KEBIJAKAN EKONOMI

Sri Mulyani: Transisi Politik Tak Boleh Hambat Pertumbuhan Ekonomi

Dian Kurniati | Senin, 09 September 2024 | 09:30 WIB
Sri Mulyani: Transisi Politik Tak Boleh Hambat Pertumbuhan Ekonomi

Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan paparan saat menjadi pembicara utama pada acara Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Jumat (6/9/2024). ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha/foc.

JAKARTA, DDTCNews - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan proses transisi politik tidak boleh mengganggu pertumbuhan ekonomi nasional.

Sri Mulyani mengatakan transisi politik menjadi suatu siklus yang dialami oleh banyak negara di dunia. Menurutnya, pemerintah akan menjaga ekonomi tetap tumbuh di tengah transisi pemerintahan.

"Di seluruh penjuru dunia, transisi politik sedang dan akan terjadi. Termasuk di Indonesia, hal ini tidak boleh sampai menghambat pertumbuhan perekonomian," katanya melalui Instagram @smindrawati, dikutip pada Senin (9/9/2024).

Baca Juga:
Sri Mulyani Targetkan Aturan Insentif Fiskal 2025 Rampung Bulan Ini

Komitmen menjaga pertumbuhan ekonomi di tengah transisi politik tersebut Sri Mulyani sampaikan saat bertemu CEO Standard Chartered Bill Winters dalam Indonesia Sustainability Forum (ISF).

Dia menyebut Indonesia telah memiliki beberapa agenda ekonomi yang akan terus berlanjut meski terjadi transisi pemerintahan. Misal, transisi menuju energi yang ramah lingkungan.

Menurutnya, salah satu aspek yang mempercepat transisi energi yakni dukungan kerangka hukum. Dari Bill Winters, juga diketahui negara-negara di kawasan Asia relatif cepat dalam mengadopsi dan mengimplementasikan transisi energi.

Baca Juga:
Sri Mulyani: Pajak Minimum Global Bikin Iklim Investasi Lebih Sehat

"Selama 15 tahun belakangan, tidak pernah muncul permasalahan yang berarti," ujarnya.

Saat ini, pemerintah bersama DPR tengah menyusun RAPBN 2025 untuk disahkan menjadi undang-undang. Dalam pembahasan sejauh ini, RAPBN 2025 dirancang dengan defisit senilai Rp616,19 triliun atau 2,53% terhadap produk domestik bruto (PDB).

APBN 2025 akan dilaksanakan oleh presiden dan wakil presiden terpilih Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. Pada APBN 2025 juga termuat program Quick Win Prabowo-Gibran antara lain program makan bergizi gratis, peningkatan kelas rumah sakit, renovasi sekolah, dan cetak sawah. (sap)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Jumat, 24 Januari 2025 | 19:15 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Sri Mulyani Targetkan Aturan Insentif Fiskal 2025 Rampung Bulan Ini

Jumat, 24 Januari 2025 | 17:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Sri Mulyani: Pajak Minimum Global Bikin Iklim Investasi Lebih Sehat

Jumat, 24 Januari 2025 | 09:30 WIB CORETAX SYSTEM

Coretax System Terus Disempurnakan, Sri Mulyani Minta Dukungan WP

Selasa, 21 Januari 2025 | 09:33 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Makan Bergizi Gratis Belum Maksimal, Prabowo Minta Maaf

BERITA PILIHAN
Jumat, 24 Januari 2025 | 19:15 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Sri Mulyani Targetkan Aturan Insentif Fiskal 2025 Rampung Bulan Ini

Jumat, 24 Januari 2025 | 19:00 WIB PMK 136/2024

Beban Pajak Minimum Global Bisa Ditekan dengan SBIE, Apa Itu?

Jumat, 24 Januari 2025 | 18:30 WIB RESUME PUTUSAN PENINJAUAN KEMBALI

Sengketa Pajak atas Biaya Overhead dari Luar Negeri

Jumat, 24 Januari 2025 | 18:10 WIB DDTC ACADEMY - INTENSIVE COURSE

Dibuka! Batch Terbaru Pelatihan Intensif Transfer Pricing DDTC Academy

Jumat, 24 Januari 2025 | 18:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Masyarakat Nonpeserta BPJS Bisa Ikut Pemeriksaan Kesehatan Gratis

Jumat, 24 Januari 2025 | 17:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Sri Mulyani: Pajak Minimum Global Bikin Iklim Investasi Lebih Sehat

Jumat, 24 Januari 2025 | 15:30 WIB PROFIL PERPAJAKAN KONGO

Seputar Aturan Perpajakan Kongo, PPN-nya Pakai Skema Multi-Tarif

Jumat, 24 Januari 2025 | 14:30 WIB AMERIKA SERIKAT

Hadiri Acara WEF, Trump Tawarkan Tarif Pajak 15 Persen untuk Investor