Ilustrasi.
JAKARTA, DDTCNews - Pemerintah telah menerbitkan PMK 145/2022 dan PMK 149/2022 untuk mengubah ketentuan mengenai pemberian fasilitas KITE Pengembalian dan KITE Pembebasan.
Kedua ketentuan tersebut sama-sama menambahkan kriteria perusahaan penerima fasilitas, yakni kewajiban untuk memiliki closed circuit television (CCTV) yang dapat diakses secara langsung dan online oleh Ditjen Bea dan Cukai (DJBC). Tidak hanya perusahaan yang baru mengajukan, kewajiban memiliki CCTV juga berlaku untuk perusahaan yang memegang fasilitas sebelum PMK 145/2022 dan PMK 149/2022 berlaku.
"Dengan berlakunya peraturan dirjen ini, terhadap perusahaan KITE Pengembalian yang telah diterbitkan keputusan menteri ... berdasarkan Perdirjen PER-3/BC/2019 ..., kepala kanwil atau kepala KPU yang menerbitkan keputusan menteri ... memantau dan memberikan asistensi atas kewajiban perusahaan untuk mendayagunakan CCTV," bunyi Pasal 43 PER-9/BC/2022, dikutip Jumat (18/11/2022).
Ketentuan serupa juga terdapat pada PER-8-BC/2022 yang merupakan aturan teknis pemberian fasilitas KITE Pembebasan.
Selain memantau dan memberikan asistensi, kepala kanwil atau kepala KPU yang menerbitkan keputusan menteri tentang fasilitas KITE Pengembalian dan KITE Pembebasan juga ditugaskan memberikan pemberitahuan dan teguran terhadap perusahaan yang belum mendayagunakan CCTV. Pemberitahuan dan teguran tersebut disampaikan setiap awal bulan sampai dengan 6 bulan sejak peraturan perdirjen berlaku.
Fasilitas KITE KITE Pengembalian dan KITE Pembebasan selama ini diberikan berdasarkan PMK 161/2018 dan PMK 160/2018. Mulai 1 November 2022, pemberian kedua fasilitas tersebut diatur berdasarkan PMK 145/2022 dan PMK 149/2022.
Pada ketentuan yang baru, terdapat penambahan persyaratan dan kriteria bagi perusahaan yang memperoleh fasilitas KITE Pengembalian dan KITE Pembebasan. Persyaratan baru yang harus dipenuhi yakni perusahaan berstatus pengusaha kena pajak (PKP).
Sementara untuk kriteria, perusahaan fasilitas KITE Pengembalian dan KITE Pembebasan harus memiliki CCTV yang dapat diakses secara langsung dan online oleh DJBC untuk pengawasan pemasukan, penyimpanan, dan pengeluaran barang dan bahan serta hasil produksi.
Direktur Komunikasi dan Bimbingan Pengguna Jasa DJBC Nirwala Dwi Heryanto sempat menyebut kewajiban memasang CCTV sudah menjadi hal yang lazim untuk mempermudah DJBC melakukan pengawasan terhadap penerima fasilitas. Di sisi lain, para pelaku usaha kebanyakan sudah memasang CCTV sebagai salah satu cara mengamankan tempat usahanya.
Pasalnya, pada perusahaan penerima fasilitas KITE Pengembalian dan KITE Pembebasan banyak mengimpor barang atau bahan baku untuk diolah sehingga keberadaan CCTV menjadi makin penting untuk pengamanannya. (sap)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.