FILIPINA

Resesi Berlanjut, Ekonomi Filipina Kuartal III Minus 11,5%

Dian Kurniati | Selasa, 10 November 2020 | 16:28 WIB
Resesi Berlanjut, Ekonomi Filipina Kuartal III Minus 11,5%

Ilustrasi. (DDTCNews)

MANILA, DDTCNews – Pemerintah Filipina mengumumkan pertumbuhan ekonomi terkontraksi sebesar -11,5% pada kuartal III/2020, sekaligus melanjutkan tren kontraksi ekonomi sejak kuartal I/2020.

Penjabat Sekretaris Perencanaan Sosial Ekonomi Karl Chua mengatakan kontraksi pertumbuhan ekonomi pada kuartal III/2020 tak sedalam kuartal sebelumnya yang mencapai minus 16,5%, yang sekaligus menempatkan Filipina pada jurang resesi.

"Kontraksi PDB ini lebih kecil, hanya -11,5% pada kuartal III, menunjukkan bahwa ekonomi sedang membaik. Jalannya lebih jelas untuk pemulihan yang kuat pada tahun depan," katanya, Selasa (10/11/2020).

Baca Juga:
Negara Tetangga Ini Bakal Bebaskan Hutan Mangrove dari Pajak

Chua menuturkan pandemi virus Corona tau Covid-19 telah menyebabkan perekonomian Filipina jauh berbeda ketimbang tahun-tahun sebelumnya. Pada kuartal III/2019, ekonomi Filipina tercatat mampu tumbuh positif 6,3%.

Tekanan terdalam terjadi pada kuartal II/2020. Dengan pertumbuhan minus 16,5%, menjadi catatan ekonomi terburuk selama hampir 30 tahun. Meski begitu, pemulihan ekonomi sudah mulai terlihat meski belum signifikan.

Kontraksi ekonomi berasal dari sisi penawaran maupun permintaan. Konsumsi pemerintah yang juga berfungsi sebagai stimulus ekonomi hanya tumbuh 5,8% pada kuartal III/2020, lebih lambat dari kuartal sebelumnya yang sempat tumbuh 21,8%.

Baca Juga:
Otoritas Ini Usulkan Perubahan Aturan Pencegahan WP ke Luar Negeri

Berdasarkan sektor usaha, jasa konstruksi mengalami kontraksi hingga -37,1%, lebih dalam dibandingkan kuartal sebelumnya yang -36,5%. Sementara sektor industri dan jasa, terkontraksi 17,2% secara tahunan.

Hanya sektor usaha pertanian yang menjadi pendorong tunggal pertumbuhan ekonomi Filipina dengan pertumbuhan 1,2%. Meski begitu, ekonomi Filipina diyakini akan membaik pada kuartal akhir 2020, seiring dengan penurunan kasus Covid-19.

“Pemerintah juga saat ini telah mengizinkan perusahaan untuk beroperasi 75% hingga 100% dari kapasitas untuk mendorong produksi, asalkan dapat memenuhi protokol kesehatan,” sebut Chua seperti dilansir philstar.com.

Selain itu, optimisme juga muncul karena pengujian efektivitas vaksin Covid-19 yaitu Pfizer sudah mencapai 90%. (rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
BERITA PILIHAN
Rabu, 25 Desember 2024 | 15:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Pemerintah akan Salurkan KUR Rp300 Triliun Tahun Depan

Rabu, 25 Desember 2024 | 13:30 WIB PSAK 201

Item-Item dalam Laporan Posisi Keuangan Berdasarkan PSAK 201

Rabu, 25 Desember 2024 | 13:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kontribusi ke Negara, DJP: Langganan Platform Digital Kena PPN 12%

Rabu, 25 Desember 2024 | 12:30 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Fitur MFA Sudah Diterapkan di Portal CEISA sejak 1 Desember 2024

Rabu, 25 Desember 2024 | 11:30 WIB PMK 94/2023

Pemerikaan Pajak oleh DJP terhadap Kontraktor Migas, Apa Saja?

Rabu, 25 Desember 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Dokumen yang Dilampirkan saat Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan

Rabu, 25 Desember 2024 | 09:37 WIB KURS PAJAK 25 DESEMBER 2024 - 31 DESEMBER 2024

Kurs Pajak Terbaru: Rupiah Melemah terhadap Mayoritas Mata Uang Mitra