kontribusi mencapai 23,19%. Secara kumulatif, nilai ekspor pada Januari - Juli 2024 senilai US$147,3 miliar.

Baca Juga:
Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja

Lebih lanjut, nilai impor pada Juli 2024 mencapai US$21,74 miliar, tumbuh 11,07% didorong oleh peningkatan impor pada sektor migas maupun nonmigas.

Pada sektor nonmigas, peningkatan impor terutama terlihat pada komoditas mesin/peralatan mekanis dan bagiannya serta mesin/perlengkapan elektrik dan bagiannya, yang tumbuh masing-masing sebesar 8,66% dan 2,13%.

Berdasarkan golongan penggunaan barang, impor bahan baku penolong dan barang modal meningkat di tengah moderasi impor barang konsumsi.

Baca Juga:
Anggota DPR Ini Minta Prabowo Kaji Ulang Kenaikan PPN Jadi 12 Persen

Peningkatan impor bahan baku penolong dan barang modal mengindikasikan aktivitas industri yang relatif membaik dan diharapkan mampu mendorong produktivitas serta menopang pertumbuhan ekonomi domestik. Secara kumulatif, impor selama Januari - Juli 2024 mencapai US$131.38 miliar.

Febrio menyatakan pemerintah akan terus mencermati kondisi perekonomian global serta menyiapkan langkah-langkah antisipasi.

"Transformasi akan terus dilanjutkan melalui dorongan terhadap keberlanjutan hilirisasi sumber daya alam, peningkatan daya saing produk tujuan ekspor, serta diversifikasi mitra dagang utama," ujarnya. (rig)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja

Selasa, 22 Oktober 2024 | 11:45 WIB PERPRES 139/2024

Kemenkeu Era Prabowo Tak Lagi Masuk di Bawah Koordinasi Menko Ekonomi

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:45 WIB KABINET MERAH PUTIH

Tak Lagi Dikoordinasikan oleh Menko Ekonomi, Kemenkeu Beri Penjelasan

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja